22. Hari Pertama

427 35 1
                                    


Bruk...

Terdengar pukulan keras di atas meja yang membuat penghuninya menjadi terpelonjak kaget. Siapa lagi kalau bukan Sinta, pelaku yang membuat gebrakan di meja Tias.

Tias hanya menatap Sinta malas, dia tau pasti sahabatnya ini ingin mengajak ke kantin.

"Udah jadian kok diem diem bae neng." Ujar Sinta memulai pembicaraan.

"Gk usah sok bego gitu lo, di kata gue gk tau apa. Semua yang di rencanakan sama Ali baba, itu gue yang bantu." Timpal Sinta dengan bangganya.

Tias berdiri lalu menatap sinis ke arah Sinta. "Terus gue harus apa?"

Sinta memain mainkan jarinya, lalu menggit salah satu kukunya dan meludahkan ke arah Tias. "Cilok mang Bama untuk satu kelas gk buat lo miskin kan ya?"

Huk....Huk...

Tias terkejut mendengar perkataan Sinta. "Gila lo, di kata ayah gue punya pohon duit apa." Cetusnya mulai geram.

Tias pun keluar meninggalkan Sinta di kelasnya.

Sinta tersenyum picik, tampaknya gadis itu punya ide yang menggila. Dengan cepat Sinta bangkit dari duduknya dan langsung berjalan ke depan kelas.

"Perhatian perhatian, hari ini makanan di kantin semuanya gratis, karena teman kalian yang bernama Tias dan Ali baru jadian, jadi kalian bebas untuk hari ini mau ngambil apa aja." Sinta berkoar koar di kelas. Pernyataannya itu lantas membuat seluruh penghuni di kelas bersorak gembira.

***

Tias mengambil duduk di tempat biasa dirinya bersama Sinta. Ia memesan satu mangkuk bakso dan langsung menyantapnya.

Tiba tiba seorang pria duduk di hadapannya. Siapa lagi kalau bukan Ali, pria itu terus saja menatap ke arah Tias tanpa jeda.

"Apa?" Tanya Tias masih sibuk dengan mangkok bakso di depannya.

"Gpp, cuma mau liatin pacar sendiri, emang gk boleh?"

Huk....Huk....

Lagi lagi Tias tersedak, di hari ini sudah dua orang yang membuatnya tersedak begitu.

"Ini ini minum." Ali sibuk menyuruh Tias minum, padahal di sekitanya tak ada tersedia satu pun air minum.

"Mana minumnya?"

Ali memberikan cengir kuda, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe gk ada yah, gue kira udah beli minum. Yaudah gue beliin dulu, lu mau apa?"

"Oh ok air mineral aja, uang gue udah habis buat beliin bunga lu tadi." potong Ali cepat sebelum Tias menjawab.

Tias mencoba sabar dengan pria itu. Ia mulai berusaha untuk membiasakan diri dengan kehadiran orang baru seperti Ali di hidupnya.

Tak butuh waktu lama pria itu kembali membawa satu botol air mineral dan sebungkus kacang atom.

Tias buru-buru mengambil air mineral di tangan Ali. Ia meminumnya dengan cepat.

"Eh jangan di habisin air nya mbak, gue juga mau, itu satu botol buat dua orang bukan buat lu sendiri." omel Ali.

Tias menjeda sejenak aktivitas meminumnya. "Tinggal beli lagi apa susahnya sih." 

"Enak aja ini gue yang beli, eh kenapa jadi elu yang habisin." tukas Ali menyambar botol minum yang hendak di minum lagi oleh Tias.

"Dasar PELIT!" Cerca Tias dengan penuh penekanan.

Ali tidak menggubris gadis itu, kini ia malah sibuk membuka bungkus kacang yang tadi di belinya.

"Susah banget dah bukanya." Gerutu Ali mulai kesal.

My Trip My Future ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang