25. Malam Kegelapan

416 34 9
                                    


Pria itu sudah datang ke rumah Tias sejak 30 menit yang lalu, kali ini ia memilih untuk membawa mobilnya. Ali sengaja menjemput gadis ini lebih awal dari janji mereka. Dengan sabar ia menunggu di ruang tengah.

Tak lama bunyi gesekan antara sepatu dengan lantai berhasil membuat ia tersadar dari lamunan. Ali sontak melihat ke arah sumber suara, memperhatikan dengan lekat orang itu dari ujung kaki hingga kepala.

Ali di buat takjub oleh penampilan Tias, dengan dress merah sepanjang lutut dan sedikit polesan make up di wajah berhasil membuat gadis ini berbeda sertus persen dari biasanya, bahkan terlihat sangat cantik.

Ali di buat takjub oleh penampilan Tias, dengan dress merah sepanjang lutut dan sedikit polesan make up di wajah berhasil membuat gadis ini berbeda sertus persen dari biasanya, bahkan terlihat sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tias berdiri kaku di ujung anak tangga terakhir, ia merasa tidak nyaman dengan tinggi heels yang di gunakan. "Ribet pakai beginian."  Gumamnya tak nyaman dengan semua yang ia kenakan sekarang

"Ali." Panggil Tias bermaksud ingin meminta ijin untuk mengganti pakaiannya.

Namun tak ada jawaban dari Ali yang masih terhipnotis dengan kecantikan gadis itu.

Karena tak mendapat jawaban dari pria itu, Tias pun memutuskan untuk mendekati Ali.

Baru ingin menurunkan kaki nya di anak tangga yang terakhir Tias pun terpeleset.

"Aaa." Jeritan Tias menggema di seluruh penjuru ruangan.

Suara darinya itu pun berhasil membuat tubuh Ali berlari dan refleks menangkap badan Tias yang sedikit lagi jatuh ke lantai.

Ali berhasil menangkap tubuh Tias, detik berikutnya mereka sama sama terjatuh ke lantai dalam posisi berpelukkan. Keduanya terdiam, dan saling memberikan tatapan yang dapat menembus hingga ke jantung.

Tiba tiba pria itu tersenyum, dan kembali bertingkah jail. "Haah." Ia menghelakan napas di dekat wajah Tias.

Gadis itu sontak bangun dan langsung memukuli Ali yang ikut berdiri mengikutinya.

"Jorok." Cibir Tias sambil merapikan kembali bajunya yang sedikit berantakan.

Ali tertawa penuh arti, kemudian ia memangkukan kedua tangannya di atas dada. "Coba cek jantung lu dulu, kayanya udah mau copot tuh tadi."

Tias merasa terciduk oleh pria itu, bagaimana bisa ia mendengar degupan jantungnya tadi. Apakah sekuat itu kah detakan jantungnya sehingga pria itupun dapat mendengar dengaj jelas?

Pipi Tias bersemu merah merasa malu, kemudian ia menutup kepalanya dengan tas selempang yang ada di lengannya.

Pria itu semakin tertawa lucu melihat Tias menjadi salah tingkah sendiri. "Udah kaya pelaku prostitusi online yang barusan terciduk lu." Ucap Ali menyinggung Tias yang berusaha menutupi rasa malunya.

"Udah siap tuan putri?" lanjutnya ketika tak mendapat balasan dari gadis itu.

"Gu-gue gk jadi ikut yah?" Tuturnya cukup kalut.

My Trip My Future ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang