Mobil yang dikendarai oleh mang sapri pun membelah jalanan. Sementara kedua penumpang didalamnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing.Setelah perjalanan lumayan jauh sampailah mereka berdua disebuah mall.
"Yas gue ke tempat biasa dulu yah, lu puas puasin dah cari pena yang cucok untuk gambaran lu." Kata Sinta, terus berlalu begitu saja meninggalkan Tias.
Sebenarnya yang butuh saat ini Sinta, karena sedang ada novel terbitan baru yang sudah ia tunggu tunggu.
Jadi Sinta meminta Tias untuk menemani dirinya, eh tapi malah Tiaslah yang ditinggal.
"Anjir masaan gue ditinggal sendirian." Gumam Tias melihat dirinya ditinggal oleh Sinta.
Tias pun langsung menuju bagian pena pena dan peralatan menggambar lainnya.Ditoko buku ini sangat lengkap, rasanya ia ingin sekali mengambil ini itu, tapi sayangnya dia tak membawa kartu kredit.
Tias melihat satu pena yang belum pernah dirinya beli sebelumnya tampaknya sih ini keluaran baru.
Ketika melihat harga pena itu ternyata lumayan mahal, sedangkan dirinya sudah terlanjur mengambil barang yang lain, yang ia inginkan juga.
"Gimana yah uang gue kaga cukup lagi." Tias hanya menggumam didalam hatinya.
Kemudia Tias membandingkan barang mana yang sebaiknya ia beli sekarang?
Setelah beberapa pertimbangan, Tias akhirnya memutuskan untuk membeli pena itu saja.
Dia langsung menuju kasir untuk membayarnya agar tak ada lagi yang dibeli, soalnya uang Tias sudah tidak ada lagi.
"Maaf mbak pena ini sudah di beli semua sama mas yang itu." Kata mbak kasir nya sambil menunjuk ke arah seorang pria yang berdiri di belakangnya.
Tias langsung menoleh ke belakang.
"Ha? Elo?." Kata Tias sangat kaget saat itu.
"Hey mbak mas." Sapanya dengan gaya yang so cool.
"Minggir yah mbak saya mau bayar dulu, yang tidak berkepentingan disini mohon keluar." Kata lelaki itu yang lain ialah Ali.
Dia tak habis pikir bagaimana Ali bisa ada disini juga. Dan apa maksud Ali membeli semua pena itu.
"Mbak apa tidak ada lagi pena yang seperti itu satu saja." Kata Tias memastikan lagi, karena ia sangat ingin pena itu.
"Maaf sayang penanya udah milik gue semua." Kata Ali terus mencubit pipi Tias.
Lalu Ali pergi begitu saja, tampak nya dia sedang terburu-buru.
Ali hanya menyapa Tias dengan berkata.
"Pulangnya hati hati yah, Ali sayang Tias." Teriak Ali sambil berlalu.
Orang yang berada di toko buku itu hanya melihat keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Trip My Future ✓ [REVISI]
Teen FictionBukan sebuah cerita cinta antara sang bad boy dengan nerd girl, ini adalah kisah seorang gadis yang kehilangan hidupnya sejak ia di tinggal oleh seseorang, sampai pada akhirnya gadis ini pun bertemu dengan pria yang dapat mengembalikan kehidupannya...