Alarm berbunyi menandakan pukul 05.00 pagi. Namun Tias yang saat itu masih kelelahan akibat kemarin malam ia baru tiba di Jakarta, jadi tidak mendengar alarm tersebut dan tertidur pulas hingga pukul 06.30.
Ia membuka perlahan matanya, lalu mengerjap-ngerjapkan mata agar dapat melihat dunia dengan jelas, namun setelah Tias berbalik badan dan melihat jam di atas nakas, ternyata ia sudah terlambat. Gadis itu langsung terpelonjak dari tempat tidurnya, dan bergegas untuk mempersiapkan diri ke sekolah.
Tias adalah siswa SMA Faturrahman yang saat ini duduk di kelas XI-Mia-5 (kelas favorit).
***
Setelah selesai berpakaian, ia kembali melihat jam di tangannya ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07.05, lalu ia menarik tas nya yang berada di bawah tempat tidur dan langsung turun menuju ruangan kerja sang bunda.
Namun ia tidak menumukan sosok bundanya, ia pun memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah.
Namun dia lupa bahwa dirinya tidak tau ingin naik apa pergi kesekolah, karena saat ini mang Sapri yang biasa mengantar dan menjemputnya itu sedang cuti karena kucingnya melahirkan.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya sebuah taksi pun melintas di depan rumahnya. Tanpa menunggu lama, Tias langsung menyodorkan tangannya untuk memberhentikan taksi tersebut.
***
Disekolah
Terdengar suara buruan napas seorang gadis yang baru selesai mengerjakan hukuman yang ia terima akibat terlambat masuk sekolah. Setelah selesai dengan semua tetebengeknya Tias pun melangkah menuju ruang kelas.
Seperti biasa ia masuk dengan wajah tertunduk, dan jalan yang terlihat aneh. Entah mengapa setiap kali Tias masuk kelasnya sendiri ia merasa sangat canggung sehingga untuk jalan saja ia merasa sulit.
Akhirnya Tias berhasil melewati meja teman-temannya. Ia langsung mengambil posisi duduk dan membuka tas untuk mengeluarkan buku pelajaran. Namun setelah ia buka, bertapa terkejutnya Tias ketika mendapati tak ada satu buku pelajaran pun yang ia bawa di dalam tasnya. Ia lupa menyusun jadwal pelajaran hari ini, dan isi tas yang ia bawa hanyalah sketchbook dan peralatan menggambar lainnya.
(Tias memang sangat handal sekali memainkan jarinya untuk membuat suatu karya, hasil lukisannya itu pun terkadang dipajang di beberapa pameran.)
Ia pun memukul dahi dan menyumpahi dirinya sendiri karena lupa untuk menyusun jadwal pelajaran hari ini.
Lalu tak lama setelah itu pak Misrun, guru yang terkenal dengan sindiran tajam dan kritikan pedasnya itu pun masuk ke kelas.
Dunianya hari ini seolah terkutuk.
Ah ya tias tidak memiliki banyak teman, hingga saat ini dia hanya mempunyai satu sahabat yang bernama Sintia.
Sintia sangat setia dengannya sejak kecil hingga sekarang kelas XI kini.
Namun dirinya dengan sintia tidak satu kelas, sintia kelas XI-Mia-3 sedangkan tias kelas XI-Mia-5.
Jadi bisa dibilang di kelas Tias tidak memiliki seorang teman pun, dia lebih banyak diam karena takut di bully atau di katain oleh temannya.
Tias tidak pernah percaya diri jika berada di kelasnya. Dan dia juga terkenal dengan sifat dinginnya jadi banyak orang yang mengklaim kalau dirinya itu SOMBONG.
***
Back
Pak Misrun pun mulai membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pada saat itu pula wajah Tias mulai berubah menjadi pucat pasih dan tubuhnya seolah membeku.
"Tugas yang kemarin saya beri sudah siap?" Kata pak misrun sambil membuka laptop di hadapannya.
"Sudah pak..." Semua anak-anak dikelas menjawab pertanyaan pak Misrun kecuali Tias tentunya.
Mereka mulai mengeluarkan buku dan mengumpulkan tugasnya sementara Tias hanya duduk menunduk karena sangat takut.
Lalu pak Misrun mulai memeriksa sementara anak-anak lain di berinya tugas untuk membaca materi tentang Jaringan Tumbuhan
Hingga selesai memeriksa tugas pak Misrun tidak berkomentar sama sekali.
Dalam hati tias mengucapkan syukur, Karena pak misrun tidak menyadari bahwa dirinya tidak mengumpulkan tugas.
Pembelajaran pun dilanjutkan, namun ditengah-tengah pembelajaran pak Misrun berkata.
"Teman kalian ada yang tidak hadir?" Tanya pak Misrun.
"Tidak pak semua hadir." Jawab salah satu siswa
"Kalian yakin?. Saya melihat bangku kosong disana" menujuk ke arah bangku yang diduduki oleh Tias.
Anak-anak kebingungan
"pak tapi itu Tias sedang duduk disana." Ujar Novi."Tidak-tidak saya tidak melihat sesesok orang pun disana, saya hanya melihat bangku kosong dan sebuah benalu yang menempel." Sindir Pak Misrun tajam.
Tias semangkin membeku dan keringat pun mulai bercucuran dari keningnya.
Lalu ia memutuskan untuk menghadap ke pak Misrun dan mengakui serta meminta maaf jika ia tidak mengumpulkan tugas .
Lagi-lagi ia diberi surat panggilan orang tua. Ini adalah surat ke 4 yang ia terima dari 4 orang guru yang berbeda-beda sebelum ini.
Tinggal kan jejak yaws, karena vote and comment kalian sangat berharga:)
Salam author manis 😚
(Razayn)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Trip My Future ✓ [REVISI]
Teen FictionBukan sebuah cerita cinta antara sang bad boy dengan nerd girl, ini adalah kisah seorang gadis yang kehilangan hidupnya sejak ia di tinggal oleh seseorang, sampai pada akhirnya gadis ini pun bertemu dengan pria yang dapat mengembalikan kehidupannya...