Hari kedua dimana hidup Tias merasa hampa tanpa si penggagu Ali baba.
Sebenarnya anak anak di kelas-nya sudah tau jika Ali sedang sakit, tapi karena baru 2 hari Ali tidak sekolah maka mereka belum menjenguk-nya.
"Eh yas, kamu udah jenguk pacar kamu?." Tanya Tania secara tiba-tiba.
"Ha?." Tias bingung.
"Kenapa yas? Ali loh, kamu udah jenguk dia kan? Dia sakit apa sih yas? Kenapa sampe 2 hari ini dia gk sekolah?." Tania melempar-kan pertanyaan bertubi-tubi.
"Ngomong sama gue nia?." Menunjuk ke diri-nya sendiri.
Tias masih bingung seperti dora yang lagi nyasar ke bikini bottom.
Sementara Tania hanya berdehem kesal melihat Tias yang seperti itu.
"Iya lah yas ke kamu emang ke siapa coba?." Kesal Tania.
"Gk tau." Tias memutar bola matanya jengah, rasanya ia sudah beberapa kali mendengar pertanyaan itu dari teman temannya.
Perkataan Tania tadi membuat otak-nya tak tenang. Apa maksud Tania mengatakan bahwa Tias berpacaran dengan Ali?.
"Eh nia..." Baru saja Tias ingin bertanya, eh ternyata Tania telah hilang dari hadapan-nya.
Tias pun memilih meletakkan kepala-nya di atas meja, dia merasa bosan. Tidak ada yang ia ingin lakukan di jam istirahat nya ini.
Kepalanya terletak lemas diatas meja. Tias mulai memejamkan matanya, menikmati sebentar harinya yang kini kembali tenang lagi.
***
Terdengar cukup keras suara gesekan antara sepatu dengan lantai. Sepertinya orang yang berjalan itu sedang emosi.
Suara semakin jelas terdengar, namun Tias tetap saja dengan posisinya, tak ada niatan untuk menoleh sedikitpun.
Brukk.....
Suara pukulan di atas meja itu berhasil membangunkan Tias, dia terpelonjak dari atas bangkunya.
Setelah melihat siapa pelakunya Tias langsung melemparkan tatapan tak santai ke pada Sinta. Tak ada suara yang terdengar dari ke dua orang itu.
Sinta seolah tak berdosa, dia mengeluarkan HP nya lalu sibuk mengetik sebuah pesan. Tias yang merasa kesal akhirnya menjambak rambut panjang sahabatnya itu.
"Aduh...." Ringis Sinta kesakitan, kemudian dia kembali sibuk sendiri dengan ponselnya.
Tias yang jengah dengan Sinta, memutuskan untuk keluar dari kelas dan meninggalkan saja sahabatnya ini sendiri di dalam kelas.
"Eit." Sinta menarik tangan Tias.
Langkahnya pun terhenti.
"Gue ke sini mau nyampein sesuatu sama lu, eh kenapa lu yang pergi?." Tanya Sinta.
"Kakak Sinta yang paling cantik, buruan lu mau bilang apa, sini adek Tias dengerin, palingan juga curhatan tentang para gebetan lu yang gk jelas itu." Cerca Tias panjang lebar, karena ia benar benar sudah tak tahan berhadapan langsung dengan Sinta.
"Yas." Panggil Sinta masih fokus ke layar HP nya.
Tias tak sabar lagi, dia pun merebut ponsel Sinta dari genggamannya. Lalu melihat apa sebenarnya yang membuat Sinta sangat asik dengan HPnya ini.
"Balikkan yas HP gue." Sinta berusaha merebut Hpnya.
Sepertinya Sinta sangat takut jika Hpnya di pegang oleh Tias.
Ketika mulai membuka Hp Sinta, dia langsung di suguhkan dengan sebuah story chat yang di atas nya tertulis nama Ali.
"Eh yas jangan salah paham dulu, gue gk ada apa apa kok sama dia, jangan cemburu yas ya ya ya pleaseeee..... Tadi tuh kita....." Belum selesai Sinta menjelaskan semua, omongannya langsung di potong oleh Tias.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Trip My Future ✓ [REVISI]
Teen FictionBukan sebuah cerita cinta antara sang bad boy dengan nerd girl, ini adalah kisah seorang gadis yang kehilangan hidupnya sejak ia di tinggal oleh seseorang, sampai pada akhirnya gadis ini pun bertemu dengan pria yang dapat mengembalikan kehidupannya...