(3) Pulang bareng

1.8K 73 131
                                    

Bel pulang sekolah yang dinanti nantikan semua siswa Purmasakti akhirnya berbunyi. Mereka langsung berhamburan keluar kelas, tidak terkecuali Keysa dan ketiga sahabatnya yang tertidur dikelas tadi, Bel pulang sekolah menjadi Alarm ampuh mereka.

"Mall dulu gak nih?" Tanya putri pada ketiga sahabatnya. Dia sudah kebelet shopping. Asa menggeleng, "lain kali aja." Dia melambaikan tangan karena sudah di jemput Mama nya.

"Yaudah, gue sama Latief aja. Dia udah parkiran." Putri berlari tanpa menunggu jawaban dari Keysa dan Ana, bucin.

"Na lo udah di jemput juga?" Mereka sudah sampai di gerbang sekolah. Ana mengedarkan pandangan. Dia menggeleng. "Belum." Klakson mobil berbunyi tepat di hadapan mereka. "Eh itu, gue duluan ya." Ana melambaikan tangannya saat sopir keluarganya membukakan pintu.

"Gue sendirian." Keysa bersandar di gerbang yang belum sepenuhnya menutup. Teringat sesuatu, dia menepuk jidatnya pelan. "Pak Dadang kan pulkam." Seorang Keysa tidak berani menaik angkutan umum atau ojol. Rahman jam segini biasanya ada rapat penting, Keysa tidak mau mengganggu.

Suara klakson mengintrupsi Keysa, dia menoleh ke belakang. "Belum dijemput?" Keysa tersenyum simpul. "Gak ada yang jemput, bisa anter..." Keysa menggantungkan ucapannya, Wildan membawa seorang cewek di mobilnya.

Wildan memarkirkan mobil di depan sekolah. "Kenapa Key?" Sambil menghampiri Keysa, dia hanya mendengar ucapan Keysa samar tadi. Keysa menggeleng. "Gakpapa."

"Gue anterin ya?" Wildan menoleh cewek yang berdiri di depan mobilnya. "Gakpapa kan, El?" Elsa mengangguk, dia menghampiri Keysa. "Bareng aja." Elsa tersenyum sumringah.

"Gue khawatir kalo lo pulang sendiri." Raut wajah Wildan memelas. Sekolah sudah sangat sepi, jadi tidak mungkin Keysa dibiarkan sendiri. Yuni pernah berpesan untuk menjag Keysa di sekolah, Keysa tanggung jawab Wildan.

"Gak usah deh kak, gakpapa." Keysa menimang-nimang. "Key udah ada janji."

"Sama siapa?" Wildan menatap tidak suka. Keysa terlihat gugup, bingung mau menjawab apa. Ketiga sahabatnya sudah pulang, selain mereka Keysa tidak akrab dengan siapapun.

Dari kejauhan Keysa dapat melihat motor Ninja hitam menuju kearahnya. Keysa menghela napas lega, itu motor Sean. Ide konyol terlintas di otaknya.

"Sean!" Keysa memanggil Sean, membuat cowok itu langsung memberhentikan laju motornya. "Key pulang sama Sean, Kak." Keysa langsung menaiki motor Sean, pemilik motor menatap bingung.

Wildan juga menatap bingung, setaunya Keysa dan Sean tidak akur. "Gak pulang?" Elsa melambaikan tangannya di depan wajah Wildan, dia mengangguk.

"Cepet, jalan." Keysa memberi perintah. Sean membuka helm nya, dia menatap dingin Keysa yang bertengger manis di motornya. "Turun!"

Keysa menggeleng cepat, "tolongin gue sekali ini aja." Sambil menyatukan kedua tangannya dan menatap Sean memohon.

"Naik taxi." Titahnya lagi, Keysa menggeleng lagi. "Gak berani."

"Lo anak SD?"

Keysa berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Anterin adek pulang dong, Bang." Nada bicara Keysa melembut, Sean menatapnya jijik.

Dari sekolah kerumah Keysa hanya memakan waktu kurang lebih 20 menit. Keysa turun dari motor Sean, dengan bantuan pundak lebar Sean. Salahkan tubuhnya yang pendek. Saat menaikinya tadi Keysa hampir saja terjengkang.

"Nyusahin." Sean memutar motornya.

"Makasih ya, waktu upacara juga, makasih." Keysa tersenyum tulus. Sean hanya menatapnya dingin, "bacot lo!"

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang