Keysa kehabisan nafas, dia kelelahan berlari dari lantai 1 sampai kekelasnya yang berada di lantai 3. "Kenapa gue lari sih?" Keysa bertanya pada diri sendiri. "Kan gak ada yang ngejer."
Ketiga cewek memandang heran Keysa, ini masih pagi tapi cewek itu berlarian seperti dikejar sesuatu.
"Lo dikejer mbak siti?" Asa bingung. "Gak bayar hutang batagor?" Asa bertanya dengan Asal.
"Lo di kejer ketos karena lupa make dasi lagi?" Ana nimbrung. Mengingatkan tidak akurnya Keysa dan Sean berawal karena Keysa sering melupakan sesuatu. Dasi nya, sepatu nya, kaos kakinya, topi ucapara nya, bahkan pernah salah kostum.
"Apa jangan jangan karena lo lagi lomba lari sama para semut?" Krik krik. "Garing lo, Put." Asa melayangkan tatapan mengejek pada Putri.
"Terserah, gue cape." Keysa menggelosorkan badannya. Melipat tangannya, menjadikan bantal untuk kepalanya.
Bel berbunyi, upacara bendera akan dimulai. Keysa berdiri namun tujuannya bukan ke lapangan, melainkan ke UKS.
Dia ngantuk. Naasnya, ketua osis berjaga di depan UKS. Tersenyum miring saat Keysa hendak masuk.
"Turun." Keysa berkedip. "Turun." Sean memerintah sekali lagi, Keysa masih tidak bergeming.
"Kemana?" Keysa menatap Sean malas. Cowok itu menjewer kupingnya "Upacara." Dia menarik lengan Keysa, membawanya ke lapangan. Keysa pasrah, menyumpah serapahi Sean dalam hati, tatapan membunuh dia layangkan pada Sean.
Upacara baru berlangsung sekitar 10 menit. Pandangan Keysa mengabur, kakinya melemah. Ketiga temannya menoleh.
Bruk
"Eh, Keysa pingsan!"
Deg. Sean menoleh, Keysa terbujur di lantai. Cowok itu langsung berlari menghampiri Keysa yang tidak jauh dari barisannya. Ini salahnya, dia mengira Keysa pura-pura sakit tadi.
"Anak pmr kok lama banget sih!" Ana mengedarkan pandangan. Sean menghampiri mereka. "Biar gue." Sean meletakan tangan kirinya di bawah lutut Keysa, tangan kanannya menyangga punggung Keysa.
Ketiga teman Keysa menganga tidak percaya. "Itu Sean?" Putri tidak yakin.
Bukan hanya mereka bertiga, hampir semua siswa melihat Sean menggendong Keysa, cewek-cewek menatap iri. senin depan 80 dari 100% mereka bakal pura-pura pingsan.
"Gue mencium bau-bau tom and jerry bakal akur." Asa tertegun. Kedua temannya mengangguk setuju.
Keysa tersadar dan melihat sekelilingnya. Dia di UKS. Pintu UKS terbuka, Wildan melayangkan tatapan tajam. Keysa mendudukan dirinya, tersenyum canggung.
"Begadang lagi?" Keysa mengangguk jujur. "Udah gue bilang berapa kali sih? Jangan keseringan nontonin drakor sampe malem."
"2 kali?" Keysa bertanya ragu. Wildan masih menatapnya tajam. "Gue serius." Keysa menunduk.
"Gak bisa di biarin, lo udah Hipotensi." Wildan menatap serius. "Laptop lo gue sita sementara." Keysa kaget. "Kak, jangan dong. Kalo bikin tugas gimana?"
"Oke, gak gue sita." Keysa tersenyum senang. "Tapi...." Wildan menggantungkan ucapannya. Keysa penasaran. "Hapusin semua drakor lo."
Senyum Keysa luntur, Wildan meminta hal yang mustahil tidak bisa di lakukan. Dia menghela napas dalam. "Key mati aja kak."
Pintu UKS kembali terbuka, ketiga sahabatnya datang. Membawa kotak bekal yang belum Keysa makan. "Oh, ada kak Wildan." Mereka menyapa Wildan.
Kotak bekal Putri berikan pada Wildan. "Titip Keysa ya." Wildan mengangguk, menerima kotak bekal Keysa.
"Ngantin yuk gue udah laper ni." Ana protes, perutnya keroncongan. "Temen lo lagi sekarat! Lo mikirin perut?" Keysa mensedekapkan tangannya di dada, memproutkan bibirnya kesal.
"Berapa lama lagi umur lo?" Asa menutup mulutnya dengan tangannya. Berpura-pura kaget. "Kalo kata dokter di sinetron.." Asa menjeda. "Sisa umur kamu tinggal 6 bulan lagi."
Bugh. Keysa melemparkan bantal ke wajah Asa. Sang sahabat terkekeh. Ana memutar bola matanya jengah. "Gue laper, woi!"
"Misi mbak, dari sini lurus terus. Belok kiri, nah kalo udah nemuin yang rame-rame, itu namanya kantin." Putri menjelaskan. Ana menimpuk Putri dengan bantal yang Keysa lempar pada Asa tadi.
"Sakit bego!" Putri meringis. Ana melenggang pergi. "Gue laper." Rasa lapar Ana utarakan sekali lagi. Dia menuju kantin, disusul dengan Putri dan Asa.
⬛⬛⬛
Esoknya...
Keysa menggerutu dalam hati. Ketiga sahabatnya tega meninggalkan dia sendiri di toilet. Dia berjalan menuju kantin, tujuan utama sahabatnya ketika istirahat.
Dari kejauhan, Keysa melihat Asa di meja pojok kantin. Tempat keramat Sean dengan teman-temannya. Hanya Keysa dan ketiga sahabatnya yang berani menduduki kursi yang sama ketika Sean dan teman-temannya tidak ada.
Keysa berhenti. Mendapati pemandangan yang tidak baik untuk dilihat matanya. Wildan makan di kantin bersama kakak kelasnya, tidak tahu namanya siapa. Sebut saja dia.
Hatinya semakin panas, Wildan tersenyum dan tertawa untuk dia. Wildan terlihat sangat bahagia. Siapapun yang melihat pasti peka kalau kedua insan itu saling menyukai.
"Lo bahagia, gue coba bahagian untuk lo kak." Keysa tersenyum tipis, mengabaikan luka dihatinya.
Keysa tidak nafsu makan, sahabatnya menatap bingung. "Lagi diet?" Asa bertanya langsung. Keysa menggeleng.
"Terus kenapa?" Kali ini Putri yang bertanya. Keysa tetap menggeleng.
"Wildan?" Ana peka. Keysa mendadak bungkam pasti penyebabnya adalah Wildan. Siapa lagi kalau bukan dia.
"Dia lagi?" Asa geram. Wildan tidak peka dengan perasaan Keysa, atau wildan pura-pura tidak tau?
"Lo terlalu pengecut, Key." Keysa menatap Putri. "Ungkapin perasaan lo, urusan di terima atau di tolaknya itu urusan belakang." Keysa membenarkan ucapan Putri, tapi dia takut Wildan menjauh karena perasaan sepihaknya.
"Sok nasehatin orang, lo aja dulu malu-malu kucing. Boro-boro mau bilang suka. Ketemu Latief aja lo langsung kabur, terus gengsinya gede banget." Ana menyindir Putri. Mengingat dulu Putri sebelum pacaran dengan Latief.
"Makan, aja Na." Titah Putri. dia tidak ingin Ana terus mengungkap aibnya.
⬛⬛⬛
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Alone (Tahap Revisi)
Fiksi RemajaKeysa Aura Lizton, salah satu Most Wanted Girl di SMA Purmasakti. Cewek yang selalu bersama dengan serigalanya, Wildan Reygan. Cowok yang juga dijuluki Most Wanted Boy itu berpotensi membuat Keysa jatuh cinta dan juga berpotensi membuat patah hati. ...