Love Alone (Tahap Revisi)

(42) cemas

Setelah lama menangis, Keysa kini tertidur. Ia lelah menangis terus menerus, yang diakibatkan oleh satu lelaki yang tidak jelas hatinya entah untuk siapa.

Jam pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu.

Namun gadis yang sedang dipandangi Sean sedari tadi belum juga terjaga.

Kurang lebih 40 menit yang lalu.

Petugas UKS memasuki ruangan dengan raut wajah terkejut karena melihat dua sejoli yang pernah menjadi trending topic di Purmasakti pada masanya, yang kini digosipkan saling tidak akur. Namun, yang ia lihat malah kebalikannya.

Sean menyadari ada seseorang masuk, dengan tatapan tajam dan dingin ia menatap gadis yang baru memasuki ruangan itu.

"Lo petugas hari ini?" Tanya Sean To the Point.

"Iya," jawab gadis itu malu-malu.

"Gak bertanggung jawab banget sih, kenapa gak stay di ruangan?" Sewot Sean.

"Maaf."

Sean berdecak kesal, "mau ngapain kesini?"

"E-hm sebelumnya, kenalin gue Anisa."

Sean menjadi jengkel dengan gadis di depannya itu, jawabannya tak sesuai dengan apa yang Sean tanyakan.

"Gue gak nanya nama lo!"

Seketika gadis itu menjadi kikuk, "gue cuma mau kenalan."

"Gak usah banyak bacot deh, gak liat ada yang tidur?", Sean melirik sekilas Keysa yang masih saja tertidur padahal ia sudah banyak berbincang bahkan memaki gadis centil di depannya.

'A-ah i-iya maaf, gue kesini mau ngunci ruangan, karena bentar lagi mau pulang."

"Cewek gue masih tidur, gak usah di kunci dulu."

"Hah? Bukannya Tasya pacar lo?"

Sean lagi-lagi jengkel dengan gadis yang bernama Anisa ini.

"Mau Keysa ataupun Tasya yang pacar gue,
Ga ada urusannya sama sekali sama lo."

Anisa menunduk takut, ternyata Sean yang irit bicara, ketika ia berbicara bisa langsung menyakiti hati orang lain.

"Iya maaf," hanya kata itulah yang mungkin bisa diucapkan Anisa.

"Maaf mulu, lebaran udah lewat kali,"

"Sini kuncinya, biar gue aja yang ngunci," lanjut Sean.

Anisa masih saja terdiam, ia memikirkan bagaimana ia bisa memberikan kunci ruangan kepada Sean disaat jam pulang sekolah sebentar lagi akan berbunyi.

"Gue bilang, sini kuncinya!"

Mau tak mau, Anisa memberikan kunci ruangan kepada Sean, dan dengan kecepatan kilat langsung keluar dari UKS.

Ia tidak ingin mati muda karena berurusan dengan Sean Aldino.

Dan setelah 10 menit berikutnya, Keysa menggeliat dan terbangun.

"Bunda, Key mau Jus dong aus nih," ujar Keysa yang sepertinya lupa bahwa kini masih di sekolah.

"Bunda gak ada, adanya Sean."

"Sean siapa?" Tanya Keysa yang masih setengah sadar, ia bangun dari ranjang dan mengucek-ngucek matanya agar pandangannya tidak mengabur lagi.

"Sean nya Keysa."