(26) tanding basket

1.2K 65 162
                                    

Saat Putri, Asa, dan Ana berjalan menuju kelasnya.

Satu tangan menahan lengan Putri, reflek membuat cewek itu berhenti berjalan.

Asa dan Ana menoleh, lalu menatap tajam cowok yang menahan lengan Putri.

"Lepas." Lirih Putri lalu membuang mukanya ke sembarang arah, enggan menatap cowok itu. Latief Angkasa.

Latief menurut, melepaskan jemarinya dari lengan Putri.

"Aku mau ngomong."

"Apa lagi yang mau di omongin?"

"Kamu dengerin aku dulu." Latief berusaha meraih lengan Putri lagi, tidak segan-segan cewek itu menepisnya dengan kasar.

Latief menatap Asa dan Ana seolah meminta izin.

"Dengerin aja dulu, Put. Kalo masalahnya belum kelar." Asa peka.

"Apa yang belum selesai? Gue udah putus."

"Put..." Latief menatap Putri dengan penuh harap.

"Oke 5 menit." Putri memberi waktu Latief untuk mengatakan sesuatu.

"Kalo gitu gue sama Asa pamit." Ana menarik tangan Asa untuk menjauh dari mereka.

"Sebelumnya, kamu gakpapa?" Latief bertanya dengan ragu.

"Apa hak kamu buat nanyain?" Putri bersandar di tembok.

"Aku udah denger apa yang terjadi tadi."

"Terus?"

"Aku khawatir."

"Kenapa khawatir?"

"Karena.." Latief menunduk. "Aku sayang sama kamu."

"Gak tau malu." Sindir Putri.

"Aku minta maaf."

"Buat?"

"Perlakuan Via ke kamu."

Putri membulatkan bibirnya. "Jadi nyariin cuma minta maaf ngewakilin cewek itu?"

"Ya aku khawatir banget sama kamu, aku gak nyangka kelakuan dia kayak gitu. Setelah aku denger tadi, aku baru sadar. Cuma kamu put..."

"Cuma kamu yang lebih baik dari siapapun."

"Gak ada gunanya kamu nyesel sekarang."

"Kita bisa memulainya dari awal lagi."

"Aku gak bisa."

"Aku bakal setia, aku janji..."

"Itu yang kamu ucapin satu tahun lalu. kita emang gak tau kedepannya gimana, tapi aku cuma ngehindarin agar hal itu gak terjadi lagi."

"Aku tau kamu masih sayang sama aku."

Putri mengangguk, dia membenarkan ucapan Latief. "Sayang sih. Tapi cuma cewek bodoh yang mau balik sama cowok yang udah hianatin dia cuma karena alasan masih sayang.."

"Just because i still love you, doesn't mean i should go back to you. Kita udah berakhir." Jelas Putri.

"Iya aku tau kamu pasti kecewa banget sama aku, tapi aku berharap kamu bisa nerima aku lagi."

"Aku bener-bener gak bisa."

"Put, aku gak minta kamu buat nerima aku sekarang, kamu pikirin baik-baik ya?" Latief memohon, mata cowok itu menyorot harap pada Putri.

"Aku gak bakal mau, jangan maksa!" Putri melangkahkan kakinya menjauh dari Latief, tidak menghiraukan cowok itu yang terus memanggilnya.

"Gimana? Kelar?" Asa menoleh ke samping saat Putri sudah duduk di bangkunya, hanya anggukan jawaban cewek itu.

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang