(11) trending topic

1.1K 57 6
                                    

Semua orang di sekolah menatap Keysa yang baru saja datang. Keysa bingung. Ada apa?

"Keliatannya sih polos, tapi semua cowok populer dideketin." Seorang cewek mendekati Keysa, melayangkan tatapan merendahkan.

Thalita Veronika, teman sekelas Wildan.

"Ada apa?" Keysa masih bingung dengan situasi saat ini.

"Wah jadi lo gak tau kalo lo jadi trending topic di sekolah?" Thalita berpura-pura terkejut, gak bisa acting kali ya?

"Kok lo bengong? Liat forum sekolah." Thalita mendorong bahu Keysa cukup keras, Keysa hampir terhuyung ke belakang. "Di mading juga ada tuh."

Dengan langkah gugup Keysa menghampiri mading yang ada di belakangnya.

Dia kaget. Judul artikel yang dia baca, "trik murahan Keysa siswi 2 IPA 1 mendekati ketua osis."

Lalu ada foto Keysa dan Sean kemarin, saat Sean memeluknya. Keysa menggeram kesal.

"Ini salah paham." Lirih Keysa.

"Salah paham gimana?" Thalita mendekati Keysa. "Semua orang tahu lo benalu Wildan, gak dapet Wildan lo deketin Sean?"

"Lo gak tahu apa-apa." Keysa menatap dingin, percuma diberi penjelasan.

"Lo tahu julukan apa yang pantes buat lo?" Thalita tersenyum miring. "Murahan."

"Gak usah ngomong seolah-olah lo tahu tentang gue. Gue seterkenal itu ya? Gue aja gak tau lo siapa." Keysa menjawab lempeng, tidak tersulut emosi karena ucapan tidak berdasar Thalita.

"Berani banget ya lo!" Thalita memaki Keysa, nada bicaranya naik satu oktaf.

"Denger gue.." Keysa memberi jeda. "Gak usah asal nyimpulin karena gosip gak berdasar." perkataan itu Keysa tujukan kepada semua orang  yang menjadikan dia bahan tontonan.

"Buktinya disana." Thalita menunjuk mading dengan gerakan bibirnya, "Sean sama Wildan sama-sama anak orang kaya, lo ngincer hartanya?"

Keya hampir tergelak karena asumsi Thalita, hanya karena Keysa selalu tampil sederhana, tidak memakai barang yang mencolok ke sekolah, Thalita menganggapnya miskin?

Orang-orang di sekitarnya berbisik karena pertanyaan ambigu Thalita, tampaknya mereka sepemikiran dengan Thalita.

Keysa memutar kedua bola matanya, dia tersenyum miring. "Kalo iya kenapa? Gak ada urusannya sama lo kan?"

"Berani ngejawab? Sopan dikit dong sama kakak kelas!" Thalita sudah seperti ibu-ibu, di jawab salah, tidak dijawab juga salah.

"Lo nanya gue jawab, simple kan? Gak usah ribet." Kesabaran Keysa sudah di ambang batas.

Thalita menggeram kesal, dia mengangkat satu tangannya. Keysa lengah, cewek itu akan menamparnya. Tidak, ada yang menahan lengan Thalita.

"Atas dasar apa lo mau nampar Keysa?" Asa mencengkram lengan Thalita, jangan ditanyakan kekuatan cewek itu, dia pengguna sabuk hitam.

"Jangan ikut campur!" Thalita menghempaskan tangan Asa.

Tetttt..

Bel masuk baru saja berbunyi, tidak ada yang bubar sama sekali, mereka masih betah berada disana.

"Kepada Sean Aldino dan Keysa Aura diharapkan menemui kepala sekolah di ruangan sekarang juga."

"Rasain tuh.." Thalita belum cukup puas menghina keysa. "Makanya jadi cewek jangan centil."

"Jangan ngarang, setan!" Asa memekik tidak terima Keysa difitnah.

Sean datang. saat Alfen menunjukan trending topic yang sedang diperbincangkan di forum sekolah, dia langsung berlari mencari Keysa, tapi cewek itu tidak ada dikelasnya. Sampai akhirnya dia mendengar seorang siswa berkata sedang ada keributan di lantai bawah.

Sean menggenggam jemari Keysa, Keysa berkedip dua kali, dia tidak berkutik.

"Lo ngatain cewek gue centil?" Sean menatap dingin Thalita. "Ngaca."

Sontak semuanya heboh. tidak percaya dengan apa yang mereka dengar, tidak terkecuali Asa.

"Cewek lo?" Thalita bertanya tidak yakin. "Cewek murahan ini?" dia memandang jijik Keysa.

"Jaga mulut lo."

Keysa tertegun, dia senang Sean membelanya.

"Sean!" Thalita tidak terima. "Gue udah lama suka sama lo. Gue kurang apa?"

"Kurang berperikemanusiaan." Asa yang menjawab.

"Diem lo!" Asa mengendikan bahu tidak peduli.

Keysa membulatkan bibirnya, pantas saja Thalita mencari masalah dengannya. Ternyata cewek itu menyukai Sean.

"Sean." Panggil Keysa.

"Apa sayang?" Sean menatap lembut Keysa, Thalita memanas, dia langsung berlalu pergi dari kerumunan.

"Duh, malu banget gue...." Asa membesarkan volume suaranya, sengaja agar di dengar Thalita.

"Bubar!" Titah Sean, sontak semuanya bubar.

"Hus! Bubar-bubar." Seperti mengusir ayam, Asa dihadiahi tatapan tajam Sean.

"Lo juga bubar." Asa menelah ludah susah payah.

▪️▪️▪️

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang