(7) Anak baru

1.2K 63 7
                                    

Ucapan Sean di rooftop tadi masih terngiang-ngiang di telinga Keysa.

"Gue yakin dia ngomong gitu cuma buat nenangin gue." Keysa bergumam pelan, mencoba berpikir realistis.

"Lo gakpapa?" Ana melambaikan tangannya di depan wajah Keysa, cewek itu mengangguk.

"Key, kok lo bisa bareng sama Sean?" Putri memutar kursinya kebelakang. Kekepoan nya sudah di ujung tanduk.

Asa juga memutar kursinya mengikuti Putri, tidak kalah penasaran dengan Putri. Hanya Ana yang bersikap biasa saja, sabar menunggu klarifikasi.

Keysa mengambil botol minumnya di laci, meneguknya sampai habis agar tenggorokan nya tidak kering. Setelah itu, dia menceritakan semuanya. Dimulai dari pulang bersama Sean, bertemu Sean di dekat komplek, sampai Yuni yang meminta Sean menjemputnya.

"Salut, gercep banget Tante Yuni." Ketiga sahabatnya terkekeh pelan.

"Dia masih nyebelik gak?" Keysa mengingat-ngingat, kemudian mengiyakan pertanyaan Putri. "Cuma, dia kadang baik juga."

"Firasat gue bener kan, tom and jerry bakal akur." Ana dan Putri mengacungkan jempol mereka, Asa tersenyum bangga.

Bel masuk berbunyi, bertepatan dengan masuknya Pak Marsel. Guru super killer di Purmasakti, dia tidak datang sendiri, seorang cowok mengikuti di belakang.

"Selamat pagi anak-anak, kita kedatangan siswa baru." Pak Marsel memberi penjelasan. "Perkenalkan diri kamu." Pak Marsel memberi titah, cowok itu mengangguk sopan.

Kelas menjadi gaduh, suara ribut disebabkan oleh cewek-cewek yang terpana dengan ketampanan cowok di depan sana. Mereka tidak peduli siapa guru yang ada di depan sana.

"Gue mencium bau-bau idola baru." Serly menatap genit anak baru itu.

"Hai kembaran! Lo pindah ke sekolah gue kok gak ngabarin."  Sekelas menyoraki Fadel yang begitu percaya diri, padahal muka nya kalah jauh dengan cowok di depan sana.

"Perkenalkan, nama saya Reno Alvian, panggil saja Reno. Saya pindahan dari SMA Cendrawasih, Senang bertemu kalian, semoga kita bisa menjadi teman baik." Reno tidak menghiraukan keributan yang disebabkan oleh kedatangan dirinya. Dia memperkenalkan dirinya.

"Reno, kamu duduk di kursi kosong sebelah sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Reno, kamu duduk di kursi kosong sebelah sana." Pak Marsel menunjuk kursi kosong yang berada di belakang Keysa.

Reno menepuk pelan bahu cewek yang berada di depannya.

Reno menepuk pelan bahu cewek yang berada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Salam kenal, gue Reno." Keysa tersenyum simpul. "Gue Keysa, semoga betah duduk disini."

"Ada setannya?" Reno berfikir aneh-aneh. Keysa menggeleng. "Gue sama mereka suka ribut.." Keysa menunjuk ketiga sahabatnya dengan gerakak bibir.  "takut lo gak nyaman."

Keysa sempat memperkenalkan ketiga sahabatnya sebelum Pak Marsel memulai pelajaran. Ana yang paling antusias, dia senang ada pemanis di kelas mereka.

⚫⚫⚫

Saat bel istirahat berbunyi, Asa langsung membalikan badannya. "Udah dapet belom?" Maksud Asa adalah misi kemarin, misi mendapatkan kontak Alfen Mahesa.

Keysa menepuk jidatnya, dia kelupaan. "Sebentar." Keysa merogoh ponselnya. Mengirim pesan kepada Sean.

5 menit berlalu..

Tring.. sudah dikirim oleh Sean.

"Gue kirim nomernya di wa ya." Asa mengangguk antusias, dia berdiri. Berjoget sesuai dengan irama hatinya. "Makasih sahabat tersayang gue." Asa memeluk Keysa dengan erat.

"Pengap bego!"

"Keysa." Reno memanggilnya. Keysa tersenyum lagi. "Kenapa Ren?"

"Bisa temenin gue ke perpus gak? Gue mau ngambil buku pelajaran. gue gak tau jalan nya." Reno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia hanya gugup.

Keysa mengangguk.

Dijalan menuju perpus, banyak pasang mata yang memperhatikan Keysa dan Reno. Merasa asing dengan kehadiran Reno, tidak sedikit yang menanyakannya langsung kepada Keysa. Lalu jawaban Keysa "Anak baru, sekelas gue." sampai mulut Keysa hampir berbusa karena mengatakan hal itu terus menerus.

Padahal Reno berada di sampingnya, kenapa tidak bertanya langsung pada Reno? Keysa menggeram dalam hati.

"Gue mau ke ruang kepsek..." Reno menoleh kesamping. "Ngapain?"

"buat nyaranin ngenalin lo langsung ke semua orang pas upacara, biar pada gak nanya sama gue."  Reno tertawa pelan, matanya otomatis menghilang, resiko orang sipit.

"  Reno tertawa pelan, matanya otomatis menghilang, resiko orang sipit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, udah sampe." Mereka tiba di perpustakaan. Tidak butuh waktu lama, semua buku pelajaran Reno sudah ada di tangan mereka.

Mereka menyimpan buku dilaci Reno, kelas tampak sepi. "Ngantin?" Tanya Reno ragu, cewek itu mengangguk.

"Gak papa kan cewek semua?" Reno ikut duduk bersama Keysa dan ketiga sahabatnya, dia tersenyum manis. "Gakpapa."

Reno mudah berbaur, mereka berlima mengobrol sambil makan.

"Key." Keysa menoleh, Wildan memanggilnya. "Ikut gue."

Reno tersenyum miring, Wildan menggertakan giginya, dia menatap lurus Reno.

▪️▪️▪️

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang