(10) Pertengkaran

1.1K 58 7
                                    

Pagi ini Keysa sudah terbangun tanpa dibangunkan Yuni terlebih dahulu.

"Kak..." Panggil Juna. "Kak Sean gak kesini?"

Keysa menoleh. "Tanya sama Bunda tuh." Keysa seperti punya dendam pada Yuni karena meminta Sean menjemputnya.

"Enggak, Pak dadang udah pulang soalnya." Yuni menjawab rasa penasaran Juna.

Keysa selesai sarapan, dia berpamitan dengan orang tuanya. Menciumi pipi Juna iseng, adiknya itu memproutkan bibirnya kesal.

Saat di koridor sekolah, seseorang menepuk bahu Keysa pelan. Keysa menoleh, Sean menyamakan langkahnya dengan Keysa.

"Lo marah?" Sean menatap Keysa sekilas.

"Gak." Keysa enggan melihat wajah Sean.

"Gue kemarin latihan basket."

"Emang gue nanya?" Keysa berbicara ketus, menirukan gaya bicara Sean selama ini, biar cowok itu juga merasakannya.

"Ngeselin."

"Lo juga."

"Lo mau balik sama gue nanti?"

Keysa langsung menatap heran Sean. "Gak." Tidak disangka Keysa menolak.

"Kemaren gak di anterin lo maksa, sekarang gue tawarin gak mau." Sean berbicara cukup panjang, jarang sekali.

"Bodoamat, peduli setan." Keysa menjulurkan lidahnya kearah Sean.

"Dasar bocil." Sean mengejek Keysa.

"Apa lo bilang?!" Nada bicara Keysa naik satu oktaf, tidak terima dengan ucapan Sean. Cowok itu mengedikan bahu, dia tidak peduli.

"Lo tarzan?" Sean menautkan alisnya. "Gue tunggu di parkiran nanti."

"Gue kan bilang gak mau!" Keysa tidak peduli orang-orang menatapnya jengkel sebab suaranya menggema di sepanjang koridor.

"Gak ada penolakan." Sean berlalu pergi.

⚫⚫⚫


"Key ngantin bareng ya." Reno mendekati meja Keysa dan Ana didepannya.

Keysa menoleh, dia teringat larangan Wildan kemarin. Dia meninang-nimang, kalau menolak dia tidak enakan pada Reno. Kalau setuju, Wildan pasti marah.

"Keysa bareng gue." Cowok yang dipikirkan Keysa masuk kekelas mereka. Dia Wildan.

"Lo gak ada temen lain ya selain Keysa?" Wildan menatap tajam Reno. "Lo laki kan, cari temen laki dong."

"Apa urusannya sama lo?" Sorot mata Reno yang biasanya bersahabat, menatap Wildan tidak kalah tajam.

"Gue cuma gak mau lo deketin Keysa..." Wildan mengikis jarak diantara mereka, dia berbisik. "Lo gak pantes deket sama dia, Keysa terlalu baik buat lo yang brengsek." Bukan tanpa alasan, Wildan bisa melihat, Reno tertarik pada Keysa.

"Kak, udah. Diliatin orang, gak enak." Keysa berdiri, dia mencoba melerai walaupun tidak tahu apa yang sedang dua cowok di depannya perdebatkan.

Keysa menatap teman sekelasnya tidak enak, dia malu menjadi sorotan. Bahkan dari kelas lain sampai datang untuk melihat mereka, ketiga most wanted purmasakti.

Keysa tidak bisa mencari bantuan, ketiga sahabatnya sudah lebih dulu menuju kantin.

"Mulai sekarang lo jauh-jauh dari Keysa!" Semua orang bisa mendengar Wildan.

"Gue tanya lagi, apa urusannya sama lo?" Reno tidak mau mengalah. "Sadar bro! Lo punya pacar."

"Emangnya kenapa kalo gue punya pacar? Gue kenal Keysa udah lama, dia tanggung jawab gue di sekolah."

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang