"Gio!!!! Setelah masuk rumah Keysa langsung berlari kearah cowok itu lalu memeluknya erat, efek sudah lama tidak bertemu.
"Hai Aura." Gio balas memeluk Keysa tak kalah erat.
"Ngapain lo disini?" Keysa bertanya ketus setelah melepaskan pelukan kerinduan.
"Sok ketus lo! Padahal tadi meluknya hampir bikin gue mati."
Lebay!"
"Om sama Tante mana?" Keysa mengedarkan pandangan di ruang tamu, hanya ada Rahman, Yuni, dan Juna.
"Gak ikut." Gio menarik Keysa menuju sofa.
"Jadi lo ngapain ke jakarta? Ini kan belum liburan."
"Dia bakal pindah ke sekolah kamu." Yuni yang menjawab.
"Seriusan lo?!" Keysa menatap Gio antusias. "Seminggu lagi kan ujian."
"Tenang aja gue mah jenius.." Gio tersenyum bangga. "lagian pelajarannya juga pasti sama."
"Songong lo masih di pelihara ternyata." Cibir Keysa.
"Cowok ganteng mah bebas."
"Pd lo."
"Gue keatas dulu.." pamit Keysa. "Ayah, Bunda. Keysa keatas dulu." Kemudian berlalu pergi dari ruang tamu.
"Nanti malam kita jalan ya." teriak Gio dari bawah.
"Siap." Keysa mengacungkan jempolnya.
⚫⚫⚫
Keysa baru saja selesai mandi, dia memakai pakaian santainya sebelum pergi bersama Gio.
"Aura, gue masuk ya." Siapa lagi yang memanggilnya seperti itu kalau bukan Gio? Katanya cuma dia yang boleh manggil Keysa dengan sebutan 'Aura', biar jadi panggilan sayang.
"Masuk aja." Keysa menoleh sebentar sebelum kembali berkutat dengan ponselnya.
Gio Lizton, sepupu Keysa. Anak dari Afifah Lizton, kakak dari Rahman.
"Kamar lo bersih ya.." Gio melihat-lihat isi kamar Keysa, tidak ada celah untuk debu berada disana, "Dulu mah boro-boro lo mau bersihin kamar, ngeliat sampah bertebaran aja lo bodo amat."
"Lo jangan samain gue yang dulu sama yang sekarang Gio!"
Gio mengangguk saja sebelum Keysa mengamuk.
"Cepet siap-siap, katanya mau jalan."
Keysa mengangguk, lalu meletakan ponselnya asal di kasur. "Untung gue belum rebahan."
Keysa dan Gio memilih pergi ke mall terdekat, dengan Gio yang mengendarai mobil Ferarri F60 america milik Keysa.
"Mobil ini kan limited edition, ini yang gak pernah lo pake?"
Keysa mengangguk, dia sendiri tidak tahu mengapa Rahman membelikan jika belum boleh dia pakai kemana-mana.
"Kayaknya cuma buat dipajang aja di bagasi."
Keysa mengangguk setuju dengan pendapat Gio.
Mereka hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai.
"Mau nonton?" Tanya Gio, dia tetap fokus melihat ke depan mencari tempat parkir yang kosong. Karena ini malam minggu, mall sangat ramai.
"Boleh, film apa?" Keysa bertanya setelah mereka turun dari mobil.
"Terserah kamu aja cantik." Gio menggoda Keysa dengan mencubit kedua pipi Keysa. Cewek-cewek yang lewat menatap iri pada Keysa, padahal mereka sepupuan.
"Pesen tiket online aja, timezone dulu yuk?" Keysa menatap penuh harap pada Gio.
"Males ah, anak kecil semua isinya."
Keysa memasang puppy eyes nya, membuat cewek itu terlihat imut.
"Yaudah ayok." Gio akhirnya pasrah.
Setelah bermain dan menonton film yang berdurasi 90 minutes, Keysa dan Gio memutuskan untuk makan di salah satu cafe yang ada di mall.
Baru saja mereka memasuki cafe, Keysa sudah dibuat terkejut karena melihat seorang cowok bersama seorang cewek di meja pojok cafe.
"Kayak kenal." Gumam Keysa, karena penasaran Keysa menghampiri mereka dengan diikuti Gio di belakangnya.
"Latief." Panggil Keysa. Latief Angkasa, pacar Putri.
Latief kaget melihat keberadaan Keysa, karena cewek di depannya bukan Putri.
"Siapa sayang?" Tanya cewek itu.
Keysa kini paham, Latief selingkuh.
"Cewek lo?" Keysa menatap tajam Gio yang membisu.
"Iya gue pacarnya Latief, lo siapa?" Cewek itu yang menjawab, Keysa menatap jijik kearahnya.
"Bener?" Keysa tidak menghiraukan pertanyaan cewek tadi, dia kembali menatap tajam Latief.
Latief menganggukan kepalanya dengan ragu.
"Ikut gue keluar." Titah Keysa.
"Tunggu bentar ya.." ujar Latief kepada pacarnya, ralat selingkuhannya.
Kemudian Latief mengikuti Keysa yang melangkahkan kaki keluar Cafe, Gio juga ikut mengikuti mereka.
"Kenapa lo nyelingkuhin Putri?" Tanya Keysa to the point.
"Gue..." Latief berpikir. "Bosan."
"Bosan itu manusiawi Tief. Kalo emang lo milih buat selingkuh kenapa lo gak putusin Putri?"
Latief terdiam, matanya menyorot rasa menyesal.
"Kalo alasan lo cuma bosen, lo bisa cari cara supaya hubungan kalian ngebosenin, karena cuma lo yang bosen, sedangkan Putri masih sangat sayang sama lo."
"Gue juga sayang sama dia..." Ujar Latief lirih. "Tapi gue juga sayang sama Via." Nama cewek itu, Via.
"Brengsek lo."
"Putusin sekarang, gue gak bakal ngasi tahu Putri."
"Gue gak bisa, Putri juga gak bakal percaya sama lo. Gue kenal dia sebelum lo." Latief tersenyum miring.
"Iya, itu salah dia karena terlalu percaya sama lo, dan lo..." Keysa menunjuk wajah Latief dengan tangannya. "Menghianati kepercayaan dia."
Keysa langsung berlalu pergi dari hadapan Latief.
"Sial!" Latief berteriak frustasi.
"Dia siapa?" Via langsung bertanya saat Latief masuk kembali kedalam Cafe.
"Temennya cewek gue."
Via hanya membulatkan bibirnya, dia sama sekali tidak marah, toh Latief lebih memprioritaskannya daripada Putri.
Disisi lain.
"Gue mesti ngomong apa sama Putri?" Keysa dan Gio sudah memasuki mobil, mereka tidak jadi makan.
"Gue tadi sempet rekam." Gio memberikan ponselnya pada Keysa.
Keysa tersenyum sumringah. "Sepupu gue pinter banget." Keysa menarik-narik hidung mancung Gio.
▪️▪️▪️
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Alone (Tahap Revisi)
Teen FictionKeysa Aura Lizton, salah satu Most Wanted Girl di SMA Purmasakti. Cewek yang selalu bersama dengan serigalanya, Wildan Reygan. Cowok yang juga dijuluki Most Wanted Boy itu berpotensi membuat Keysa jatuh cinta dan juga berpotensi membuat patah hati. ...