(6) Dijemput .....

1.3K 77 20
                                    

"Key. Cepet turun, udah ada yang nungguin." Yuni memekik dari bawah. Keysa mengernyit bingung.

Penasaran. Keysa langsung turun kebawah. Keysa kaget, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Mengapa Sean dirumahnya? Sarapan dengan keluarganya?

"Sean, kok disini?" Keysa menghampiri Sean, duduk di sebelah cowok itu.

"Jemput lo." Jawabnya singkat.

"Bunda yang nyuruh Sean jemput kamu." Yuni datang membawa menu sarapan pagi ini, sandwich.

"Sarapan disini atau mau dibawa aja?" Pertanyaan itu Yuni lontarkan pada Keysa dan Sean.

"Dibawa aja, Bun." -Keysa

"Disini aja, Tan." -Sean

Keduanya saling tatap.

"Disini aja." -Keysa

"Dibawa aja." -Sean

Keduanya saling tatap kembali. Yuni tercenung, begitu pula dengan Rahman dan Juna.

"Lo aja yang nentuin." Keysa mengusulkan, Sean menyanggah. "Lo aja."

"Lo aja, Sean."

"Lo aja, Keysa."

Yuni mengetuk-ngetuk pisau di meja, menatap dingin mereka berdua. Keduanya menelan ludah susah payah.

"Bunda aja yang nentuin." Yuni memberikan piring berisi sandwich kepada mereka berdua. "Makan disini."

Setelah mereka selesai Sarapan, Keysa dan Sean berpamitan kepada Yuni dan Rahman. Saat akan menaiki motor, suara Juna mengintrupsi mereka.

"Kak." Juna memanggil. "Juna kepo nih." Dia berlari kecil menghampiri mereka di depan gerbang rumah. Napasnya sedikit terengah-engah.

Sean menunduk, mengusap rambut Juna dengan gemas. "Kak Keysa pacaran ya sama Kak Sean?" Juna menatap mereka bergantian.

"Kamu lari-lari nyusul kakak cuma buat nanyain itu?" Keysa terkekeh pelan. Juna mengangguk sekali.

"Gak pacaran, Juna." Kali ini Sean yang menjawab.

"Temenan juga enggak." Keysa menambahkan.

Juna mengangguk seolah paham, "bagus deh, kata Bunda kan anak kecil gak boleh pacaran..."

Jeda. Sean menatap Keysa. "Ayah juga sering bilang tingkah kak Keysa kayak anak kecil." Sean hampir tertawa. "jadi kalo mau pacaran, Kak Keysa harus dewasa dulu." Tidak tahan, Sean tertawa kencang.

" Tidak tahan, Sean tertawa kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mampus lo! Di ceramahin anak sd." Keysa tidak kesal, dia tertegun melihat Sean yang tertawa. Baru kali ini Sean menampakan ekspresi selain tatapan dingin dan tajam.

Sean kicep. Dia berdehem, menghentikan tawanya. "Adek lo lucu." Sean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Malu.

"Lo, ganteng." Keysa keceplosan. Sean menaikan salah satu alisnya. "Gue tau."

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang