(39) sleep

1K 52 13
                                    

"kamu gapapa?"

"Lo gapapa?"

Dua pertanyaan itu dilontarkan oleh Wildan dan Gio pada saat Keysa kembali lagi ke restoran.

Keysa hanya mengangguk lesu menanggapi pertanyaan mereka berdua.

"Kita pulang," Wildan menarik lembut tangan Keysa dan tentu tak ada penolakan dari Keysa.

"Lo balik berdua bareng Juna gapapa kan? Keysa balik sama gue."

Gio mengangguk menyetujui, "anterin sebelum jam 9 malam bro."

Wildan mengacungkan jempol nya, "oke."

Keysa masih diam ditempat saat Wildan menarik lembut tangannya, ia termenung sedari tadi dan pandangannya kosong.

"Dia ga pantas buat aku cintai."

Kalimat itulah yang masih terngiang-ngiang di pikiran Keysa, ia berpikir selama ia dan Sean bersama memanglah tak ada apa-apanya, kedekatan mereka hanyalah sebagai masalalu yang buruk menurut Sean.

Keysa ingin sekali membenci Sean, Sean bahkan tak ingin mendengarkan penjelasannya saat itu. Tetapi, rasa cintalah yang menutupi rasa kebencian itu.

"Keysa kamu bisa denger aku ga sih?"

Wildan mulai jengah karena Keysa tak juga merespon ucapannya dan masih saja berdiam ditempatnya.

Wildan mendekatkan wajahnya ke wajah Keysa yang membuat para pengunjung restoran yang mayoritas diisi oleh anak muda menjerit tertahan melihat kelakuan Wildan.

Wildan meniup wajah Keysa, dan benarlah dugaannya, Keysa langsung tersadar dari lamunanya dan memandang Wildan dengan raut wajah polosnya.

"Kenapa?" Tanya Keysa dengan wajah cengo nya.

Wildan mencubit kedua pipi Keysa gemas, "kita pulang sayang."

Keysa mengangguk-anggukan kepalanya sehingga ia terlihat begitu lucu, "ah iya ayo".

Wildan kembali menggenggam tangan Keysa menuju parkiran, menunjukan kepada semua orang bahwa Keysa hanyalah miliknya, walaupun itu tak benar Wildan sangat senang bisa menggenggam tangan Keysa.

"Tadi gimana sama Sean dan Tasya?" Tanya Wildan menatap Keysa sekilas setelah keluar dari mall dan mengemudikan mobilnya dengan sangat hati-hati, ia berjaga-jaga tak ingin membuat Keysa-nya terluka.

"Ga jadi ngomong kayaknya mereka lagi ngomong serius, ga enak ganggunya," Keysa juga menatap Wildan sekilas dan memberikan senyum manisnya pada Wildan.

Wildan tau bahwa Keysa hanya memberikan senyum palsu padanya, Wildan tau bahwa Keysa tak ingin menunjukan bahwa ia sedang terluka, Keysa pernah berkata padanya jika ia mengungkapkan apa yang ia rasakan maka ia sendiri yang akan terluka, mungkin lebih baik memendam.

Berbanding terbalik dengan Wildan, Wildan lebih suka mengungkapkan semua yang dia pendam, bercerita dengan orang terdekatnya termasuk Keysa, mengeluarkan semua keluh kesah bahkan emosinya, dengan begitu ia merasa lega.

Wildan juga tak ingin memaksa Keysa untuk bercerita dan merasa tertekan, mungkin Keysa hanya butuh waktu untuk memikirkannya sendiri, jika ia siap bercerita ia akan bercerita kepada sahabat-sahabatnya ataupun kepada Wildan.

"Ini sekarang beneran mau pulang?" Tanya Wildan sebelum sesampainya di persimpangan arah kerumah Keysa.

Keysa mengangguk, "iya kak aku cape."

"Cape tapi ntar pas dirumah marathon drakor lagi kan? Kamu harus jaga kesehatan jangan tidur kemaleman."

Keysa terkekeh pelan mendengar omelan Wildan.

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang