(17) Elsa Amira

1K 56 11
                                    

Elsa tidak jadi di keluarkan dari Purmasakti, Keysa bernapas lega saat berpapasan dengan cewek itu di koridor.

"Elsa..." Panggil Keysa, membuat cewek itu menoleh ke belakang.

Elsa membeku di tempat. "Key cukup."

"A..apanya?" Keysa menjawab gugup.

"Semua orang natap jijik ke gue." Elsa mengedarkan pandangan menatap sekitar. "Belum puas?"

"El, lo salah paham." Keysa mencoba menjelaskan. "Di lapangan kemaren gue bener-bener gak tau bokap gue datang."

"Salah paham..." Elsa terkekeh masam. "Lo mau pamer kalo keluarga lo kaya? Ngeluarin gue terus masukin gue lagi ke Purmasakti. Lo pamer kalo lo bisa ngelakuin apa aja?"

"Enggak El, lo bener-bener salah paham." Keysa menjawab jujur, tapi cewek di depannya susah percaya.

"Gue pikir lo baik karena mau maafin gue, tapi cara lo balas dendam ke gue berlebihan Key."

Keysa tidak membenarkan kejadian waktu itu, dia sendiri juga berpikir hal itu sangat berlebihan.

"Gue minta maaf." Keysa tidak tahu mau berkata apa lagi.

"Gue kapok cari masalah sama lo, jangan ganggu gue lagi." Elsa mengabaikan permintaan maaf Keysa.

▪️▪️▪️

"Princess nya ayah kenapa ngelamun?" Rahman mendapatkan putrinya sedang termenung di balkon kamarnya, memandang langit gelap yang hanya di terangi bulan.

Keysa menoleh kemudian tersenyum tipis, "Tumben ayah cepet pulang." Rahman menghampiri Keysa, tanpa aba-aba Keysa langsung memeluk ayahnya.

"Kamu ada masalah lagi?" Rahman paling peka dengan gelagat putrinya, dia menepuk pelan punggung Keysa.

"Gak ada." Keysa berbohong.

Pintu kamar kembali dibuka, Yuni menatap Keysa dan Rahman bergantian.

"Kok peluk-pelukan gak ngajak Bunda." Yuni cemberut, dia menghampiri keduanya untuk ikut berpelukan.

"Keysa kenapa murung?" Yuni juga peka dengan gelagat anaknya, Keysa hanya menggeleng pelan.

"Gak mau cerita dia, Bun." Rahman yang menjawab.

Mereka melepaskan pelukan satu sama lain, Yuni meminta Keysa dan Rahman untuk duduk di sofa kamar karena udara dingin.

"Cerita aja sayang." Yuni mengulum senyum hangat pada Putrinya.

Keysa menidurkan kepalanya di paha Yuni dengan Rahman yang mengelus surai hitamnya.

"Elsa." Ucapnya.

"Dia berulah lagi? Kan Ayah udah bilang." Rahman menjadi kesal.

"Bukan, Yah." Keysa menggeleng pelan. "dia ngerasa Key cuma pamer."

Yuni menatap Rahman tajam, "kamu sih ngapain coba datang ke sekolah Keysa."

"Aku yang salah?" Rahman menunjuk dirinya sendiri.

"Jelas lah, kesannya anak kita pamer karena kamu kaya. Temen sekolahnya pasti menganggap Keysa bisa berbuat seenaknya."

"Bagus dong, biar gak ada yang niat jatuhin dan gangguin Keysa."

"Cara kamu salah,  Keysa malah bisa dijauhin karena segan."

"Ya bagus, Bun."

Yuni melotot. "Bagus apanya?"

"Temen sekolahnya bisa lebih berhati-hati dalam perlakuin Keysa."

"Kamu mau Keysa di perlakuin sebagai Ratu di sekolahnya?"

"Aku cuma mau Keysa lebih di hargain."

"Keysa gak bakal suka dengan pemikiran kamu itu, Rahman." Yuni serius sampai menyebut nama suaminya. "Bener kan Key?"

Yuni menoleh pada Keysa, namun anaknya tertidur di pangkuannya.

Percuma dia berdebat dengan suaminya.

▪️▪️▪️

"Ohayou."  Keysa masih lesu, dia mengambil piring berisi nasi goreng yang Yuni siapkan.

"Key, Ayah mau ngasih tau sesuatu. Tapi takut bikin kamu tambah sedih."

Yuni mendelik sinis, "udah tau anaknya lagi sedih, mau ditambah lagi?"

"Gakpapa Bun." Keysa tersenyum tipis kearah Yuni. "Kasih tau aja, Yah." Keysa malah penasaran.

"Kemaren Seno cerita sama papa, katanya Sean bakal pertukaran pelajar ke New York."

Deg.

"Kamu jangan sedih ya." Rahman tersenyum jahil.

"Key gak bakal sedih kok, itu kan urusan Sean." Keysa memilih fokus dengan sarapannya.

"Yakin gak sedih?" Kini Yuni yang tersenyum jahil.

"Gak di sekolah, gak dirumah. Yang dibahas Sean terus." Keysa memproutkan bibirnya karena kesal.

"Tapi seneng kan bahas Sean?" Yuni masih menjahili putrinya.

"Engga ih Bun.." Keysa merengek seperti anak kecil. "Eh kok Juna gak ada?" Keysa mengalihkan topik.

"Masih tidur, dia demam semalaman."

Keysa membulatkan bibirnya, "Keysa liat Juna dulu."

"Tunggu dulu." Yuni menahan. "Suka Sean gak?"

Keysa menatap malas Yuni. "Enggak Bunda." Keysa beranjak dari kursi.

"Tunggu dulu." Yuni menahan lagi. "Masih belum move on dari Wildan?"

Keysa terdiam, "gak tau ah Bunda ngeselin."

Yuni dan Rahman memang sudah lama mengetahui Keysa menyukai Wildan, mereka juga tahu cinta Keysa bertepuk sebelah tangan.

▪️▪️▪️

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang