(8) Wildan Marah

1.1K 58 7
                                    

Wildan membawa Keysa ke taman belakang sekolah. Wildan mencengkram Keysa dengan kuat, tangannya memerah, sedikit sakit namun Keysa menahan nya. Melihat ekspresi Wildan, sepertinya dia akan marah. Tapi karena apa?

"Lo deket sama Reno?" Raut wajah Wildan menajam, dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo deket sama Reno?" Raut wajah Wildan menajam, dingin. Jujur saja Keysa takut bila ekspresi Wildan sudah seperti itu. Cowok itu akan menjadi serigala dadakan.

"Iya." Keysa mengangguk ragu. "Baru kenal tadi. Kok kak Wildan kenal?" Dengan takut-takut, Keysa mendongak menatap Wildan.

"Lo jauhin dia!" Wildan menatap lurus. Sorot matanya masih menajam.

"Tapi kenap--" belum sempat Keysa bertanya, Wildan sudah memotongnya. "Lo gak punya telinga hah? Gue bilang jauhin ya jauhin!" Wildan membentak, Keysa tersentak. Dia kebingungan sendiri.

"Setidaknya Key butuh alasan kak, sebelum nya Key mau deket sama siapa aja kakak gak pernah complain, tapi sekarang kenapa?" Keysa menaikkan sebelah alisnya.

"Karena gue sayang sama lo Key." Wildan melembut, dia menarik kedua jemari Keysa, mengelusnya.

"Haha sayang." Keysa mendengus pelan, cewek itu melepaskan genggaman tangan Wildan.

"Gue sayang sama adek gue, maka nya gue gak mau lo deket-deket sama cowok kayak dia." Wildan menjelaskan. Jadi itu alasannya, Keysa mengangguk mengerti, dia pikir wildan-- ah sudahlah, harapannya terlalu tinggi.

"Key akan pura-pura gak pernah denger setelah ini." Keysa berlalu pergi meninggalkan Wildan.

Wildan mengacak rambut nya frustasi. "Dia bajingan Key."

⚫⚫⚫

Keysa sebenarnya masih ingin tahu alasan Wildan menyuruhnya menjauhi Reno, dia hanya bingung. Reno teman yang baik. Ada apa dengan Wildan? Dia mengenal Reno?

"Key." Reno memanggil. Keysa menoleh ke belakang. "Apa?" Mood nya sedang memburuk.

"Lo gak papa? Yang tadi pacar lo?" Reno penasaran, Keysa menggelengkan kepala untuk jawaban keduanya.

Bel pulang pun berbunyi, Keysa segera ke parkiran untuk menemui Sean. Dia datang bersama Sean bukannya dia harus pulang bersama Sean juga?

Keysa melihat Sean yang sedang memakai helm nya. "Gue balik sama lo." Keysa berdiri di depan motor Sean.

Sean menoleh singkat, dia melepaskan kembali helm nya. "Gak bisa." Jawabnya lurus.

"Gue pergi sama lo jadi gue harus balik sama lo lah!" Keysa tersulut emosi, mood nya sangat buruk saat ini.

"Kok lo jadi agressif sih? Gue bilang gak bisa ya gak bisa, maksa." Sean menatap sinis, cowok itu sifatnya berubah-ubah. "Ucapan gue yang di rooftop tadi, gue becanda." Keysa tertegun, rasanya dia ingin mencabik-cabik muka datar Sean.

"Gue tau." Keysa mengangguk lemah. "tapi sekarang anterin gue balik dulu." Keysa yang tetap kukuh ingin diantar pulang oleh Sean, jika tidak bersama Sean, bagaimana dia pulang?

"Gak bisa, gue ada janji sama temen." Sean kali ini mencoba sabar.

"Lo balik sama gue Key." Keysa menoleh, Wildan di belakangnya, dengan Elsa.

"Gak." Keysa menatap datar.

"Keysa balik sama gue." Suara seorang cowok menyahut lagi. Dia Reno, alasan Wildan marah tadi.

"Gue gak bakal ngizinin." Wildan menatap tajam Reno. sebenarnya ada apa dengan mereka?

"Siapa?" Sean bertanya pada Keysa.

"Bukan urusan lo." Keysa masih kesal dengan Sean.

"Gue balik sama Reno." Keysa menarik lengan Reno menjauhi mereka.

"Key!" Wildan membentak. Keysa mengentikan langkahnya, namun tidak berbalik. Dia melanjutkan lagi langkahnya, menghiraukan Wildan.

"Dia kenapa?" Maksud Reno adalah Wildan.

"Gak tau, lo kenal sama dia?" Keysa memilih bertanya pada Reno sebab Wildan tidak menjawab tadi.

"Gue sama Wildan satu komplek." Reno menatap lurus jalanan. "Jujur, gue gak suka sama sifat dia yang bad itu."

"Lo belum kenal akrab aja, dia baik banget orang nya." Keysa membela Wildan walaupun masih kesal. Dia tidak suka ada yang menjelekan Wildan.

"Tapi tetep aja Key, alasan apapun itu bad tetaplah bad." Reno melanjutkan, menghiraukan suasana hati cewek di sebelahnya.

"Reno!" Tegur Keysa. Reno menghelakan nafasnya "maaf."

"Udah sampe key." Keysa tidak sadar telah tiba di rumahnya.

"Makasih ya Ren." Keysa tersenyum tulus. "Gue masuk dulu." Saat turun, Reno menahan lengannya. "Ada apa?"

"Gue minta nomer lo." Reno to the point. Cowok itu menjulurkan ponselnya. Keysa mengambilnya, mengetik nomornya sendiri.

"Nih.." Keysa mengembalikan ponsel Reno. "Gue masuk dulu, lo hati-hati." Reno mengangguk.

Setelah Keysa memasuki halaman rumah nya, dia melihat mobil yang terlihat sangat familiar disana. benar saja, setelah dia memasuki rumah, ada Wildan yang sedang duduk di ruang tamu.

Mendengar ada langkah kaki seseorang yang memasuki rumah, Wildan dengan cepat melihat ke arah pintu.

"Key." Wildan melembut tidak seperti di sekolah tadi, Keysa tertegun.

"Lo gak papa kan?" Raut wajah Wildan khawatir.

"Kelihatannya?" Keysa menatap datar.

"Gue khawatir banget karena lo pulang bareng Reno."

"Jangan berlebihan." Keysa menaiki tangga menuju kamarnya. "Pulang aja."

▪️▪️▪️

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang