(36) ...

1.1K 48 22
                                    

Siswa-Siswi SMA Purmasakti dikagetkan dengan kehadiran mantan ketua osis sekaligus Most Wanted yang telah lama berada di negeri Paman Sam itu, ada yang terang-terangan menatap dan ada juga yang berbisik-bisik dengan teman disebelahnya dan melirik malu-malu.

Disaat Sean menginjakkan kakinya di koridor lantai pertama, semua Siswa yang ada disana secara tidak langsung menepi memberikan jalan kepadanya. Sean tampak tak acuh karena sudah ia perkirakan hal ini akan terjadi.

Tak lama, Keysa muncul dari arah yang berlawanan dengan Sean. Keduanya saling menatap, entah ada gerakan apa keduanya menghentikan jalannya dan saling diam, namun satu diantaranya menatap dingin dan satu diantaranya lagi menatap dengan sendu.

Seperti ada sihir dari kehadiran Sean dan Keysa, semua Siswa yang ada di koridor ikut terdiam dan tak sedikit yang ingin tahu dan memasang kupingnya rapat-rapat menunggu kata-perkata yang akan dilontarkan keduanya.

Keysa melebarkan senyumnya, mencoba menghilangkan rasa sakit hati dan kecewa yang ia dapati kemarin, "Sean, mau kekelas? Mau bareng?".

Perkataan dari Keysa tentu saja di dengar dan dilihat oleh semuanya, karena koridor yang mendadak sepi membuat suara Keysa yang tidak kencang tetapi terdengar menggema di sepenujung koridor. Semakin sunyi, menunggu jawaban apa yang akan di lontarkan Sean kepada gadis yang dulu mampu membuat seorang Sean yang dingin tersenyum manis.

Tapi sirna, semua Siswa menatap kecewa saat Sean kembali berjalan tanpa menanggapi pertanyaan dari Keysa.

"Wah yang dulunya deket banget, sekarang kayak orang asing ya?," sahut seorang gadis dari belakang Keysa yang Keysa kenali dari cara bicaranya yang sok.

Keysa membalikan badannya menatap gadis itu, "lo kemana aja? Kok baru muncul? Kemarin-kemarin kemana aja?," telak Keysa menyindir gadis didepannya itu, gadis yang setelah insiden di ruang BK sudah tak lagi menampakkan batang hidungnya di depan Keysa.

"Sibuk ngitungin dosa lo yang suka ghibah in orang? Gimana? Udah berapa ton?," lanjut Keysa menaikkan sebelah alisnya.

"Kok lo ngeselin sih?," pekik Thalita kesal.

"La bodo amat," Keysa kembali melanjutkan jalannya menuju kelasnya, niatnya untuk ke parkiran menuju mobilnya ia urungkan karena sudah tidak mood lagi.

Keysa kini telah menginjakkan kelas XII tepatnya di kelas XII IPA 1, janjinya pada Ayahnya dahulu setelah insiden di lapangan Indoor untuk mendapatkan peringkat pertama telah ia dapatkan, ia juga kini sudah di perbolehkan membawa mobil sendiri karena usianya yang akan menginjakkan usia 18 tahun.

Wildan juga sudah lulus sebulan yang lalu, ia memutuskan untuk berkuliah di Universitas Indonesia dengan alasan tidak ingin berjauh-jauh dari Keysa.

Sesampainya Keysa didepan kelas, ia berpapasan dengan Reno. Ia kini tak sekelas dengan Reno, Reno menduduki kelas XII IPA 2.

"Pagi Key," sapa Reno.

Keysa sempat bingung karena Reno sebelumnya sama sekali tidak pernah mendekatinya lagi, berpapasan seperti ini pun sebelumnya Reno memilih untuk tidak menegur Keysa, jangankan menegur, melirik saja pun tidak.

Keysa tersenyum canggung, "Pagi juga Ren."

"Lo pasti seneng banget ya sekarang,"

Keysa mengerutkan dahinya, "seneng kenapa?."

"Ah gapapa, gue duluan ya." Reno meninggalkan Keysa tak lupa dengan senyum andalannya.

Keysa memilih untuk tidak peduli saja kemudian ia memasuki kelasnya dengan berusaha untuk tersenyum manis.

Love Alone (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang