Terlalu menakutkan untuk melihat diriku yang seperti ini. Tapi, apa yang bisa aku lakukan?
Hanya dengan membencimu lah yang bisa aku lakukan saat ini.Sosok yang berperan besar untuk perubahanku yang menyeramkan ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari sudah berganti malam, namun Jihoon masih terdiam ditempat tidurnya.
Ia sudah sangat mengantuk, padahal ini baru pukul delapan malam.
Tapi sialnya Ia malah tak bisa tidur karena memikirkan ucapan Soonyoung tadi siang yang mana malah membuat isi kepalanya seolah ingin pecah.
Drrt..
Drrt..
Jeon emo wonwoo is calling..
"Apa?" Sapaan tak bersahabat Jihoon berikan. Kenapa pula malam-malam begini emo satu ini menelponnya.
"Heh macan betina, aku ingin memberitahumu sesuatu." Balas Wonwoo.
Wonwoo benar-benar cari mati rupanya, pikir Jihoon.
"Cepat beritahu, aku lelah ingin tidur."
"Kau tahu--"
"Tidak tahu."
"Sialan! Aku bahkan belum mengatakan apa pun, brengsek!" Umpat Wonwoo.
"Ah maaf, silahkan lanjutkan." Balas Jihoon santai. Tidak tahu dia bahwa di seberang sana Wonwoo sudah berniat kerumah sakit dan mencekik leher lelaki pendek itu.
"Dengar--" Perintah Wonwoo membuat Jihoon menajamkan pendengarannya.
"Hari ini pamanmu mengadakan rapat direksi untuk membahas pergantian posisimu dari Presdir."
"APA!?"
Jihoon menganga tak percaya, mata sipitnya membulat dan terlihat memerah karena menahan marah.
"Bagaimana bisa mereka melakukan rapat tanpa sepengetahuanku?!" Bentak Jihoon.
Ini sudah benar-benar diluar batas.
Dan Jihoon benar-benar tak suka ada yang melanggar garis batasan yang sudah sengaja ia buat.
Jihoon tak suka ketika melihat pamannya yang sudah lancang masuk kedalam garis batas kesabarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain [SoonHoon]
RandomKetika cinta datang terlambat maka hanya penyesalan lah yang didapat. Dan ketika cinta itu kembali datang namun hanya terdapat sebuah keraguan dan pengkhianatan didalam nya. Dan ketika cinta itu kembali pergi untuk kesekian kali nya, yang didapatkan...