Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah enam bulan berlalu. Kandungan Jihoon pun sudah membesar, perutnya yang semula rata itu mulai membulat bak bola.Didalam kamarnya nampak Jihoon yang berdiri didepan sebuah cermin besar yang menampilkan seluruh tubuh nya.
Mengusap lembut perutnya sesekali bersenandung pelan.
Seolah menyanyikan sebuah lullaby yang lembut untuk si jabang bayi.
Pernikahannya dan juga Soonyoung berjalan dengan baik, hari-hari yang mereka jalani, amat Jihoon ingat dan ia simpan baik-baik memori itu didalam kepala nya.
Sejak ia hamil dan perut nya perlahan membesar, sosok Soonyoung seolah nampak selalu ada disamping nya, seolah calon ayah itu tidak ingin melewatkan sedikitpun perkembangan calon bayi nya didalam perut Jihoon.
Bahkan pemuda mungil itu masih ingat dengan jelas ketika Soonyoung pulang dari Jepang dengan membawa banyak sekali pakaian bayi.
Ketika ditanya, hanya wajah datar nan tenang nya yang terlihat dan menjawab.
"Persiapan. Agar ketika nanti perut mu membesar, kau tidak perlu lagi bersusah payah mencari pakaian bayi."
Dan seketika itu juga, Jihoon mampu merasakan perasaan hangat mengalir di seluruh tubuhnya.
Ia tidak pernah menyangka, kehamilannya mampu membuat Soonyoung luluh pada nya. Dan itu merupakan sebuah keajaiban yang luar biasa bagi Jihoon.
Grepp
Jihoon yang tengah melamun itu, seketika terkejut kala mendapati sepasang tangan kekar sudah memeluk tubuh berisi nya dari belakang.
"Sedang apa kau didepan cermin berlama-lama?" Suara berat nan rendah khas milik Soonyoung mengalun indah di telinga Jihoon.
Semburat merah perlahan muncul di kedua pipi putihnya yang mulus, membuatnya tampak seperti menggunakan blush on yang cukup tebal.
"Pipimu memerah." Dengan gamblang nya Soonyoung berucap.
Membuat Jihoon membulatkan matanya. Melepas pelukan suami nya itu dari tubuh berisi nya.
"Hentikan Soonyoung. Kau membuatku malu." Balas Jihoon yang kemudian melangkah kan kaki nya keluar dari Walk in closet meninggalkan Soonyoung yang kini hanya mengangkat bahu nya acuh.
Lalu melangkah kan kaki nya keluar mengikuti Jihoon yang kini sudah duduk di pinggiran ranjang mereka.
Melonggarkan sedikit dasi yang melilit lehernya seharian itu, membuka kancing kemeja tangan dan menggulung nya hingga sebatas siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain [SoonHoon]
RandomKetika cinta datang terlambat maka hanya penyesalan lah yang didapat. Dan ketika cinta itu kembali datang namun hanya terdapat sebuah keraguan dan pengkhianatan didalam nya. Dan ketika cinta itu kembali pergi untuk kesekian kali nya, yang didapatkan...