Empat Puluh Satu

1.6K 218 28
                                    

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

Sebelum lanjut aku cuma mau bilang aja.

Aku bukan tipe penulis yang hanya kasih satu kisah angst di salah satu main cast nya.
Aku gaa kasih satu orang yang bersalah dan yang gaa bersalah.
Disini aku selalu kasih konflik secara adil.
Aku bukan tipe yang uke harus diistimewain dan si seme nya jadi pihak yang bermasalah mulu. Gaa! Aku bukan penulis kayak gitu. Meski ini fanfic tapi tetep aja kita harus ngambil latar belakang dari kisah nyata. Dan gaa semua kisah cinta kek gini seolah uke nya terus yang bener, seme nya salah. Atau gaa kebalikannya.
Kalo yang udah pernah baca ff buatan ku pasti tahu kalo semua cerita ku pasti ada yang namanya timbal balik.
Disaat si A salah aku bakal bikin dia nyesel, gitu juga aku buat ke si B. Jadi aku gaa ada yang namanya Uke selalu benar dan seme yang selalu menderita.

Jadi, jangan ada yang namanya pihak yang pro-contra.
Bla bla bla lah intinya.

Jangan ada yang terlalu nyalahin soonyoung mulu, lihat juga dari sisi apa yang sebenernya pengen dia lindungin.
Jangan ada juga yang terlalu bela si tokoh jihoon ini. Kalian juga harus lihat kesalahan-kesalahan dia, meski di masa lalu sekalipun .

Oke cuma itu aja.

Soalnya aku agak terganggu juga dengan pihak pro dan contra ini. Kadang seru bacanya tapi lama kelamaan mood agak turun juga.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seminggu berlalu tanpa hal yang pelik apapun. Jihoon sudah keluar dari rumah sakit dan memilih kembali kerumah miliknya sendiri.

Rumah yang dulu dihuni oleh keluarganya yang hangat.

Ia sudah tidak sudi lagi menginjakkan kaki nya dirumah milik pembunuh dari anaknya itu.

The Rain [SoonHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang