Enam belas

2.4K 288 30
                                    

Kau tidak akan mengerti.

Kau tidak akan pernah mengerti dengan apa yanh terjadi. Jadi hentikan saja.

Berhenti mencintaiku dan berharap padaku.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sudah pukul 21.38 malam.

Ini sudah cukup larut bagi sebagian orang yang memang tidak terbiasa keluar rumah saat malam hari.

Tapi cukup biasa bagi sebagian orang lagi seperti Jihoon contohnya.

Sosok mungil itu bahkan terkadang sering pulang tengah malam atau pagi buta jika ia sedang sibuk dengan pekerjaannya atau pun saat ia sedang berkumpul dengan sahabat-sahabat nya.

Jihoon baru saja sampai dirumah nya.

Ia terdiam cukup lama di depan pintu sebelum ia masuk. Rasa nya sangat sepi tak ada suara yang terdengar dari dalam rumah nya.

Tentu saja sepi.

Ia hanya sendiri sekarang lagi pula ia sudah mengusir keluarga pamannya.

Dan para maid hanya akan datang saat pagi hari atau saat Jihoon memanggil mereka saja atau pada saat dirinya sedang tak ada dirumah dan juga ketika dirinya sedang ada pekerjaan diluar kota maupun luar negeri.

"Kau menyedihkan, Jihoon." Gumam si mungil itu dengan berdengus pelan sambil tersenyum kecil.

Sosok kelahiran November itu menghela nafasnya perlahan dan segera melangkah masuk kedalam rumah mewah nya.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah gelap.

Dengan langkah pelan Jihoon meraih saklar lampu.

KLIK!

Kini ruangan itu sudah tidak gelap seperti sebelumnya. Ia pun segera menuju kamar nya yang berada di lantai atas.

Ia benar-benar ngantuk sekarang.
Terlebih ia belum mengemas barang-barang yang akan ia bawa ke Jeju besok.

The Rain [SoonHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang