Empat puluh Delapan

1.5K 222 17
                                    

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mata sipit itu memandang dengan manik mata yang berkaca-kaca. Tubuhnya terasa membeku dan kaki nya pun tak bisa bergerak bahkan seinci pun.

Seolah kaki itu terpaku dan tak membiarkannya untuk pergi kemanapun.

Manik indahnya tak bisa lepas dari sosok yang tengah tertawa lepas dan memandang penuh cinta anak-anak yang tengah bermain dengannya.

"Pegangan hidup?"

"Ya. Pegangan hidup. Anak-anaknya."

Jihoon membulatkan mata nya yang membengkak karena menangis itu, menatap bingung sosok perempuan dihadapan nya saat ini.

"Aa-anak?"

Momo tersenyum maklum.
Lalu mengangguk pelan.

"Anak angkatnya."

Jihoon terdiam dalam hati sosok mungil itu masih bertanya-tanya.

"Dia mengangkat seorang anak?"

Momo menggeleng menanggapi pertanyaan Jihoon.

"Bukan seorang. Tapi tujuh orang sekaligus." Jawabnya sembari terkekeh pelan.

"Dia bertemu anak-anak itu saat di paris. Mereka adalah anak-anak malang yang kehilangan orang tua mereka karena meninggal atau bahkan karena mereka dibuang dengan tanpa perasaan oleh keluarga mereka. Sejak saat itu Soonyoung selalu datang kepanti asuhan atau bahkan kerumah sakit anak untuk menghibur mereka yang merasa kesepian."

Jihoon nampak terdiam. Dia tak berniat untuk menyela apa yang sedang perempuan dihadapan nya itu bicarakan.

Ia ingin tahu lebih banyak.

Ingin tahu apa yang selama ini terjadi pada sosok yang amat sangat ia rindu kan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam itu.

The Rain [SoonHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang