Empat puluh Tujuh

1.5K 211 8
                                    

Happy Reading~
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ruangan itu terlihat sangat gelap. Hanya ada cahaya samar yang menerangi dari pantulan sinar bulan yang masuk melalu cela gorden tipis di balkon yang pintunya sengaja terbuka.

Didalam nya nampak sosok mungil yang duduk dipinggiran ranjang dengan pandangan kosong.

Wajahnya nampak pias dan sinar mata nya itu entah sejak kapan kembali meredup.

Kelopak mata itu berkedip secara perlahan hingga akhirnya manik hitam itu nampak fokus pada meja nakas yang ada disamping tempat tidurnya.

Tangannya terangkat ragu meraih pegangan kecil pada laci nakas paling bawah.

Bergerak perlahan menariknya dan terlihat sebuah amplop berukuran kecil yang masih nampak terawat meski sudah bertahun-tahun amplop itu tersimpan didalam sana.

Klik!

Sosok mungil Jihoon nampak menyalakan lampu tidur yang berada diatas nakasnya.

Si mungil itu terdiam untuk sesaat, matanya memandang ragu pada amplop ditangannya itu.

"Jika kau tahu, apakah semua akan merubah segalanya?"

Seketika pertanyaan dari perempuan yang baru saja ia temui itu kembali merasuki kepalanya.

Hingga ia merasa kini logika nya benar-benar tidak berjalan sesuai keinginan nya.

Maka perlahan tangan lentiknya itu, meraih amplop berukuran kecil itu. Memandang nya sekilas sebelum akhirnya membuka kembali surat yang setelah sekian lama tak ingin ia sentuh, tapi tak juga ia buang.

Menurutnya, hanya itulah yang ditinggalkan sosok 'itu' untuknya.

Lagi.

Kembali lagi kenangan dimana kalimat penuh hal mengejutkan itu akhirnya Jihoon baca untuk kedua kali nya.

"Mentalnya sudah rusak jauh sebelum dia bertemu lagi denganmu."

Jihoon merasakan matanya memanas kepalanya menunduk dan matanya terpejam erat. Berusaha untuk membuat nya mengurangi rasa nyeri yang kini dirasakan oleh hatinya.

The Rain [SoonHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang