The Rain [SoonHoon]

Delapan belas

Ketuk saja hatiku sebisa mu.
Maka ketika aku mulai bisa membuka hati, kau orang pertama yang akan ku beritahu...

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Presdir, apa kau tidak lelah?
Tidak ingin menunda pekerjaan mu?"

Tanya seorang pria bermata bulat dengan kulit pucatnya.

"Tidak. Apa kau tidak mengenalku, Seungcheol? Aku tidak suka menunda-nunda pekerjaan."

Balas seorang pemuda tampan bermata sipit tapi tajam, Soonyoung.

"Hey Hosh, tapi kau bahkan belum tidur sejak tiba dari New Zeyland dan sekarang kita berada di Jeju." Dengus Seungcheol keras.

Soonyoung menghela nafas nya kasar lalu menyandarkan punggung nya di kursi yang ia duduki dengan setumpuk berkas kantor yang ada diatas meja nya.

"Lalu?"

"Apa kau tidak pernah melihatku bekerja tanpa tidur selama ini?" Sambung nya menatap jengah sekretaris sekaligus sahabat nya itu.

"Heh, kau! Apa kau lupa? Dulu julukan mu adalah kerbau tidur? Tidak akan ada hari tanpa kau tidur bahkan kau bisa tertidur di toilet." Jelas Seungcheol dengan menggebu-gebu.

Pria bermata bulat itu kesal.

Sangat kesal.

Sejak tiba di Seoul mereka langsung terbang menuju Jeju.

Atasan yang merangkap sahabatnya itu sama sekali belum mencicipi empuk nya kasur di kamar hotel yang mereka tempati.

Jujur saja, Seungcheol juga kewalahan saat ini.

Ia juga tidak tega melihat bagaimana Soonyoung yang tetap bekerja bahkan ketika dirinya beristirahat dan membiarkan Soonyoung bekerja seorang diri.

Entah apa yang membuat pemuda Kwon itu tiba-tiba ingin menyelesaikan pekerjaan nya sampai seminggu kedepan lebih awal?

Astaga!

Seungcheol lelah, Tuhan.

Tapi mana mungkin dia bisa bersantai-santai sedangkan sang atasan bahkan sama sekali tak memejamkan mata nya untuk tidur.

"Tidak usah dibahas, Brengsek!" Dengus Soonyoung.

"Kau yang brengsek!" Balas Seungcheol tak mau kalah.

Soonyoung memijat kepala nya yang terasa pusing dan si mata bulat dihadapan nya ini malah mengajak nya ribut?

Benar-benar menyebalkan.