"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena.
"Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas.
Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...
Suara hendel pintu yang dibuka itu membuat Alena terkejut karena saat ini ia tidak mengenakan apapun dibalik mukenanya yang berwarna putih. Ya! Ia harus menanggalkan pakaian karena pakaiannya itu sudah kotor dan bau keringat. Ia tak ingin sholatnya tidak sah hanya karena setitik najis.
"Astaghfirullahaladzim!" pekik Alena.
"Hai " sapa Clarissa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alena lega karena yang masuk ke kamarnya adalah seorang wanita. Dia sangat takut jika yang masuk ke kamarnya adalah Maliq, lelaki yang membuatnya merasa tak nyaman.
Wajah gadis yang ada dipannya ini begitu manis dengan aksen bulenya yang kental dan rambutnya pirang. Kalau dilihat-lihat wajahnya mirip dengan Ema Watson pemeran Hermione Granger dalam film seri Harry Potter.
"Apa aku boleh masuk?" tanya Clarissa yang berdiri di depan pintu.
"Ya, silahkan" jawab Alena ramah.
"Perkenalkan, aku Clarissa. Kau bisa panggil aku Cla atau C" kata Clarissa sembari mengulurkan tangannya.
"Aku Alena, teman-temanku biasa memanggilku Al" jawab Alena sembari menjabat tangan Clarissa.
"Maaf, aku sudah membuatmu pingsan. Sungguh, aku tak sengaja menabrakmu." jelas Clarissa.
Clarissa menjelaskan alasan kenapa ia bisa seceroboh ini. Bahkan ia tak berani membawanya ke rumah sakit karena ia tak mau berurusan dengan polisi. Clarissa memohon pada Alena untuk memaafkan kesalahannya.
"Apakah kepalamu masih pusing? Apakah badanmu masih sakit? Apakah kau mau sesuatu?"
"Wwwooooo tenang, aku tidak apa apa. Hanya saja ... kepalaku masih sedikit pusing," kata Alena sembari berbisik.
"Bisakah kau mengantarku pulang?" tanya Alena.
"Aku tak bisa menjawabnya, kau harus ijin dulu pada Maliq." kata Clarissa.
Alena hanya bisa pasrah karena sang pemilik rumah tidak menginjinkan keluar. Ia ingat percakapannya dengan Maliq sesaat setelah ia sadar. Lelaki itu sudah terang-terangan melarangnya untuk pulang, mana mungkin gadis yang ada dihadapannya ini akan mengijinkan dengan mudah.
Ia tak bisa seperti ini seterusnya. Maksudnya sholat tanpa mengenakan pakaian. Jika yang masuk wanita, tidak akan menimbulkan masalah. Namun apa yang terjadi jika yang masuk ada Maliq! Dia juga merasakan dilema karena ia tak bisa memakai pakaiannya yang kotor tapi dia juga tak bisa memakai mukenanya terus menerus.
"Aku hampir lupa, tadi Maliq mengirimkan baju untukmu" kata Clarissa sambil menyerahkan paper bag yang sedari tadi ia bawa.
Alena melihat sebuah blouse berwarna putih yang dipadukan dengan rok berwarna hijau. Namun yang membuat wajah Alena tiba-tiba menjadi merah padam adalah saat melihat underware berwarna hitam ada disela-sela bajunya.