"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena.
"Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas.
Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...
"Jika kau tak ingin aku menjadi bodoh, tetaplah disisiku!" bentak Clarissa.
"Jika kau tak ingin aku menjadi bodoh, tetaplah disisiku!" bentak Clarissa lebih keras.
Lengkingan suara kedua wanita itu membuat Marlin terperanjat. Dia menghentikan pekerjaannya lalu mendengarkan pembicaraan yang terkesan seperti perdebatan.
"Ku mohon tinggalah bersamaku, setidaknya sampai akhir pekan." pinta Clarissa.
"Tinggal di rumahmu maksudmu! tidak tidak, aku tidak mau!" tolak dengan tegas.
Dalam pikiran Alena, ada satu nama yang membuatnya keberatan untuk tinggal dirumah itu. Alena tidak bisa tinggal dengan lelaki yang membuatnya tidak nyaman. Ya Allah, bantulah hambamu yang sedang bingung ini.
"Jika penyebabnya adalah Maliq, maka aku pastikan kau tidak akan bertemu dengannya karena dia sedang ke luar negri selama 1 minggu." jawab Clarissa dengan santai.
Alhamdulillah, itu artinya dia bisa membantu Clarissa tanpa beban. Tapi dia juga harus waspada karena dia akan tinggal di kandang singa yang siap menerkamnya kapanpun itu.
"OK aku ikuti kemauanmu, tapi aku punya syarat yang harus kau penuhi. Pertama, biarkan aku bekerja seperti biasa. Kedua, aku akan keluar dari rumahmu saat Maliq kembali .... Deal?" kata Alena sambil mengulurkan tangannya.
"Deal!" kata Clarissa sambil menjabat tangan Alena.
Alena tiba dirumah Clarissa saat langit senja mulai berwarna jingga. Dua orang penjaga di pintu gerbang terlihat menyapa mereka saat memasuki halaman rumah yang sangat luas itu.
Lelaki itu sudah paham dengan kode dari majikannya yang memintanya untuk menyimpan mobil sportnya di garasi khusus.
"Selamat sore nona Clarissa. Apa kabar nona Alena?" tanya seorang kepala pelayan paruh baya bernama Meera.
"Di mana nenekku?" tanya Clarissa.
"Nyonya besar ada di kamar. Ada yang perlu saya bantu?" tanya Meera.
"Siapkan kamar tamu untuk Alena. Dia akan menginap selama beberapa hari di sini." perintah Clarissa.
Perintah dari sang majikan langsung di laksanakan dengan cepat. Clarissa mengajak Alena untuk menunggu di kamarnya sementara Meera menyiapkan kamarnya.
Tak lama kemudian, Alena melihat sebuah kamar yang sangat kental dengan aksen kerajaan yang girly. Perpaduan warna merah, gold dan cream menambah kesan mewah didalam ruangan itu. Luas kamarnya itu dua kali lipat dari apartemen kecil yang ia sewa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.