Sudah 1 bulan lamanya Alena bekerja di Colart, keputusannya untuk meninggalkan Dixion ternyata membawanya pada ketenangan. Lingkungan kerjanya yang baru sangat sesuai dengan keinginannnya. 25 % karyawan disana adalah mahasiswa magang dari beberapa universitas di sekitar London sedangkan sisanya merupakan professional seperti Alena.
Alena mempunyai segudang prestasi di kampusnya ditambah dengan pengalaman bekerjasama dengan Dixion Company membuatnya mendpatkan tugas khusus. Pak Tomy memberinya tugas untuk membina dan mengarahkan para mahasiswa magang. Menurut beliau, tak ada orang lain yang cocok selain dirinya.
Melihat semangat para mahasiswa itu, Alena mendadak rindu pada teman dan sahabat-sahabatnya. Bicara tentang sahabatnya, semenjak kejadian itu Alena tidak pernah bertemu dengan Abigail lagi. Ayah Abigail berkata jika anak perempuannya itu ingin menenangkan diri karena masih syok dengan kejadian yang baru saja ia alami.
Abigail menitipkan surat untuk Alena yang berisi permintaan maaf. Entah mengapa sahabatnya itu tak berani mengutarakannya langsung, setidaknya ia bisa bernafas lega karena Abigail tidak menyalahkannya dan Clarissa. Benar! waktu akan menyembuhkan luka Abigail.
Usia kandungan Clarissa sudah menginjak 5 bulan. Walaupun Alena jarang mengunjunginya, namun mereka masih berkomunikasi lewat ponsel. Seringkali Alena tertangkap oleh mata Maliq saat sedang berbelanja dengan adik sepupunya, namun nampaknya wanita itu tak menyadarinya.
Walaupun Alena tidak pernah melihat wajah Maliq lagi, entah mengapa ia merasa akhir-akhir ini ada seseorang yang mengawasinya. Ya! sang pengawas itu adalah Maliq yang diam-diam memperhatikan Alena dari jauh. Maliq hanya tinggal menunggu waktu untuk menjalankan rencananya.
*******
Pagi ini Alena mendapat kabar jika Dimas akan berkunjung ke Inggris untuk menghabiskan masa cutinya selama 10 hari. Alena tersenyum karena Dimas mengajaknya berkeliling Eropa sama seperti beberapa waktu yang lalu. Kali ini mereka ingin menghabiskan waktu berdua saja untuk saling mengenal satu sama lain, dan nampaknya kedua orang tua mereka sudah memberikan lampu hijau. Agus dan ayah Dimas menunggu kabar baik yang akan anak-anaknya berikan setelah berkeliling Eropa berdua.
1 minggu yang lalu
"Ayah, Dimas mengajak Alena untuk berkeliling Eropa selama 5 hari. Apa ayah mengijinkannya?" tanya Alena.
"Kamu sudah besar nak, ayah tahu jika anak ayah tidak akan membuat malu wajah ayah." jawab Agus.
"Ayaaahh ..... Alena ... Alena mau minta ijin buat nge-tes Dimas. Al pengen tahu sifat asli Dimas saat berdua sama Alena yah. Alena juga ingin tahu apakah dia termasuk pria bernafsu atau tidak? apa ayah ngijinin Al?" pinta Alena.
"Ayah percaya padamu nak. Ayah tunggu hasil dari ujianmu!" kata Agus dengan bijak.
Ini adalah waktunya untuk menguji Dimas sebelum ia benar benar memantapkan pilihan hatinya. Beberapa bulan lagi usianya telah menginjak seperempat abad, tak ada salahnya jika ia mulai menyeleksi pria pria yang akan menjadi imam baginya.
Flashback off
Akhirnya hari dimana Dimas dan Alena pergi berdua tiba juga. Sebelumnya Alena sudah meminta ijin pak Tomy dengan sedikit bantuan dari ayahnya. Om Gunawanpun meminjamkan mobilnya untuk berkeliling Eropa. Bukan tanpa alasan beliau meminjamkan mobilnya tersebut, beliau hanya ingin perjalanan anak temannya yang sudah ia anggap sebagai anaknya itu berjalan dengan lancar. Beberapa penjaga di perbatasan sudah sangat hafal dengan plat mobil khusus dubes yang sudah beberapa kali melewati beberapa negara yang perbatasan dengan Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romance"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...