EPILOG

5.1K 130 19
                                    

Alena dan Maliq tengah berbahagia menantikan putra pertama mereka lahir. Semenjak Alena hamil, Maliq menjadi over protective. Alena tidak di ijinkan keluar dari rumah dan banyak bergerak. Hampir setiap saat Maliq menghubungi Alena setiap harinya untuk memperingatkan apa yang boleh ia kerjakan dan tidak.

Bagaimana Maliq bisa tahu?

Maliq memasang CCTV di setiap ruangan, taman dan kolam renang juga tak luput dari pantauan Maliq. Maliq berusaha menjadi suami yang baik agar orang yang ia cintai tak akan mengorbankan hidupnya hanya untuk melahirkan bayinya.

Maliq kini menjadi pribadi yang hangat seperti Maliq kecil dulu. Nenek Rose sangat senang dengan perubahan positif dari Maliq. Ada hikmah di balik musibah yang menimpa mereka 3 tahun yang lalu. Pengorbanan Clarissa kini berbuah manis, jika saja Clarissa tidak berkorban mungkin ia tak bisa melihat Maliq yang sekarang.

Tiffany tumbuh menjadi anak cantik nan centil. Beberapa kali ia tertangkap kamera sedang bergaya layaknya model yang berjalan di catwalk. Alena mengurus Tiffany dengan sangat apik. Semua baju yang melekat di tubuh Tiffany adalah hasil karya dari Alena dan Abigail. Mereka mendandani Tiffany layaknya boneka barbie yang sangat imut.

Semenjak Clarissa meninggal, Abigail meminta ijin Maliq untuk tetap mengunjungi Tiffany karena dia adalah anak dari pria yang di cintainya. Sampai kapanpun ia tak bisa menggantikan Daren dengan lelaki manapun. Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai ibu ke dua bagi Tiffany.

Siang ini, Tiffany pulang dari play group dengan wajah yang cemberut. Sejak di mobil tadi, ia nampak murung. Kamil menjadi bingung untuk menghadapi tingkah laku anak berusia 4 tahun ini.

"Hai sayang, kenapa wajahmu murung begitu. Cerita sama momy, apa yang terjadi di sekolah?" tanya Alena lembut.

"I hate you mom!" teriak Tiffany sambil berlari menaiki tangga.

"Wait Fy, hati-hati! kamu bisa terjatuh. Bella, follow her" perintah sang majikan.

Alena tidak bisa mengejar Tiffany karena usianya kandungannya sudah 9 bulan. Alena menaiki tangga itu satu persatu dengan hati-hati. Semenjak Alena hamil, Maliq memindahkan kamar mereka ke bawah agar istrinya tak perlu melewati tangga.

Alena mengetuk pintu Tiffany sambil memanggilnya dengan lembut namun tak ada jawaban dari putrinya. Alena membuka pintu itu dengan perlahan.

"Don't disturb me mom!" pekik Tiffany.


Ketika malam hari, Tiffany tertidur dengan lelapnya. Tiffany mulai masuk ke alam mimpinya. Ia melihat sebuah taman bermain dengan ayunan yang terbuat dari akar pohon yang di rambati dengan bunga kecil. Ia melihat sesosok wanita cantik dengan rambut panjang yang tergerai dengan indah.

"Who are you?" tanya Tiffany.

Wanita yang Tiffany panggil itu menoleh ke belakang dan tersenyum manis.

"Mommy" teriak Tiffany sambil berlari untuk memeluknya.

Tiffany memeluk ibunya dengan gembira. Selama ini ia begitu merindukan ibunya, keinginannya untuk memeluk sang ibu kini telah terpenuhi walaupun dalam mimpi.

"Kenapa kau nakal sekali tadi. Tak sadarkah jika perbuatanmu tadi menyakiti hati mommy Alena. Apa salah mommy Al?" tanya Clarissa.

"Aku benci mommy Al. Aku tidak ingin adik kecilku lahir. Kalau dia lahir, mommy Al dan daddy tidak akan sayang lagi padaku." jawab Tiffany dengan sesegukan.

Clarissa memeluk putrinya sambil mencium puncak kepalanya.

"Kau tahu, daddy bukanlah kakak kandung mommy tapi daddy sangat menyayangi mommy. Semenjak nenek dan kakek meninggal, daddy  Maliq selalu menjaga mommy. Daddy tak hanya menjadi ayah sekaligus ibu bagi mommy, tapi dia adalah teman dan sahabat bagi mommy." jelas Clarissa panjang lebar.

Assalamualaikum My Beloved (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang