Pukul 19.15 Althaff datang bersama dengan gadis kecil yang sangat lucu. Gadis itu mengenakan dress selutut dengan rambut yang digerai. Florentine terlihat menggemaskan dengan senyumnya yang manis.
(Kira-kira dress nya kaya gini ya)
"Assalamualaikum." sapa Althaff.
"Waalaikumsalam." jawab Alena. Untuk sejenak tatapan matanya beralih pada sosok gadis manis yang berada digenggamannya.
"Who???" tanya Alena.
"This is my daughter," jawab Althaff.
"Ooohhh hai sweety, what's youre name?" tanya Alena pada anak manis yang membawa bungkusan kado itu.
"My name Florentine, you can call me Flo aunty." kata Flo dengan aksen centil khas anak-anak.
Nenek Rose datang menyapa Althaff dan putri kecilnya, beliau memberikan pelukan hangat pada mereka. Jangan kira nenek itu tidak mengenal Althaff. Ada sebuah tanda tanya besar dipikiran Alena saat melihat keakraban Althaff dan nenek Rose.
Tak lama kemudian terdengar suara kedua sahabat Alena, siapa lagi kalau bukan Abigail dan Amanda. Mereka membawa sebuah paperbag yang diyakini Alena sebagai kado ulangtahunnya. Mereka menyapa nenek Rose yang memang berada disamping Alena.
Kedua sahabatnya itu berbisik seakan memberikan tatapan tajam pada sahabatnya. Tanpa aba-aba lagi, Amanda dan Abigail memeluk Alena secara bersamaan.
"Kau berhutang penjelasan pada kami tentang hal ini!" ancam Abigail setengah berbisik di telinga Alena.
Setelah acara ramah tamah, nenek Rose mempersilahkan tamu Alena untuk duduk ditempat yang telah disediakan. Beberapa pelayan dan bodyguard terlihat sudah duduk dimeja bersama dengan tamu khusus Alena. Mereka masih belum memulai acaranya sebelum sang tuan rumah menampakkan wajahnya.
Seorang pelayan membisikkan sesuatu pada nenek Rose. Alena yakin jika pelayan itu membawa pesan dari sang majikanya. Dan benar saja, beberapa menit kemudian Maliq datang dengan Clarissa yang menggelayut manja pada sang kakak.
Semua pelayan dan bodyguard berdiri dan membungkuk memberikan hormat pada tuannya. Alena hanya melemparkan senyum pada lelaki yang kini membuat jantungnya berdetak tak karuan. Dia sendiri tak mengerti dengan tatapan yang Maliq berikan, mata itu nampak teduh dan hangat.
Tak lama kemudian acarapun dimulai. Althaff mewakili semuanya membacakan doa menurut ajaran islam, mendoakan semua hal yang terbaik baginya. Tidak ada acara tiup lilin dan potong kue, hanya ada potong tumpeng yang Alena berikan pada nenek Rose yang selama in baik padanya.
Alena sangat senang saat melihat mereka mencicipi makanan yang ia masak dengan sepenuh hati. Banyak dari mereka yang mengacungkan jempol dengan makanan yang baru pertama kali mereka makan. Suasana hangat mendominasi halaman belakang rumah besar nan mewah itu. semua orang disana tersenyum dan berincang dengan santai, kecuali Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romance"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...