Alena membuka kelopak matanya dengan susah payah mengingat pusing di kepalanya masih terasa. Yang pertama kali ia rasakan adalah kaku. Ia memaksa kelopak matanya terbuka agar ia bisa mengetahui kondisi badannya.
Alena melihat badannya di ikat di kursi kayu, begitu juga dengan tangan dan kakinya. Tubuhnya dan bisa digerakkan karena tubuhnya diikat dengan tali yang kuat. Alena memindai ruangan dimana dirinya di sekap. Gelap, hanya ada seberkas cahaya yang menelusup di antara celah lubang angin.
Ia melihat Clarissa di ikat seperti dirinya namun dengan kursi yang berbeda. Alena memanggil-manggil Clarissa dari balik lakban yang menutupi mulutnya. Nampaknya Clarissa masih dalam pengaruh obat bius itu sehingga matanya masih terpejam.
"Ya Allah, selamatkan hamba dan Clarissa." ucap Alena sambil memejamkan matanya.
Tak tok
Tak tok
Tak tok
Ketukan sepatu itu semakin lama semakin dekat. Alena terus melihat pintu yang ada di hadapannya untuk melihat siapa orang yang berani menculiknya.
Klek klek
Cekreeekkk
Terlihat lelaki dengan wajah khas latin muncul dari balik pintu itu. Ia bisa menebak jika lelaki itu lebih tua darinya, mungkin saja seumuran dengan Maliq. Lelaki itu berbicara pada salah satu anak buahnya dalam bahasa Spayol yang kurang Alena mengerti.
"Good evening Mrs. Dawson," sapa lelaki itu sambil menunjukkan seringainya.
"Mmmmmm .... Mmmmmm!" Alena mencoba berbicara padanya walaupun suaranya tak begitu jelas.
"Talk to me Mrs. Dawson?" ejek lelaki itu.
"Mmmmmm .... Mmmmmm!" Alena mengeluarkan suaranya dengan harapan lelaki itu akan membuka lakbannya.
Lelaki itu berjalan menuju arah Alena dengan santainya. Alena mengelak saat lelaki itu menyentuh pipinya.
Sreeeekkkkkk
Aaaaaaawwww
Lelaki itu membuka lakban yang menempel di bibir Alena dengan sekali tarik yang membuat Alena memekik kesakitan.
"Who?" ucap Alena dengan tegas.
"Sebelumnya perkenalkan, Aku Felix Amaro. Aku adalah teman suamimu!" kata Felix.
"Aku tidak bodoh untuk percaya jika kau adalah teman Maliq. Katakan apa maumu!" gertak Alena.
"Wooowww, easy ma'am. Kau terlalu cepat menyimpulkan maksudku membawa kalian kemari, sugar!" kata Felix sambil membelai pipi Alena dengan cerutunya.
"Kau boleh mengikatku, tapi tolong lepaskan ikatan Clarissa. Dia sedang hamil. Dia juga tak mungkin bisa kabur. Tolong," pinta Alena.
"Apa kau pikir aku akan mengabulkan permintaanmu? Hhhhmmm kalau di pikir-pikir ...... apa yang bisa kau tawarkan padaku jika aku menurutimu?" tawar Felix dengan nada menyepelekan.
Alena mengeratkan giginya untuk menahan emosinya. Apa yang bisa ia tawarkan sedangkan dirinya saja dalam keadaan terikat. Alena bingung harus memberi jawaban pada lelaki yang kini ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romance"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...