Selesai sholat dzuhur Alena merebahkan tubuhnya sejenak untuk merenggangkan urat syarafnya yang tegang akibat menahan emosi. Pertemuan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bagaimana bisa si brengsek itu menjadi atasannya!
Bodoh!
Alena yakin sudah memeriksa profil perusahaan itu dengan benar, kenapa ia tak menemukan berita tentang sang CEO?
Ingin keluar? Tapi dia telah menandatangani kontraknya sampai 6 bulan kedepan.
Bertahan?? Nampaknya itu pilihan yang berat mengingat ia harus memberbanyak stok sabar sampai 6 bulan kedepan.
"Assalamualaikum." sapa lelaki yang suaranya tidak asing lagi ditelinga Alena.
"Walaikumsalam wa rahmatullah," jawab Alena sambil memijat keningnya.
"Apa kau sakit? Nampaknya kau sedang banyak pikiran?" tanya Althaff.
"Huuufftttt .... sedikit stress, sepertinya aku butuh refresing." kata Alena.
Althaff menawarkan diri untuk mengajak Alena berkeliling besok siang jika memang di ijinkan. Althaff akan melakukan sesuatu yang dapat menenangkan pikirannya yang sedang kalut. Jika dilihat dari raut wajahnya, Alena nampak tertekan entah sejak kapan. Althaff tidak akan bertanya apa yang mengganggu pikirannya, yang ingin ia lakukan saat itu adalah berusaha mengembalikan wajah manis Alena yang tak pernah bosan untuk dipandang.
"In Syaa Allah" begitulah Alena menjawab ajakan Althaff.
Hari berikutnya.
Alena memilih mengenakan kemeja kotak-kotak yang dipadukan dengan rompi denim dan rok yang berwarna coklat muda. Penampilannya kali itu nampak casual dengan sepasang sepatu boot berwarna coklat yang membungkus kaki indahnya.
Alena berdiri didepan kaca untuk memantaskan dirinya. Tak lupa ia memoleskan make up tipis agar wajahnya tidak terlalu pucat seperti orang sakit.
Tepat pukul 10.00, Althaff telah menunggu Alena didepan apartemennya. Sebuah Land Rover berwarna hitam terparkir dengan gagah di depan apartemennya. Dia melihat sosok Althaff yang sangat tampan saat mengenakan pakaian santai.
Jika setiap hari dia melihat sosok Althaff yang rapi dan sopan dengan setelan jasnya, kini ia melihat lelaki tampan yang hanya memakai kaos yang dipadukan dengan denim dan celana yang senada dengan yang Alena kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romans"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...