LIMA PULUH

2.7K 111 15
                                    


Mata Alena mulai pegal karena seharian ini dia hanya berdiam diri sambil melihat layar ponselnya. Sesuai saran dari Tamara, dia harus banyak beristirahat agar nyeri di perutnya tidak kambuh lagi. Akhirnya dia menonton drama Korea yang saat ini sedang mewabah di kalangan perempuan seperti yang Tamara rekomendasikan.


Tok tok tok

Ceklek


Wajah Clarissa menyembul begitu saja dari balik pintu itu. Rupanya tak hanya Alena saja yang merasa bosan, adik sepupu Maliq itu juga merasakan hal yang sama dengannya. Semenjak kandungan Clarissa menginjak usia 7 bulan, Maliq begitu protective dan mengatur semua kegiatannya. Dengan kata lain, kemanapun Clarissa pergi harus mendapatkan ijin dari kakak lelakinya itu.

Tiba-tiba Clarissa ingin makan ice cream di café yang terletak di samping taman kota, dia ingin Alena menemaninya makan di sana. Sedari tadi Clarissa mencoba menghubungi Maliq namun ponselnya tidak di angkat juga. Jeremy juga tidak memberikan kabar apapun semenjak 4 jam yang lalu. Akhirnya Clarissa meminta ijin pada nenek Rose karena bayi yang ada di dalam perutnya terus saja memberontak sebelum permintaannya di turuti.

"Bawa 2 pengawal atau tidak sama sekali!" pekik nenek Rose.

"Ayolah nenek, aku akan pergi bersama Kamil dan Alena. Aku janji akan baik-baik saja dan pulang sebelum makan malam." rengek Clarissa.

"Bawa juga Thomas bersama kalian, lagipula masih ada kursi kosong di dalam mobilmu!" kata nenek Rose dengan tegas.

Dengan berat hati, Clarissa menyetujui syarat yang neneknya ajukan. Kini dia tak perduli siapapun yang menemaninya asalkan dia bisa memenuhi permintaan bayi mungil yang bersembunyi di balik perut buncitnya.

Sesampainya di café, Clarissa menghabiskan 3 mangkuk ice cream dengan lahapnya. Kamil dan Thomas meringis menahan ngilu di giginya membayangkan Clarissa mengunyah ice cream itu. Setidaknya kejenuhan Alena sedikit berkurang saat melihat tingkah lucu Clarissa.

"Cla, sorry I want a go to rest room." kata Alena.

"Kamil stop, saya bisa sendiri." kata Alena saat Kamil berdiri dari kursinya.

Mau tak mau Kamil duduk kembali dan menuruti permintaan majikannya itu.

Setelah keluar dari toilet, Alena melihat wajah yang tidak asing sedang duduk di meja sebelahnya. Kedua lelaki itu adalah Umar dan Vicky, teman seperjuangan Alena yang menuntut ilmu di negri Ratu Elizabeth ini.

Alena meminta Umar dan Vicky untuk bergabung bersama di mejanya namun nampaknya Clarissa agak keberatan karena dia hanya ingin makan ice creamnya dengan tenang. Alena meminta waktu 10 menit untuk berbincang dengan teman lamanya karena semenjak lulus kuliah mereka belum pernah bertemu lagi.

"Sorry Al, kita ga bisa dateng pas kawinan lo. Tapi sumpah ya, kawinan lo jadi trending tropic tau." kata Vicky antusias.

"Trending topic? Maksud lo?" tanya Alena.

"Asal lo tau, Maliq itu high quality mantu yang di idam-idamkan semua mertua dan lo berhasil semua cewek se London iri soalnya inceran mereka bisa lo sikat!" jelas Vicky.

"Sikat? Baju kali ah di sikat." kata Alena sambil tertawa lepas.

"Eehh ngomong-ngomong yang laen kemana? Ngumpul lagi yuk?" kata Alena.

"Lusa juga semuanya ngumpul, lo ngga lupa kan sama undangan pak Gunawan?" tanya Umar.

Alena menepuk dahinya karena lupa, "Astaghfirullah, gue lupa. Jadi kalian semua diundang sama om Gunawan juga?"

Assalamualaikum My Beloved (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang