Agus melihat sebuah ruangan minimalis dengan warna coklat sebagai warna dominannya. Ia disambut seorang sekertaris yang berdiri dibalik mejanya.
"Selamat datang Tuan Kusumoatjo. Silahkan masuk, Tuan Dawson sudah menunggu." kata sang sekertaris.
Agus melihat pintu besar nan mewah layaknya pintu istana kerajaan. Pintu itu akan membawa Agus menemui lelaki yang membuatnya penasaran sejak tadi.
Agus melihat sebuah ruangan luas namun terkesan simple dan sangat nyaman. Disanalah ia melihat seorang lelaki sedang duduk dimeja sambil membolak balikkan file yang tergeletak di atas mejanya.
"Good afternoon Mr. Kusumoatjo" sapa Maliq dengan ramah.
Agus melihat sosok lelaki misterus yang Maliq sembunyikan dibalik senyum ramahnya. Agus bisa merasakan jika lelaki ini memiliki segudang rahasia dibalik segala kemewahan yang ia miliki. Selama diperjalanan, Agus sempat mencari informasi tentang Maliq Dawson pada anak buahnya.
Jabatannya sebagai orang penting di Pertahanan Negara membuatnya mendapatkan informasi dengan mudahnya. Dixion Group, siapa yang tidak mengenal perusahaan sebesar itu.
Yang paling mencolok dari semua usahanya adalah pengadaan timah sebagai bahan baku pembuatan senjata. Hal tersebut makin mengukuhkannya sebagai perusahaan kuat yang tak sangat sulit dijatuhkan.
"Perkenalkan saya Maliq Dawson pewaris tunggal Dixion Group," kata Maliq sambil menjabat tangan Agus.
"Tidak usah berbasa basi, apa tujuanmu memangilku ke sini?" tanya Agus dengan tegas.
Nampaknya orang tua didepannya ini cukup pintar melihat situasinya. Tanpa berlama-lama Maliq langsung saja bicara pada intinya. Ia mengatakan akan mengajukan lamaran pada Alena, ia ingin membuat Alena menyandang nama Mrs. Dawson sesegera mungkin.
Agus terkejut dengan pernyataan yang baru saja didengarnya. Ia tak percaya jika seorang Maliq bisa jatuh cinta pada putrinya yang sederhana.
"Aku sudah memilihkan calon suami untuk putriku dan malam ini aku akan mempertemukan mereka." jawab Agus dengan angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romance"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...