Akhirnya setelah 1 minggu mencari, Alena dan Amanda menemukan tempat persembunyian Abigail. Tanpa pikir panjang, mereka pergi ke tempat yang dimaksud dengan perasaan tak menentu. Mereka khawatir Abigail akan lebih membenci mereka jika mereka datang hanya untuk menggagalkan pernikahannya.
Ckiiiittttt
Amanda menginjak rem dalam-dalam untuk menghindari tabrakan dengan mobil di depannya. Mereka tak tahu apa maksud dan tujuan mobil itu menghadangnya namun satu yang Alena yakini, lelaki yang kini berdiri di depan mobilnya itu bukan orang baik-baik.
"Am, kau tetap didalam mobil. Kunci pintunya!" perintah Alena.
"Jangan turun Al. Aku mundur saja."
Belum sampai 2 detik Amanda mengatupkan bibirnya, ia melihat sebuah mobil menghadangnya dari belakang. Tak ada pilihan lain selain menemui para lelaki itu.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Alena dengan tegas.
Bukannya menjawab, salah satu dari lelaki itu mendekati Alena dan melayangkan tamparan ke wajah Alena.
Plaaakkk
Satu tamparan keras mendarat di pipi Alena yang tak memiliki persiapan.
"Aku tak akan berbaik hati padamu nona. Lebih baik kau pergi sebelum tubuhmu babak belur!" ancam lelaki itu.
Bugh
Bugh
Bugh
Alena menghajar 5 pria itu mengepungnya. Satu tamparan itu dibalas dengan pukulan yang dilayangkan bertubi-tubi. Sementara Alena menghajar para lelaki itu, Amanda menggenggam erat setir dan menangkupkan wajahnya di atasnya karena tak tega melihat sahabatnya di pukuli.
Beberapa menit kemudian, dengan mudahnya Alena meringkus para penjahat yang entah darimana asalnya.
Tak lama kemudian terdengar derit ban mobil dari sebuah mobil mewah berwarna abu-abu. Para lelaki yang terkapar berusaha untuk bangun dan menyambut orang yang keluar dari mobil itu.
"Dia! Apa mungkin ini semua rencana dia?" gumam Alena dalam hati.
"Selamat siang nona Alena, saya harap anda tidak mencampuri urusan saya. Saya ingatkan sekali lagi, jangan mencoba merusak hubungan saya dengan calon istri saya." kata Daren dengan santainya.
"Daren! Hentikan kegilaan ini. Sebaiknya kau ikut denganku dan lihat keadaan Clarissa. Dia hancur Daren." kata Alena memelas.
Daren mendekati Alena dan berbisik ditelinganya "Kau yang hentikan kegilaanmu. Aku tidak akan mengulangi kata-kataku. JANGAN IKUT CAMPUR DALAM MASALAH PRIBADIKU!" kata Daren menekan kalimat akhirnya.
Daren pergi begitu saja dari hadapan Alena. Ia melirik Alena dari kaca spionnya yang masih berdiri mematung.
Amanda baru berani menghampiri Alena saat para pria itu pergi dari hadapannya. Amanda mengguncangkan tubuh sahabatnya untuk menyadarkan Alena dari lamunannya. Amanda menuntunnya masuk ke dalam mobil dan segera membawanya pergi dari tempat itu secepatnya sebelum ada kejadian buruk yang menimpanya kembali.
30 menit kemudian Amanda membelokkan mobilnya melewati gerbang rumah Clarissa. Salah seorang penjaga yang berdiri di depan pintu menghampiri Alena menyampaikan pesan dari Clarissa untuk segera menemui majikannya itu di taman belakang. Dia merasa tidak tenang selama diperjalanan karena Clarissa menghubunginya tanpa bicara apapun. Alena berlari agar cepat sampai ke taman belakang.
Alena melihat Clarissa sedang melihat buku yang ada di panngkuannya namun tidak sedetikpun membacanya. Kosong, begitulah yang Alena lihat dari matanya. entah apa yang gadis itu pikirkan sampai ia tak sadar jika Alena sudah berada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romance"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...