EMPAT PULUH TIGA

2.3K 114 4
                                    

Part kali ini agak panjang, tapi mau gimana lagi, cerita ini emang harus ada di satu part. Itung-itung buat mengobati keterlampatan update beberapa hari yang lalu.

Happy  reading semuanya

==============================================================================


Setelah sarapan pagi bersama, Maliq berpamitan pada Alena dan Dimas untuk menyelesaikan urusan bisnisnya. Maliq meminta Jeremy untuk menjadi tour guide yang akan mengantar mereka berdua berkeliling Paris. Bukan tanpa alasan Maliq meninggalkan mereka berdua, Maliq hanya ingin memberikan kesempatan terakhir pada Dimas untuk menghabiskan waktu berdua sebelum Alena jatuh dalam pelukannya.

Maliq senyunggingkan senyumnya saat memikirkan akhir dari rencananya malam ini. Bisa dipastikan, Alena akan menjatuhkan pilihan padanya daripada Dimas. Sekeras apapun usaha Dimas untuk menarik hati Alena, pada akhirnya wanita itu tidak akan meliriknya. Jangan lupa jika Maliq adalah lelaki tampan yang banyak dikelilingi oleh wanita-wanita cantik, selama ini ia memperhatikan sifat para wanita-wanita itu dan mencari kelemahan agar mereka bisa bertekuk lutut di kaki Maliq.

Bukan karena cinta atau nafsu alasan Maliq menaklukkan para wanita tersebut, bisnis gelapnya mengharuskannya menggunakan wanita untuk menyamarkan identitasnya. Terkadang Maliq membutuhkan beberapa wanita untuk memuluskan transaksinya dengan para klien.


Di dalam mobil.

"Nampaknya anda sangat hafal seluk beluk kota Paris, bukannya anda berasal dari Skotlandia Jeremy?" tanya Dimas

"Saya memang berasal dari Skotlandia, namun Paris merupakan kota kelahiran mendiang istri saya." jawab Jeremy.

"Oohh maaf Jeremy, kami tidak bermaksud menyinggungmu." kata Alena.

"Saya selalu merasa tenang jika berada di sini, setiap sudut kota ini membawa saya pada kenangan beberapa tahun yang lalu. Maaf jika anda tidak keberatan, bisakah saya mengunjungi makan mendiang istri saya?" tanya Jeremy.

"Tentu saja Jeremy, pergilah. Kami akan berjalan kaki sambil menikmati keindahan kota Paris." jawab Alena.


Jeremy's POV

Jeremy sengaja meninggalkan Alena dan Dimas agar ia bisa melaksanakan tugas yang Maliq berikan. Setelah memesan semua daftar barang yang ia tulis, Jeremy mampir ke toko bunga untuk membeli sebuket lily putih yang akan ia berikan pada orang yang special.

 Setelah memesan semua daftar barang yang ia tulis, Jeremy mampir ke toko bunga untuk membeli sebuket lily putih yang akan ia berikan pada orang yang special

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belevia Aghata, begitulah nama yang tertulis di atas batu nisan itu. Via, begitulah Jeremy biasa memanggil istrinya dulu. Jeremy meletakkan buket lily putih kesukaan istrinya sambil membelai pucuk nisan itu.

"Hai Via, maaf aku baru menemuimu sekarang. Dua tahun belakangan ini aku sangat sibuk menemani bayi besarku. Sayang aku merindukanmu, sangat merindukanmu" kata Jeremy serak.

Assalamualaikum My Beloved (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang