Sesosok lelaki terlihat memungut tabung gambar milik Alena yang sengaja di buang di tempat sampah. Lelaki itu terlihat tersenyum saat melihat langkah gontai Alena yang perlahan meninggalkan gedung.
Alena melirik ponsel di tangan kanannya sesaat setelah panggilan masuk itu berdering .
"Kalian silahkan pulang lebih dulu, aku bisa pulang sendiri" ucapnya lesu."Why Al " tanya Amanda.
"Please leave me alone " pinta Alena dengan nada setengah menangis.
Alena hanya butuh waktu untuk sendiri, menenangkan perasaannya yang kacau karena usahanya yang sia-sia.
Terselip sebuah kekecewaan kala mengingat kekacauan sore tadi. Menolong Abigail? Hati nuraninya tak bisa mengabaikan sahabatnya. Jika saja ia bisa datang tepat waktu, bisa dipastikan dirinya akan mengumpulkan desainnya tepat waktu. Ini semua gara-gara Abigail! kenapa dia masih saja mendatangi tempat terkutuk itu!
"Astaghfirullah ada apa denganku, maafkan hamba mu ini Ya Allah, hamba khilaf" ucap Alena setelah tersadar bahwa dia sedang dikuasai oleh emosi.
Sesampainya di rumah, Alena mengguyur tubuhnya dibawah kucuran shower. Pikirannya terlalu panas sehingga butuh sesuatu yang bisa mendinginkan emosinya.
Alena menjamak sholat maghrib dengan sholat isya, ia benar benar melupakan waktu sholatnya demi mengurusi sang sahabat. Tak lupa pula, Alena memohon ampun karena telah melalaikan sholatnya hari ini.
Rasa lelah dan ngantuk menggerayangi dirinya, kini dia merebahkan tubuhnya diatas sajadah sembari membaca istighfar hingga dia terlelap.
"You can't leave from me Alena" kata lelaki itu sambil mencengkram erat lengannya.
"Don't touch me!!! we're not muhrim " bentak Alena sambil menepis tangan lelaki itu.
"I''ll get you my muhrim Alena.... I'll .... and I'm promise" ucap lelaki itu sambil menunjuk jarinya ke wajah Alena.
Braakkk
"Astaghfirullahaladzim" pekik Alena dengan nafas yang terengah-engah.
Lagi lagi mimpi itu kembali menghampirinya, siapa laki-laki itu?? laki-laki yang bahkan wajahnya pun tak bisa ia ingat.
🍁🍁🍁
Pagi ini Jeremy menyambut tuannya yang baru tiba di kantor. Seperti biasa Jeremy membacakan jadwal kegiatan tuannya untuk hari ini. Jeremy pun memberikan tabung gambar Alena yang ia pungut semalam sesuai perintah tuannya.
"Gambar yang indah, tapi sayang dia terlambat " kata Maliq.
Ditempat lain terlihat Alena sedang memandangi jas milik Maliq yang tergantung di lemarinya. Jas itu memang sangat mahal hingga membuatnya ingat berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk mencuci jas tersebut. Alena tidak bisa menyimpan barang milik lelaki yang bukan muhrimnya tapi dia juga tidak tega untuk membuang jas mahal itu. Ia juga tak bisa memberikannya kepada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Beloved (Revisi)
Romansa"Don't touch me! we're not muhrim!" bentak Alena. "Oke, I'll get you my muhrim!" kata Maliq dengan tegas. Awalnya Maliq menyukai Alena karena karakternya yang berbeda namun seiring dengan penolakan yang Alena tunjukkan membuat Maliq terobsesi untu...