Siang ini Melody baru saja sampai dirumah...
"udah pulang kamu dek?"Tanya Sarah yang memang sejak hamil tinggal dirumah Maura.
"udah mba... Mba dirumah sendiri?"Tanya Melody.
"iya papa kerja... Mama kebutik... Mas kamu tadi ditelpon katanya ada operasi darurat..."Jawab Sarah turun dari tangga dengan perutnya yang semakin membesar.
"Mba gak capek bawa bayi gitu? Aku yang bayangi aja capek "kata Melody bergidik.
Sarah terkekeh.
"ini memang sudah tugas mba dek... kamu nanti pasti juga ngerasain kok..."kata Sarah duduk diatas Sofa.
"Mba... menurut mba aku bisa jadi ibu yang baik gak?"Tanya Melody.
"semua pasti bisa jadi ibu yang baik dek... Mba juga gak pernah mikir bakalan nikah diumur 19 tahun, apalagi sampai nikah sama masmu..."kata Sarah mengingat masa lalunya.
"Aku penasaran deh gimana waktu mas Naphat ngajakin Mba nikah... Yang aku tau ya... Mas itu gak pernah deket sama cewek... Apalagi sampai bawa cewek kerumah"kata Melody mengingat kelakuan masnya yang kaku itu.
"Jadi ceritanya gini..."kata Sarah mulai menceritakan awal-awal pertemuannya dengan Naphat.
✈💕✈
"hahaha... Jadi Mba tuh ingat banget waktu mas kamu ngelamar Mba... Mas kamu itu sampai bawa Mba keragunan..."kata Sarah tidak bisa berhenti tertawa.
"hah? Ngapain Mba keragunan?"Tanya Melody memegang perutnya yang mulai keram karena tertawa.
"Mas kamu ngelamar Mba didepan kandang Macan... Sambil mukanya tegang banget kayak mau Bab, dia bilang ke Mba kalau dia mau ngelamar Mba, terus dia bilang kalau sampai Mba nolak dia bakalan loncat ke kandang macan" kata Sarah.
Tawa Melody pun pecah.
"Tapi Mba nerima bukan gara-gara ancaman Mas kan?"Tanya Melody masih tertawa.
"ya ngak lah... Mba memang sudah cinta mati sama sama Masmu, malahan habis dia ngelamar Mba itu... Mba langsung peluk dia, dan kamu tau? Itu kemeja masmu udah kayak habis kehujanan, terus tangannya dingin banget... Mulai dari itu mba semakin yakin kalau dia memang cinta banget sama Mba... Sampai yang kamu lihat sekarang, bahkan dia mau berubah buat Mba... Dia jadi gak sekaku dulu kan..."kata Sarah.
Melody mengangguk mengerti.
✈💕✈
Saat sedang asyik bercerita, tiba-tiba saja suara Naphat muncul.
"lagi asyik ngobrolin apa sih? Kok asyik banget kayaknya..."Tanya Naphat mengelus lembut perut buncit Sarah.
"kepo ih... Bubar yok Bubar... Rawr!"kata Melody kemudian tertawa.
"kamu ngapain dek? Sakit tenggorokkan?" Tanya Naphat.
Tawa Sarah pecah.
"kok kamu ketawa sayang?"Tanya Naphat bingung.
"dia itu lagi ngikuti macan yang jadi saksi kamu lamar aku..."kata Sarah.
Melody tertawa tertawa kencang.
"itu apaan mas?"Tanya Melody menatap sesuatu yang ada ditangan Naphat.
"oh ini... tadi ada go send nganterin di depan... dia bilang sih buat kamu..."kata Naphat.
"Buat aku? Perasaan gak ada yang bilang ke aku mau endorse deh..."kata Melody mengambil bingkisan itu dari tangan Naphat.
Melody pun membuka isi dari bingkisan itu, sebuah ponsel keluaran terbaru.
"kamu beneran di endorse dek? Kok dia bisa tau ya kalau Hp kamu lagi rusak..."kata Naphat.
"ada notenya tuh dek... coba kamu buka dulu..."sambung Sarah.
Melody mengangguk dan membacanya.
"Selamat siang... Maaf saya baru sempat gantiin Hp kamu... Semoga kamu suka... "
- Nevan AB-
"dia yang nabrak aku? Kok dia bisa tau rumah aku sih... Mas kenal dia?"Tanya Melody.
"ya kenal lah... kamu sudah ketemu dia dek... dia kan cal..."belum sempat Naphat menjawab, Sarah segera menyela.
"dek, kamu belum makan kan? Tadi mba udah masak makanan kesukaan kamu... Makan yuk..."kata Sarah mengajak Melody makan.
✈💕✈
Selesai makan Melody masih memandang bingung ponsel didepannya... Siapa sebenarnya pria itu, kenapa dia bisa tau rumahnya dan juga kenapa Masnya bilang kalau dia kenal orang itu.
Disaat sedang frustasi tiba-tiba saja Maura masuk.
"kamu udah pulang toh... Tadi mama kira belum... "kata Maura menggantung sebuah dress bewarna hitam ke lemari.
"dress baru lagi ma? Buat apa? "Tanya Melody."nanti malam keluarga Om Ryan mau kesini lagi... Jangan lupa ya..."kata Maura menepuk pundak Melody dan keluar.
"hufftt... apalagi ini... "kata Melody menghela nafas kasar.
✈💕✈
Melody menatap pantulan dirinya di cermin, malam ini sebuah dress hitam selutut menggantung indah ditubuh rampingnya.
Polesan makeup tipis menambah kesan manis pada wajahnya.
Tak lama kemudian pintu kamarnya diketuk, kepala Megan muncul dari balik pintu.
"kamu udah siap dek?"Tanya Megan.
Melody menarik nafas panjang dan mengangguk.
"yuk turun... keluarga om Ryan udah dibawah tuh... "kata Megan.
Melody pun mengangguk dan keluar dari kamar.
✈💕✈
Sesampainya dibawah... Melody disambut hangat oleh Nadifta.
"duh kamu cantik sekali malam mini sayang..."kata Nadifta melihat tampilan Melody dari atas sampai bawah.
Melody hanya tersenyum.
"ayo duduk dulu... Masa mau berdiri terus..."Canda Jauhar, semuanya pun tertawa.
"Oh iya yan... Mana Anakmu?"Tanya Jauhar lagi.
"tadi dia bilang sudah berangkat dari kantor... Jadi mungkin sebentar lagi..."Jawab Ryan meminum kopinya.
Tak lama kemudian suara deru mobil terdengar dari luar.
"itu pasti dia..."kata Nadifta.
"Sayang kamu buka pintunya ya..."kata Maura.
"hah? Kok aku sih ma? Abang aja deh... atau kakak..."tolak Melody.
"No... Cepat buka sayang... Kasian tuh dia nunggu..."kata Maura.
Suara ketukan terdengar, dengan malas Melody pun menuju pintu. Saat pintu terbuka...
"lo!!!"
✈💕✈
Hi... Akhirnya Part 3 muncul... Maafkan karena lama up nya hehehe... Gimana part 3 nya? Semoga kalian suka yaaa😊 ... Maaf kalau ceritanya masih berantakan karena aku juga masih belajar 😁... Jangan lupa vote n komennya yaaa... Love you guysss...💕😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Air (END)
Teen FictionMelody Musical Neville, seorang gadis SMA yang harus dijodohkan dengan Nevan Adipati Barcly, seorang CEO sekaligus mahasiswa sekolah penerbangan di Aussie. Awalnya Melody menolak mentah-mentah permintaan sang ayah karena masih ada nama lain di hati...