Bab 47

692 30 0
                                    

Dont forget like n comment

Enjoy 💋

------------------------------------------------------

Hari-hari Melody dan Nevan semakin membaik. Seperti hari ini, mereka sedang asyik menikmati pagi seraya bercanda di balkon rumah mereka berdua.

"Gimana, pendaftarannya sudah beres semua?" tanya Nevan mengusap lembut rambut Melody.

"Udah kok Kak, tinggal mulai kelasnya aja nanti" jawab Melody yang berada di pangkuan Nevan.

"Kamu senang?" tanya Nevan.

"Pastinya" jawab Melody mantap.

"Maaf, karena Aku kamu jadi terjebak sama Aku disini" kata Nevan merasa bersalah.

"Ihh, apaan sih Kak. Kok jadi gini, dengerin aku ya Kak... Tanpa aku nikah sama kakak pun aku tetep akan perjuangin cita-cita aku ini. Kalaupun aku jadinya begini ya udah memang takdir aku gini" jawab Melody menatap mata suaminya.

"Yakin? kok kemarin-kemarin jutek banget sama aku?" goda Nevan.

"Itu sih ego aku aja Kak... kok jadi gini sih, udah ah gak usah di ungkit lagi" kata Melody kesal.

"Loh kok ngambek? Maafin deh. Ohiya mumpung aku libur nih, ikut aku yuk..." ajak Nevan.

"Huh? kemana?" tanya Melody.

"Nanti kamu juga tau, ikut ya" mohon Nevan.

Melody pun mengangguk setuju, "kalau gitu aku ganti baju dulu" kata Melody loncat dari pangkuan Nevan dengan cepat.

"Pelan-pelan donk sayang, kasian baby aku" omel Nevan.

"Apaan sih, biarin aja!" seru Melody berlari masuk ke dalam.

Nevan menggelengkan pelan kepalanya seraya terkekeh, hobby barunya ternyata menyenangkan.

✈💕✈

Sepanjang perjalanan Melody terus mengoceh karena sampai sekarang Melody belum tau kemana Nevan akan membawanya.

"Kamu percaya kan sama Aku, jadi ikut aja ya... Aku harus kasih tau ini ke kamu" kata Nevan lurus ke depan.

Melody pun hanya merengut kesal dan mengangguk.

Setelah melakukan perjalanan yang sedikit panjang, akhirnya mobil Nevan masuk ke sebuah area pemakaman.

"Kok kita kesini Kak? Siapa yang meninggal?" tanya Melody bingung.

Nevan tidak menjawab dan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

"Ayo..." kata Nevan pelan seraya melepaskan seatbelt Melody dan kemudian menggandengnya pelan.

✈💕✈

Mereka berdua berhenti di depan sebuah pusaran bernama Rency disana. Melody menatap Nevan penuh tanda tanya. Nevan hanya mengangguk dan kemudian tersenyum tipis.

"Apa kabar Ncy? Seperti janji Gue, Gue bawa Istri Gue kesini 😊" ucap Nevan lirih dan kemudian mengajak Melody untuk berjongkok di depan pusaran Rency.

Melody diam tidak tau harus berbuat apa. Jadi selama ini Ia cemburu pada Rency yang sudah meninggal?

"Lo mungkin gak akan nyangka kalau Gue bakal nikahin Adek sahabat Gue sendiri, Gue sendiri aja Gak pernah nyangka Ncy..." kata Nevan dengan tawa terpaksanya.

Melody menjadi Iba. Baru kali ini Melody melihat suaminya serapuh ini, bahkan saat lamarannya di tolak waktu itu pun Nevan tidak serapuh ini. Melody mengusap pelan pundak Nevan memberikan ketenangan.

Nevan menatap Melody yang ada di sebelahnya, terlihat air mata di sudut mata suaminya itu. melody tersenyum tipis dan mengusap air mata itu.

"Aku mau kenalan sama Kak Rency boleh?" tanya Melody pelan.

Nevan pun mengangguk dan membiarkan Melody ikut mengusap batu nisan Rency.

"Hi Kak Rency, sebelumnya salam kenal... mungkin kita pernah ketemu atau gak, Aku juga gak ingat. Aku Melody... Makasih ya Kak, karena udah selalu ada di samping Kak Nevan sampai Kak Nevan kayak sekarang. Aku tau sebelumnya pasti Kak Nevan sayang banget sama Kakak. Maaf karena akhirnya aku ambil kak Nevan dari kakak, maaf karena aku sempat cemburu sama Kakak. Aku janji bakalan jaga Kak Nevan sebisa Aku kak..." kata Melody lirih.

Melody bisa merasakan semua yang Nevan rasakan. begitu sakit kehilangan orang yang pernah menjadi orang terspecial di dalam hidupnya tidaklah mudah. Dan sekarang Nevan sudah lama berjuang untuk menghilangkan sakit hatinya itu.

Melody memegang tangan Nevan pelan, membuat Nevan menatapnya.

"Aku tau gimana rasanya jadi kakak, kasian Kak Rency, ikhlasin dia ya kak..." ucap Melody pelan.

Nevan masih menatap mata Melody erat, siratan kesedihan masih terlihat dari mata tajamnya.

"Kasian kak Rency kalau kakak gini terus. Dia pasti gak tenang kalau kakak masih sedih" kata Melody lagi.

Nevan mengangguk pelan, "asal kamu janji gak akan ninggalin aku?" tanya Nevan.

Melody mengangguk pelan, "Aku janji gak akan ninggalin Kakak" jawab Melody tersenyum.

"Udah sore kak, kita pulang ya" bujuk Melody.

Nevan mengangguk pelan.

"Kak Rency, aku sama kak Nevan pulang dulu ya... Nanti aku sama Kakak sering-sering main kesini biar kakak gak kesepian" kata Melody kemudian mengelus batu nisan Rency sebelum pergi.

Disusul dengan Nevan, "Gue pulang dulu Ncy, Lo jangan nakal-nakal ya disana"

Melody yang mendengar ucapan Nevan pun tersenyum tipis. Sepertinya Suaminya memang sangat menyayangi sahabatnya itu.

✈💕✈

Setelah mengunjungi makam Rency tadi, mereka berdua pun langsung memutuskan untuk pulang karena hari yang sudah mulai malam.

Setelah membersihkan diri, kini Melody dan Nevans sedang duduk santai di atas tempat tidur, dengan tubuh Melody yang berada di pelukan Nevan.

"Kak..." panggil Melody menatap wajah Nevan.

"Hmm?" tanya Nevan, matanya masih lurus ke arah televisi.

"Aku mau tanya boleh?" tanya Melody ragu-ragu.

"Tanya apa sayang? Apa sih yang gak Aku jawab buat kamu" jawab Nevan tertawa.

"Kenapa Kak Rency bisa meninggal?" tanya Melody pelan.

Nevan menghentikan tangannya yang sedang mengusap pelan rambut Melody, "kalau Kakak gak mau jawab juga gak papa kok" kata Melody pelan.

Nevan menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya menjawab.

"Dia sakit kanker hati waktu itu. Dokter bilang hidupnya udah gak lama lagi, Aku udah janji buat ada di dekat Dia waktu itu. Tapi ternyata Aku dapat panggilan buat ambil sekolah Pilot di Aussie. 2 pilihan yang berat menurut Aku waktu itu, tapi Dia nguatin Aku buat pergi dan janji sama Aku buat nungguin Aku sampai pulang. Dan ternyata Tuhan lebih sayang sama dia. 5 Bulan setelah saya berangkat ke Aussie, dia pergi" ucap Nevan lirih.

Melody menitikkan air matanya dan langsung memeluk suaminya erat.

"Gak usah di lanjutin lagi kak, Aku bisa ngerasain apa yang kakak rasain" kata Melody pelan.

Melody semakin mengeratkan pelukannya, memberikan ketenangan untuk Suaminya. Meskipun jauh di dalam hatinya ada sedikit perasaan tidak rela, karena Melody tau Nevan pernah menyayangi sahabatnya itu lebih dari sebatas sahabat.

✈💕✈

------------------------------------------------------
Next?

Love In The Air (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang