Bab 40

761 32 0
                                    

Dont forget like n comment

Enjoy 💋

------------------------------------------------------

Setelah melakukan perjalanan yang panjang, akhirnya mobil Nevan sampai di sebuah rumah dengan desain minimalis dan banyak terdapat tanaman di sana. Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan sempurna, Nevan langsung menatap Melody yang ada di sebelahnya, terlihat Melody yang sedikit gugup karena ini kali pertama bagi Melody berkunjung kerumah mertuanya.

"Gak Papa sayang, tenang ada saya di samping kamu" kata Nevan tersenyum menenangkan dan kemudian melepaskan seatbelt Melody. Di gandengnya tangan Melody keluar dari dalam mobil.

Sesaat setelah pintu diketuk, terlihat wajah ayu Nadifta dari balik pintu, "akhirnya kamu datang sayang... Mama udah nungguin dari tadi, ayo masuk" kata Nadifta mencium pipi kanan dan kiri Melody, kemudian membawanya masuk tanpa memperdulikan Nevan yang ada di sebelah Melody.

"Hmm Mam, anak Mama siapa ya" sindir Nevan.

"Kamu kan udah sering kesini, biasa juga tinggal masuk, Mama izin bawa istri kamu dulu" kata Nadifta membawa Melody pergi.

Melody menatap Nevan sekilas dan dibalas anggukan dari Nevan.

"Kapan datang Van?" tanya Rian membuat Nevan membalikkan tubuhnya dan kemudian mencium tangan papanya itu.

"Baru aja kok Pah, Papa apa kabar?" tanya Nevan.

"Seperti yang kamu lihat, menantu Papa mana Van? Jangan bilang kamu sendirian kesini?" tanya Rian karena tidak melihat batang hitung Melody.

"Nevan sama Melody kok Pah, cuman tadi Melody dibawa sama Mama gak tau kemana" jawab Nevan duduk di sofa ruang keluarga, terlihat beberapa sepupu dan kakak iparnya disana.

"Kapan datang dek?" tanya Rizal mengajak Nevan bersalaman ala laki-laki.

"Barusan kok Bang, mana Ory Bang?" tanya Nevan.

"Ory baru aja tadi tidur di kamar, mana Melody Van?" tanya Rizal.

"Di bawa Mama Bang" jawab Nevan.

"Biasa Mama kayak gitu hahaha, gimana lancar semua?" tanya Rizal.

"Apanya Bang?" tanya Nevan tidak paham kemana arah pembicaraan Abang iparnya itu.

"Yakin gak paham? Hahaha... Mana ponakan buat Abang?" goda Rizal gemas.

"Ah kalau itu nanti dulu lah Bang... belum juga seminggu, Melody juga kan masih mau kuliah dulu" jawab Nevan sedikit salah tingkah.

"Yakin bisa tahan?" kata Rizal tertawa.

"Doain aja Bang" balas Nevan kikuk.

✈💕✈

Acara inti sudah di mulai, sejak tadi Melody terlihat tidak nyaman dengan kehadiran beberapa sepupu Nevan yang terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.

"Kamu gak papa sayang?" tanya Nevan khawatir.

Melody hanya mengangguk pelan.

"Yakin? Kalau kamu perlu apa-apa bilang sama saya... ikut saya dulu yuk" ajak Nevan menggandeng tangan Melody naik ke atas. Di depan sebuah pintu bertuliskan Capt. Nevan dengan pintu bergambar pesawat disana, yang bisa Melody pastikan itu adalah kamar Nevan. Nevan mendudukkan Melody di atas kasurnya, dan kemudian berlutut di depan Melody.

"Kamu yakin gak papa? Apa kamu gak nyaman sama acaranya? Kalau kamu gak nyaman kita bisa pulang sekarang?" tanya Nevan masih memastikan.

Tanpa perintah tiba-tiba saja Melody menangis, membuat Nevan yang berlutut di hadapannya pun panik.

Love In The Air (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang