Bab 41

694 30 0
                                    

Dont forget like n comment

Enjoy 💋

------------------------------------------------------

Sebuah pesawat baru saja mendarat di bandara Paris-Charles de Gaulle Paris, angin sejuk menyambut kedatangan Melody dan Nevan. Sejak dari Indonesia tadi tangan Melody tidak pernah terlepas dari genggaman Nevan.

Mereka berdua langsung di jemput oleh anak buah Nevan yang berada disini, "Selamat datang kembali Pak Nevan dan Ibu Melody, saya ucapkan selamat atas pernikahan Bapak dan Ibu..." kata asisten Nevan yang bernama Roy, terlihat dari nametag yang digunakannya.

"Terimakasih Roy..." balas Nevan tersenyum dengan penuh wibawa, baru kali ini Melody melihat Nevan dalam mode CEOnya.

"Mari saya antar ke apartement agar bapak dan Ibu bisa beristirahat dulu" kata Roy membukakan Melody dan Nevan pintu mobil. Keduanya pun segera masuk dan mobil pun pergi meninggalkan bandara menuju apartemen tempat mereka akan menginap.

"Kamu sebelumnya sudah pernah ke sini sayang?" tanya Nevan yang sejak tadi memperhatikan wajah antusias Melody.

"Mama sempat janji mau ajak aku ke sini, tapi selalu aja gak jadi, padahal aku pengen banget kesini" jawab Melody.

"Kan sekarang sudah sama saya kesininya, gimana kamu senang?" tanya Nevan.

Melody mengangguk, namun udara sejuk Paris membuat Melody menjadi menggantuk, padahal selama perjalanan panjang tadi Melody sudah tertidur.

"Kamu ngantuk? Sini tiduran di bahu saya" kata Nevan yang menyadari Melody sejak tadi menguap.

"Gak kok Om" jawab Melody berusaha menahan kantuknya, namun belum ada 5 menit matanya sudah tidak bisa diajak bekerja sama lagi dan kepalanya pun terjatuh ke bahu lebar Nevan.

Nevan tersenyum gemas dan kemudian berusaha memperbaiki posisi Melody agar lebih nyaman, diciumnya puncak kepala Melody lembut.

✈💕✈

Mobil mereka pun sampai di apartement tujuan, Nevan melirik Melody yang masih tertidur di bahunya dan tersenyum.

"Roy, tolong bawa koper saya naik ya... saya duluan naik" kata Nevan bersiap mengangkat Melody menuju suite roomnya.

"Baik Pak" balas Roy.

Sesampainya di atas Nevan langsung membawa Melody ke kamar dan menidurkannya dengan hati-hati. Setelah dipastikan Melody nyaman, Nevan pun keluar dari kamar seraya menggulung lengan kemejanya hingga siku.

"Maaf Pak ini koper bapak" kata Roy yang baru saja sampai.

"Letakkan saja disana nanti saya bawa ke kamar, silahkan duduk... ada yang ingin saya tanyakan" kata Nevan mengajak Roy menuju sofa ruang tengah.

"Bagaimana bisa ini terjadi?" tanya Nevan mengusap wajahnya kasar, sangat lelah memikirkan masalah yang terjadi di perusahaannya saat ini.

"Sepertinya ada yang ingin menghancurkan perusahaan bapak, perasaan saya mengatakan ini pasti dari perusahaan lain pak... karena ada beberapa berita tidak mengenakkan di perusahaan kita" jawab Roy.

"Baiklah kalau begitu, besok saya akan ke kantor... saya ingin istirahat dulu hari ini, tolong kamu handel dulu ya untuk hari ini... silahkan kamu bisa pergi" kata Nevan menyugar rambutnya yang turun menutupi matanya.

"Baik Pak, saya permisi..." kata Roy keluar dari apartement.

"Kenapa harus begini" kata Nevan frustasi.

Love In The Air (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang