Bab 4

1K 52 3
                                    

Melody masih menunduk tidak berani menatap pria yang ada dihadapannya.

"mau sampai kapan kamu nunduk gitu? Gak capek leher kamu?'tanya Nevan.

Ya dia adalah Nevan Adipati Barcly, calon suami dan pria yang kemarin menabrak Melody.

"kok lo bisa disini?"Tanya Melody.

"seperti yang sudah papa saya bilang tadi... perkenalkan saya Nevan, calon suami kamu..."kata Nevan menjulurkan tangannya.

Melody membalas sekenanya.

"hmm... kamu sudah terima permintaan maaf saya?"Tanya Nevan lagi.

"hmmm..."balas Melody.

Nevan mengangguk mengerti.

"kamu gak mau nanya apa gitu ke saya?"Tanya Nevan menatap Melody yang masih menunduk.

Melody menelan ludahnya,

"kenapa om punya niatan ngelamar aku?"Tanya Melody akhirnya.

Nevan menghela nafas,

"alasan saya Cuma satu, karena saya suka sama kamu..."jawab Nevan mantap.
"tapi om... kita baru pertama ketemu, terus om udah langsung suka sama aku gitu aja? Om kira aku boneka... atau jangan-jangan om pedofil?"kata Melody menjauh, hingga tanpa sadar dirinya menabrak seseorang.

"kamu ngapain dek...?"Tanya Rey bingung.

"Eh... Anu...Itu... Kak... "kata Melody tak jelas.

"apaan sih dek... Sana masuk... Udah di tunggu papa didalam... Bang Nevan juga..."kata Rey.

Nevan mengangguk, sedangkan Melody sudah berlari masuk sejak tadi.

✈💕✈

Saat ini Melody sedang duduk berhadapan dengan Jauhar dan Ryan, disebelahnya Nevan duduk dengan wajah tenangnya.

"jadi, bagaimana keputusan kamu dek?"Tanya Jauhar.

Melody menghela nafas.

"sebelum Melody jawab, boleh Melody ngomong sesuatu?" Tanya Melody.

Jauhar dan Ryan bertatapan sejenak dan mengangguk.

"jadi pa, om... Melody mau bilang, maaf Melody belum bisa nernima lamaran ini... permisi..."kata Melody berdiri dan berniat pergi, namun Jauhar mencegahnya...

"kamu terima lamaran Nevan dan papa turutin semua kemauan kamu atau kamu tolak lamaran dia dan kamu harus kuliah kedokteran dan menjadi penerus papa..."kata Jauhar menusuk langsung ke hati Melody.

"Terserah papa...!" Seru Melody pergi.

Meira berniat mengejarnya, namun ditahan oleh Nevan.

"Biar saya yang kejar dia..."kata Nevan berlari menyusul Melody.

✈💕✈

Langit berubah menjadi gelap... Sepertinya cuaca sedang tidak berpihak pada Melody.

Hujan turun dengan deras membasahi bumi, Melody mendekap tubuhnya menahan suhu malam yang dingin.

Air mata masih terus keluar dari mata kecilnya. Sialnya lagi dia tidak membawa ponsel dan dompetnya.

Namun bukannya redam hujan malah semakin deras.

Melody menangis di emperan sebuah toko, trauma masa kecilnya kembali datang.

"Ma, Melody takut..."kata Melody lirih.

Melody menenggelamkan wajahnya kedalam dekapan tangannya, berusaha mencari kehangatan hingga tanpa sadar sebuah jas sudah berada di pundaknya.

Love In The Air (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang