Bab 8

841 43 5
                                    

Nevan mengacak rambutnya kasar, sebenarnya dirinya tidak setega itu meninggalkan Melody sendirian dipinggir jalan. Apalagi tas gadis itu masih ada didalam mobilnya.

Nevan hanya berniat memberi Melody sedikit pelajaran dan memberikan waktu untuk dirinya sendiri agar bisa tenang.

Nevan melirik Melody dari kaca tengah mobilnya, Melody sedang menangis tersedu disana.

Apa benar aku cemburu? Batin Nevan pada dirinya sendiri.

✈💕✈

Melody masih diposisi saat Nevan meninggalkannya tadi. Bahkan beberapa kali dirinya digoda oleh orang-orang yang lewat didepannya.

"awas aja kalau dia gak jemput aku!"Seru Melody kesal, air matanya sudah habis karena sudah menangis terlalu lama.

Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam berhenti dihadapannya, kaca mobil terbuka dan menampilkan wajah tersangka yang meninggalkannya tadi.

Melody memalingkan wajahnya malas.

"naik..." kata Nevan datar.

Melody tidak menghiraukannya.

"cepat naik atau saya beneran tinggalin kamu disini biar kamu dibawa sama tuh mba lucinta..." kata Nevan bersiap menginjak pedal gas.

Dengan cepat melody membuka pintu mobil, egonya kali ini kalah dengan hati nuraninya, daripada harus tidur dipinggir jalan malam ini.

Nevan memasangkan seatbelt Melody, tubuh mereka hanya berjarak beberapa senti saja, bahkan Melody bisa mencium aroma maskulin dari parfum ditubuh Nevan. Seketika jantungnya berdetak tak menentu.

"Kenapa liat-liat?" Tanya Nevan kembali kekursinya setelah memastikan seatbelt Melody terpasang dengan benar.

"gak usah kepedean deh om... "kata Melody cemberut.

"kode banget ya minta saya cium... " kata Nevan, matanya kembali focus kejalan.

"gak sudi!" seru Melody.

'tunggu saja nanti, kamu pasti tidak akan bisa menghindar dari pesona saya... "kata Nevan percaya diri.

Melody hanya menjulurkan lidahnya kepada Nevan.

✈💕✈

Mobil Nevan berhenti didepan rumah Melody.

"om mau masuk dulu?" Tanya Melody melepas seatbeltnya.

"Gak deh... saya langsung aja udah malam... ' jawab Nevan.

Melody mengangguk dan membuka pintu mobil, namun tangan Nevan lebih dulu menahannya, Melody menaikkan alisnya bingung.

"Maaf sudah ninggalin kamu tadi. Saya cuma gak suka kamu dekat sama temen kamu tadi... Selamat malam Melody..." kata Nevan mencium puncak kepala Melody.

Mendadak pipi Melody bersemu merah, apakah benar dirinya mulai menyukai Nevan? Batin Melody.

"kalau gitu saya pergi ya... Salam untuk om Jauhar sama Tante Maura" kata Nevan.

Melody mengangguk dan dengan cepat keluar dari dalam mobil, berharap agar Nevan tidak melihat pipinya yang sudah seperti tomat saat ini.

✈💕✈

"Aku pulang!" Seru Melody saat masuk kedalam rumah.

"sudah pulang dek..."kata Maura.

Melody mengangguk dan mencium tangan Maura.

Love In The Air (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang