Dont forget like n comment
Enjoy 💋
------------------------------------------------------
Ditemani dengan sinar rembulan malam. Nevan menatap kilauan lampu dari atas Rooftop sebuah hotel. Senyum bahagia tidak pernah hilang dari wajah maskulinnya. Sepertinya ini memang sudah waktu yang tepat untuk benar-benar menyatakan seluruh isi hati yang selama ini di pendamnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Acara promnight Melody seharusnya sudah selesai sejak sejam yang lalu, namun gadis itu masih belum memunculkan batang hidungnya saat ini. Nevan tersenyum miris, Ia masih berharap Melody tidak melupakan perintahnya tadi.
Hampir setengah jam Nevan menunggu disana. Udara malam semakin dingin, ditatapnya Rooftop yang sudah dihias sedemikian rupa itu, sepertinya malam ini harus berakhir begitu saja.
Akhirnya dengan berat hati Nevan meninggalkan lokasi itu. Namun belum sempat dirinya pergi, tiba-tiba saja pintu rooftop terbuka, membuat Nevan berdiri di tempatnya untuk beberapa saat. Seorang gadis cantik sedang berdiri disana dengan wajah panik. Siapa lagi kalau bukan Melody.
"Maaf aku telat" kata Melody pelan seraya menundukkan kepalanya takut.
Nevan masih diam di posisinya tanpa berniat untuk menjawab. Entah mengapa jantungnya berdetak dengan cepat. Nevan dibuat kaget dengan penampilan Melody malam ini yang benar-benar cantik.
Nevan berdeham sejenak menghilangkan kegugupan serta suasana canggung dan kemudian mendekat ke arah Melody.
"Saya ada disini Melody, bukan di bawah" kata Nevan menarik dagu Melody agar menatap ke arah matanya. Membuat Melody menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kenapa ditutup? kamu cantik" kata Nevan tersenyum.
"Ihh, Om liatinnya jangan gitu. Aku malu" cicit Melody.
"Malu kenapa hmm? Saya suka kok" kata Nevan. Sejujurnya ini kali pertama Nevan melihat Melody dengan wajah full makeup seperti ini.
"Udah donk Om liatinnya, Om ngapain nyuruh aku kesini?" tanya Melody.
Nevan tersenyum dan menggandeng tangan Melody untuk mengajaknya keluar lebih jauh menuju lokasi yang sudah disiapkannya sedemikian rupa.
Mata Melody berbinar melihat sebuah meja yang sudah dihias dengan lampu-lampu dan lilin yang menyala di tengahnya. Suasanya benar-benar romantis seperti di film yang sering Melody tonton.
"Kamu suka?" tanya Nevan menarik kursi untuk Melody dan membiarkan Melody duduk terlebih dahulu. Melody mengangguk pelan. Nevan tersenyum dan kemudian duduk di hadapan Melody.
"Om ulang tahun ya?" tanya Melody polos, membuat Nevan tertawa karenanya.
"Kalau Saya ulang tahun, seharusnya kamu yang kasih saya kejutan Melody. Ini hadiah kelulusan kamu dari saya. Congratulation kesayangan Nevan" kata Nevan memberikan Melody sebucket bunga lily putih kesukaan Melody.
"Om tau dari mana aku suka lily?" tanya Melody.
"Apa sih yang saya gak tau dari kamu" jawab Nevan manis, membuat wajah Melody memanas karena malu.
"Gombal terus ish. Udah kan Om... aku turun ya, makasih buat kejutannya" kata Melody berniat untuk berdiri, namun dengan cepat Nevan sudah menahan tangannya.
"Kok ditahan sih Om" protes Melody.
"Saya belum puas liatin kamu" balas Nevan, matanya masih belum lepas dari wajah Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Air (END)
Teen FictionMelody Musical Neville, seorang gadis SMA yang harus dijodohkan dengan Nevan Adipati Barcly, seorang CEO sekaligus mahasiswa sekolah penerbangan di Aussie. Awalnya Melody menolak mentah-mentah permintaan sang ayah karena masih ada nama lain di hati...