Bab 34

646 33 0
                                    

Dont forget like n comment

Enjoy 💋

------------------------------------------------------

Menurut Beberapa adat sebelum pernikahan biasanya sang calon pengantin tidak diizinkan untuk saling bertemu, adat ini biasanya disebut dipingit. 

Sama halnya dengan Melody dan Nevan, sudah hampir 5 hari mereka berdua tidak diizinkan bertemu, katanya sih agar ketika bertemu di hari H nanti mereka saling pangling satu sama lain.

Siang ini di sebuah salon Melody sedang melakukan beberapa perawatan pra pernikahan. Semua perawatan dilakukannya, tak lupa juga pijitan di beberapa area. 

Selama seminggu ini pikiran Melody tidak tenang, sepertinya Melody terkena nerves karena sebentar lagi hidupnya benar-benar akan berubah. Dirinya tidak akan sendiri lagi, tetapi akan ada yang menemani hari-harinya dalam waktu yang sangat panjang.

Rayna yang sedang menemani Melody pun menatapnya bingung, "Ngelamun aja sih Lo?" tanya Rayna.

"Hah? Kenapa Ray?" tanya Melody kaget.

"Tuh kan Lo aja sampai gak dengerin gue ngomong dari tadi, ngelamunin apaan sih?" tanya Rayna lagi.

"Gue cuma kepikiran aja, gimana masa depan gue nanti" jawab Melody.

"Omongan Lo, masa depan gimana sih Mel? kan kak Nevan udah izinin Lo lanjutin sekolah. Terus apalagi yang Lo pikirin coba" kata Rayna gemas.

"Iya sih, terus kalau misalnya ternyata gue hamil sebelum gue lulus gimana? anak gue mau di kemanain? Bapaknya terbang terus, lah gue sibuk kuliah..." kata Melody polos.

"Ya ampun Mel, Lo udah ngebet banget ya sampai udah mikir ke sana" goda Rayna membuat wajah Melody bersemu merah.

"Ya ngak juga, tau ah! Gue males curhat sama Lo" kata Melody kesal dan kemudian bangkit untuk melanjutkan perawatan yang lainnya.

✈💕✈

Sementara di kantornya Nevan sedang termenung memikirkan Melody. Baru 5 hari mereka tidak bertemu, tapi hatinya sudah benar-benar merindukan gadis kecilnya itu.

Nevan menatap sebuah photo yang ada di atas meja kerjanya, photonya bersama dengan Melody beberapa tahun yang lalu. Photo itu diambil saat dirinya dan keluarga Melody berlibur ke Disneyland hongkong. Saat itu Melody masih kecil, Melody tersenyum senang di samping Nevan dengan permen kapas berbentuk mickey mouse di tangan kanannya. Pada saat itu Nevan belum ada pikiran akan menyukai adik dari sahabat dekatnya sendiri.

"Saya gak nyangka kamu bakalan bener-bener jadi milik Saya Mel" kata Nevan pelan.

Mata Nevan perlahan melihat ke laci di meja kerjanya. Sudah hampir 4 tahun dirinya tidak membuka laci itu. Setelah mengumpulkan semua kekuatannya akhirnya Tangan Nevan pun perlahan membuat laci kerja itu.

Sebuah photo berframa pink dan sebuah amplop kecil berwarna pink terlihat di dalam sana. Dengan helaan nafas pelan Nevan mengambilnya. Nevan tersenyum tipis, di photo itu seorang wanita cantik sedang memeluk lengan Nevan hangat dan Nevan yang merangkul pinggang wanita itu manis. Tanpa sadar air mata keluar dari sudut mata Nevan. Wanita itu adalah orang yang paling bersejarah dalam hidupnya, orang yang terus mensupportnya di saat dirinya benar-benar down.

Love In The Air (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang