Arga masuk kedalam rumah dengan senyum yang mengembang di bibirnya, tersenyum manis kearah Faizha yang kini juga tengah tersenyum manis kearahnya.
Arga menyodorkan buket bunga mawar merah yang sangat cantik, serta paperbag yang berisi coklat kesukaan Faizha di dalamnya.
Senyum Faizha seketika mengembang. Faizha sangat senang dengan perhatian-perhatian yang di berikan Arga padanya, walaupun Arga sibuk tetapi Arga tidak pernah melupakannya, dia selalu menyempatkan waktu untuknya. Ternyata terbukti ucapanya--yang dia ingin menjadi suami yang baik untuk Faizha. Dan itu pula yang membuat Faziha berusaha juga menjadi yang baik.Hati faizha bergetar mendapat perlakuan seperti ini. Setidaknya setiap pulang dari kantor suaminya ini selalu membelikanya setangkai bunga mawar yang membuatnya senang. Atau juga dengan sekarang beberapa kali membawakanya bertangakai-tangkai mawar dalam bentuk buket, yang membuatnya semakin bahagia.
Apa Faizha sudah mencintai Arga. Mungkin saja. Tapi menurut Faizha biarkan rasa ini perlahan mengalir. Sakit hati karna di khianati terus berputar di otaknya bagaimana Rendi dulu padanya. Tapi dengan perlakuan Arga, ini sedikit membuat itu menghilang dari pikiranya.
Faizha dan Arga makan malam bersama di meja makan dengan hikmad. Sesekali tertawa mendengar cerita dari salah satunya.
Jika di lihat mereka seperti pasangan ideal yang sangat bahagia. Mungkin saja. Tapi entah dengan perasaan keduanya."Zha. Em aku mendapat tugas keluar kota mungkin satu bulanan. Tidak apa kan?" Tanya Arga sedikit ragu.
Terlihat perubahan dari wajah faizha yang tadinya bahagia menjadi datar. Tapi di cobanya untuk tetap tersenyum walau terkesan terpaksa.
Faizha menganguk.
"Iya nggak papa. Itu kan sudah pekerjaan mu," ucap Faizha tersenyum.
Soal panggilan Faizha pada Arga memang tidak ada pangilan khusus seperti pasangan lain. Tapi Faizha sudah sedikit demi sedikit berbicara lembut pada Arga tak seperti awal dirinya menikah dulu.
"Kamu tinggal di rumah orang tua ku ya. bunda sama Ayah Katanya kangen sama menantu kesayanganya ini." Ucap Arga sambil tersenyum menampilkan sederet gigi putihnya.
"Iya, aku juga kangen sama bunda sama Ayah."
***
"Assalamualikum."
"Wa'alaikumusalam," Sahutan terdengar dari dalam, yang tidak lain adalah Aminah ibu dari Arga.
Senyum Aminah mengembang milihat kedatangan Faizha dan Arga, di peluknya tubuh Faizha dengan erat dan sayang.
"Hehe-- bunda." kekeh Faizha, karna Aminah memeluknya sangat erat.
"Bunda nih, aku anaknya nggak di peluk masa," Rajuk Arga dengan mempautkan bibirnya, Aminah dan Faizha pun terkekeh melihat Arga yang merajuk.
Aminah merentangkan tanganya dan langsung di sambut pelukan hangat Arga.
"Ayo masuk, Ayah dah nunggu di dalam."
Mereka berjalan kearah ruang keluarga yang terdapat Hadi,Ayah Arga di sana.
Faizha langsung mencium punggung tangan mertuanya itu di ikuti Arga yang langsung memeluk Ayahnya.
***
Setelah lama mereka berbincang-bincang dan sesekali tertawa mendengar gurauan salah satunya. Akhirnya Aminah menanyakan hal yang sedari tadi mengganjal di pikiranya.
"Nak, bagaimna soal cucu untuk Bunda sama Ayah?" tanya Aminah dengan Ragu-ragu. Faizha dan Arga keduanya tersentak mendengar pertanyaan itu.
Arga dan Faizha mereka saling memandang satu sama lain, entah mereka bingung mau menjawab apa.
Sebenarnya keduanya belum memikirkan soal momongan. Semuanya masih mengalir begitu saja. Untuk hubungan itu masih jauh dari pikiran mereka. Arga yang sibuk dengan pekerjaannya, Faizha yang sibuk dengan kuliahnya, itu yang mejadi salah satu pertimbanganya, dan yang sebenarnya bukan itu masalahnya. Ada hal lain yang membuat Arga belum siap untuk yang ini. Tapi sebenarnya di bawah lubuk hati Faizha, Faizha sudah siap untuk dirinya menimang momongan."Emm-- mungkin belum rezekinya Arga sama Izha bun,"Jawab Arga sedikit ragu-ragu. Karna sebenarnya mungkin bukan soal rezekinya Arga atau Faizha ini soal keduanya belum atau enggan menjemput rezeki itu.
Faizha sedari tadi hanya menunduk, entah hatinya sedikit sakit mendengar ucapan Arga bukan rezeki menurut izha ini kesalahan keduanya. Bukan cuma mertuanya sebenarnya yang menginginkan bayi itu, Faizha pun menginginkanya. Walaupun entah Faizha tidak bisa menjabarkan apa yang dia rasakan pada Arga, tapi soal anak-- Faizha suka anak kecil. Dan beberapa minggu belakangan ini Faizha selalu kepikiran bagaimana jika dirinya memiliki anak.
Tapi Faizha sadar, dirinya harus memperbaiki diri dulu sebelum mendapat bayi yang dia inginkan dari hasil pernikahannya ini.
"Ya udah zha nggak usah sedih, maaf ya, bunda minta maaf." ucap Aminah sambil memeluk tubuh Faizha.
"Iya bun," faizha tersenyum manis pada Aminah dan di balas senyum tak kalah manis dari Aminah.
"Ayah bunda.Arga pamit ya, mau pergi sekarang soalnya." pamit Arga dengan mencium dan memeluk kedua orang tuanya bergiliran.
Faizha,Aminah, dan Hadi mengantarkan Arga sampai depan rumah. Baru saja Arga mau masuk dalam mobilnya seketika dirinya berbalik, berjalan dengan gerakan cepat menuju Faizha.
Cup
Arga mengecup singkat kening Faizha dan tersenyum sangat-sangat manis pada faizha.
"Aku pamit, kamu baik-baik ya," ucap Arga sambil mengelus kepala Faizha yang di tutupi kerudung segi empat coklat.
Faizha menggapai tangan Arga dan menciumnya cukup lama. Setelah itu Arga kembali berjalan kearah mobilnya dan mengendarainya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah Orang tuanya itu.
Nah kira-kira apa ya yang bikin si Arga belum mau punya momongan..?
Si izha dh mau lho ga :VLanjut bacanya ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...