Setelah mengantarkan Erina pulang Faizha pun berpamitan pulang. Pulang kerumah mertuanya. Tadinya ingin pulang kerumah orang tuanya tapi niat itu dia urungkan.
Faizha mengendarai motor merahnya, dengan perlahan menembus hari yang semakin gelap. Matanya lurus menembus jalan.
Sampai di rumah Faizha langsung melengang masuk. Suasana rumah sedang sepi, karna semua sedang di rumah sakit menjaga Arga. Oh ya Ampun Faizha baru sadar bagaimana keadaannya suaminya kini. Tadi Arga sudah siuman tapi bagaimana keadaanya sekarang.
Faizha berjalan terburu-buru menuju kamar mandi membersihkan badanya yang kotor. Setelah mandi Faizha melaksaanakan Solat magrib dan setelahnya meminum obat pereda sakit kepala, sakit kepalanya di akibatkan kehujanan dan banyak pikiran.
Padahal Faizha belum sempat beristirahat, tapi mau bagaiman lagi Faizha benar-benar mencemaskan Arga saat ini. Faizha berjalan cepat mengambil tas nya dan selanjutnya keluar mengendarai motornya.
Sampai di rumah sakit yang di tuju faizha langsung berjalan cepat menuju ruang inab Arga.
"Assalamualaikum," salam Faizha sambil membuka perlahan pintu. Dari dalam ruangan terdengar balasan salam menyahut Faizha.
Di ruangan itu terlihat Arga yang sedang tertidur, kepalanya yang terperban masih terlihat sedikit bercak darah. Ibu mertuanya sedang duduk di samping Arga tanganya terus mengelus Arga. Dan ayah mertuanya terlihat sedang kelelahan tidur di sofa ruangan itu.
Faizha berjalan mendekat kearah ranjang Arga duduk di kursi yang bersebrangan dengan Ibu mertuanya itu.
"Faizha kamu sudah istirahat. Kenapa cepat sekali?" Tanya Aminah yang melihat Faizha nampak kelelahan.
"Ah, aku khawatir sama mas Arga bun." ucap Faizha.
"Kan ada Bunda Zha. Kamu harus istirahat dong." Aminah menatap Faizha dengan tatapan Khawatir. Melihat wajah Faizha yang nampak sayu.
"Hem iya bun, Izha nggak papa kok." ujar Faizha meyakinkan.
"Mending sekarang bunda sama Ayah pulang aja. Biar aku yang jaga mas Arga. Bunda pasti lelah. Kasian juga bun, itu ayah udah keliatan cape banget," ucap Faizha tak enak hati melihat Hadi, mertuanya yang seperti kelelahan.
"Em--ya udah bunda pulang ya. Jaga Arga," ucap Aminah lalu menyalimi Faizha dan langsung melangkahkan membangunkan suaminya, setelahnya keluar ruangan bersama dengan Hadi.
Setelah Aminah dan Hadi pergi dari ruang inab Arga. Hanya susasana hening yang terjadi di ruangan itu. Faizha masih duduk di samping Arga, tanganya mengelus lembut tangan Arga dengan kepala menunduk kebawah, menerawang pemikiran-pemikiran yang melintas di otaknya. Sedangkan Arga yang baru saja terbangun hanya diam menatap Faizha yang nampak berbeda dari bisanya. Entah apa yang sedang Faizha pikirkan Arga tidak tau dan itu membuatnya penasaran.
"Faizha," panggil Arga dengan suara lirih.
"Kenapa mas, ada yang sakit? Atau mau minum?" Tanya Faizha dengan cepat dan panik. Arga yang terbaring tersenyum, mendengar Faizha yang namapak cemas.
"Mas?" Tanya Arga memastikan apa yang baru saja di dengarnya itu benar.
Faizha tersenyum "iya Mas, sekarang aku bakal manggil kamu mas." Arga yang mendengar itu semakin melebarkan senyumanya.
Selanjutnya suasana hening kembali menyapa, membuat Arga tak tahan untuk tak menanyakan sesuatu.
"Kamu kenpa Zha?" Tanya Arga yang nampak bingung dengan sikap Faizha yang nampak tidak biasanya. Cenderung diam. Padahal biasanya Faizha akan banyak bertanya, atau menceritakan sesuatu.
"Ah nggak mas," Gugup Faizha. Bukan Faizha ingin menyembunyikan semuanya, tapi Faizha masih enggan menceritakan semua. Pendiriannya masih kekeuh ingin mencari tau semuanya sendiri. bukan tidak percaya dengan Arga tapi Faizha merasa puas jika mendapatkan hawabnya sendiri. Atau memang ini bentuk sedikit keraguan Faizha.
"Izha, kalo ada apa-apa cerita sama Mas ya," ucap Arga dengan bibir yang membentuk lengkungan serta tangan yang kini mengelus puncuk kepala Faizha.
"Iya mas," ucap Faizha lirih dengan bibir yang membalas senyum Arga.
***
Lima hari sudah Arga di rawat di rumah sakit. Alhamdulillah Karna kecalakan itu tidak terlalu parah, tapi benturan di kepalanya sedikit kuat yang membuat Arga harus menjalani pemeriksaan lanjut dan ternyata kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi tidak terjadi dan di nyatakan baik-baik saja.
Saat ini Arga sedang berbaring di tempat tidur walaupun Arga tidak mengalami cidera parah. Pihak dokter selalu mengingatkan untuk tidak banyak bergerak dulu sampai Arga benar-benar pulih.
Sedangkan Faizha masih sama seperti kemarin selalu menemani Arga. dengan telaten merawat Arga. Menyuapi makan, membantunya kekamar mandi dan lain sebagainaya. Pemikiran-pemikiran yang dulu telah lenyap dari kepala Faizha. Saat ini hanya satu tujuanya hanya berbakti pada Arga suaminya. Semua pekerjaan sebagai istri selalu Faizha kerjakan dengan senag hati.
Dan soal Erina itu. Ah faizha sampai lupa. Biar Faizha akan mencari taunya nanti. Belum sampai saat ini Faizha masih diam tutup mulut soal itu, entah perubahan ini membuat Arga curiga atau tidak, tapi sebisa mungkin Faizha menutupinya.
Faizha memandang wajah damai suaminya. Ya cinta itu semakin tumbuh kala menatap wajah damai suaminya. Ada sedikit rasa sedih dan takut dalam diri Faizha. Takut apa yang menjadi miliknya kini hilang dari genggamanya. Walau Faizha menyerahkan semua pada Allah, tapi tetap Faizha takut akan hal-hal yang di takutkannya terjadi. Tapi Faizha yakin apa yang sudah di berikan Allah untuknya tak mungkin tertukar Faizha percaya itu.
Dretttttt...
Getar Ponsel Faizha menyadarkan dari lamunannya. Segera Faizha mengambil ponselnya yang tergeletak di sampingya. Membuka pesan yang ternyata dari Sahabatnya.
Amel
Izha, kamu di mana sih? Cepet buruan. Udah di tunggu dosen ini. Cepet kumpul tugas Zha!!!
Faizha menepuk jidatnya dengan keras. Sedangkan matanya masih menatap isi pesan dari Amel yang dia tau Amel sedang panik dan marah besar padanya. Segera Faizha mengambil tasnya yang tergantung dan tugasnya di meja kerjanya. Dengan terburu-buru Faizha lari masuk kedalam mobil yang memang terparkir di depan rumah mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Lagi-lagi Faizha menepuk jidatnya dengan keras. Faizha lupa akan memberitahu Arga. Faizha langsung menepikan mobilnya sebenatar dan mengirim pesan pada Arga.
To : Mas Arga
Mas, Aku lagi pergi ke kampus. Mau ngumpul tugas. Kalo ada apa-apa bilang ya mas.
Faizha langsung kembali mengendarai mobilnya menuju kampus. Panik, faizha sangat panik. Karena hampir saja lupa. Mungkin jika Amel tidak memberi tahunya Faizha akan betulan lupa. Bagaimana mungkin faizha lupa dengan tugasnya yang memang dia persiapkan sejak lama bisa-bisa dia menjadi maha siswa abadi jika tidak memgumpul tugas itu. Yah ini semua karna Faizha kebanyakan memandang Arga sampai-sampai semuanya di lupakanya.
---------------
Spesial 12:12
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Tâm linh(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...