44. LMLY (Maafkan)

87.5K 4K 54
                                    

Faizha berdiri di depan rumah sederhana dengan pekarangan di penuhi tanaman-tamanman perlahan kaki Faizha mulai melangkah selangkah demi selangkah mendekati rumah itu. Kini Faizha berdiri tepat di depan pintu hitam yang terbuat dari kayu, tanganya melayang keatas mengepal siap mengetuk rumah, tapi sejenak Faizha terdiam. Menginagat kejadian sebulan yang lalu.

Flasback

Faizha menatap dua orang di depanya seorang pria yang sedang berjalan beriringan dengan wanita yang sedang mengunakan tongkat kruk di tangannya, berjalan kearah mobilnya. Ya itu Arga suaminya sedang berjalan bersama Erina yang sedang berjalan tertatih. Faizha dapat melihat bagaimana raut wajah Erina kosong dengan pandangan lurus tanpa berfokus pada apapun.

"Sudah cukup kak, aku bisa sendiri lebih baik aku pulang sendiri!" Pekik Erina dengan tatapan masih sama kosong ke depan.

"Sekali saja Erina," mohon Arga.

"Dengarkan kakak Erina, setelah ini apapun yang kamu minta aku bakal turuti," ucap Arga, yakin sebenarnya ada diri Arga yang tak benar-benar yakin dengan ucapanya. Bagimana bisa Arga melepas Erina dengan seorang diri. Bukan egois tapi Erina seorang diri di sini.

Erina tak menyahut mengiyakan atau menidakkan ucapan Arga Erina tetap diam. Arga yang tidak mendapat balasan Eina menganggap itu jawaban 'iya' Arga kembali berjalan di samping Erina.

Faizha masih terdiam, menatap mobil yang membawa kedua orang tersebut melaju membelah jalan. Faizha mendengar itu. Terserah orang berkata apa, berkata jika dirinya bodoh telah di permainkan Arga. Tapi Faizha terus menyakinkan dirinya untuk menerima hal-hal positif walau jujur ada hati kecil menolak itu semua. Faizha tak mau egois untuk satu ini, karna bukan hanya dirinya yang tersakiti di sini, tapi semuanya, siapa yang bisa di salahkan TAKDIR tapi takdir Allah adalah sebaik-baiknya rencana, dan Faizha sebisa munggin tetap memikirkan kebaikan.

Faizha janji setelah ini Faizha akan menemui Erina menyelesaikan semunya.

Falsback off

Dan di sini lah Faizha sekarang setelah satu bulan yang lalu mungkin saat ini adalah waktu yang tepat. Jika banyak yang berfikir Faizha akan datang menyelesaikan semuanya menceritakan semuanya dan berakhir Erina masuk rumah sakit karna kaget, siapapun akan salah. Faizha datang kemari bersedia dengan lapang dada membantu Faizha mengingat serpihan ingatanya yang belum setabil atau membantu Erina sekedar berbagi cerita. Faizha telah menganggap Erina adalah sudaranya sendiri.

Tangan Faizha yang menggantung di pintu segera Faizha dekatkan dan mengetuk pintu itu dengan pelan tapi keras.

"Assalamualaikum," ucap Faizha, tapi tak ada balasan suara dari dalam sana. Faizha kembali mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Tapi juga tak kunjung ada balasan, tangan Faizha kembali menggantung tapi suara mengintruksinya untuk cukup mengetuk pintu.

"Wa'alaikumusalam," Faizha mengembuskan nafasnya lega mendengar balasan dan beberapa saat pintu terbuka menampilkan sosok perempuan berhijab pink menatap kearahnya. Erina. Apa yang Faizha lihat pertama kali, mata sayu, Faizha bisa melihat itu pipi cabi Erina pun kini sudah semakin tak nampak atau mengecil, bibirnya pun nampak sedikit pucat.

"Maaf ada keperluan apa ya mbak?" Tanya Erina menatap Faizha. Faizha menyerit bingung 'Erian tak mengenalinya' dan beberpa saat Faizha sadar  menepuk keningnya membuat Erina di depanya menyerit bingung. Cadar, ini adalah pertemuan pertama setelah Faizha memakai cadar jelas Erina tak mengenalinya. Faizha terkekeh di balik cadarnya.

Faizha mendekat kearah Erina dan memeluknya membuat Erina semakin bingung dan tak mengerti.

"Ini aku Er," ucap Faizha.

Let Me Love You (Complete✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang