"Assalamualaikum, Izha berangkat dulu ya, Bunda." Faizha keluar dari rumah mertuanya itu, segera ia mengendarai motor matic merah kesayangannya. Kemarin dia meminta supir yang ada di rumah orang tuanya mengantarkan motor itu kemari. Sebenarnya mertuanya melarangnya mengendarai itu dan menyuruh Faizha pergi ke kampus di antar supir keluarga itu. Tapi Faizha menolak dengan sopan.
Untung suasana jalan yang di lewati Faizha ini cukup lenggang dan bisa membuat Faizha cepat sampai ketempat dimana ia menempuh pendidikan itu.
Setelah lima belas menit berkendara akhirnya Faizha sampai juga di kampus. Dia memarkirkan motornya di parkiran setelah itu berjalan kearah ruangan kelasnya. Baru saja Faizha mau masuk kedalam ruangan kelasnya, tapi Suara mengintruksinya untuk berhenti.
Dretttt
Suara ponsel Faizha bergetar, langsung Faizha mengambil ponsel itu dari tasnya. Ternyata itu panggilan telefon dari ibu mertuanya. Tercetak nama Bunda di layar ponselnya.
"Halo, Assalamualaikum,bun"
"................................................"
"Apa!!!"
Faizha langsung mematikan ponselnya terserah saat ini Faizha tidak terlalu memikirkan mau dia tidak sopan pada mertuanya karna mematikan telefon terlebih dahulu, dia tidak memikirkan itu, yang saat ini dia pikirkan di otaknya hanya Arga.
Faizha berlari kearah motornya dengan cepat, Air mata terus menetes di pelupuk matanya. Suara isakan pun sesekali terdengar. Orang-orang yang meliat Faizha menangis pun hanya melihat dengan kebingungan.
Faizha memacu motornya dengan kecepatan tinggi, Faizha tidak urus dengan orang orang yang mengelaksonya. Sekarang yang Faizha pikirkan hanya bagaimna dia bisa sampai kerumah sakit dengan cepat.
Hampir saja Faizha menabrak trotoar jalan karna berbelok dengan cepat-cepat untung Allah masih berbaik hati padanya dan membuatnya tidak jatuh.
Akhirnya setelah dua puluh menit Faizha sampai di rumah sakit yang di tunjukan Aminah tadi di telefon.
Faizha memakirkan motornya sembarangan, Faizha sudah tidak peduli dengan apapun.Faizha memasuki rumah sakit, berlari melewati lorong rumah sakit, mata Faizha clingak-clinguk mencari keberadaan kamar suaminya itu. Untung saja ada suster yang lewat, segera Faizha bertanya pada suster tersebut di mana ruangan 3A dan Suster menunjukannya, seketika Faizha langsung berlari kearah ruangan itu.
"Bun, bagaimana keadaan Mas Arga?" Tanya Faizha panik pada Aminah yang sedang duduk di samping ranjang Arga. Oh ya Entah tentang embel-embel mas itu dia dapat di mana.
"Dia belum sadar Zha, tapi dia udah nggak papa kok Zha kamu tenang ya?" Ucap Aminah memeluk tubuh Faizha. Dirinya sebanarnya sedih, tapi dia harus kuat demi anak-anaknya ini.
"Bunda urus Administrasi dulu ya, sambil nunggu Ayah di depan." ucap Aminah lalu keluar dari ruangan itu.
Faizha menangis, air matanya mengalir dengan sangat deras melihat Arga yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu dengan Alat-alat medis yang bertengger di tubuhnya. Faizha mengambil dan menggenggam erat tangan Arga, sesekali dia menciumnya.
Terlihat darah yang mengering di perban putih yang menutupi kepala Arga, Faizha sedikit meringis melihat itu.
Sampai akhirnya Faziha tertidur dengan kepala yang menyandar di ranjang dan tanggan yang terus mengenggam erat tangan Arga. Sampai Faizha tidak sadar dan terlelap dalam tidurnya.
~
Faizha sedang berjalan di padang rumput yang sangat luas, dimana pun mata memandang dan sejauh apapun itu hanya terlihat padang rumput hijau itu. Dan sesekali ada bunga putih di terselip di rerumputan itu.
Faizha bingung di mana dirinya sekarang tidak ada siapapun di sini, Faizha mulai panik, langit yang tadinya cerah seketika mulai menghitam.
"Faizha.." Hampir saja Faizha jantungan karna kaget dengan suara orang yang memangilnya itu.
Faizha berbalik melihat sosok yang kini ada di belakangnya. Pria tampan itu. Pria itu adalah suaminya. Arga.
Di pandangnya wajah tampan itu, tercetak senyum manis di sana.
Arga memberikan mawar putih pada faizha. Mawar putih?. Arga tidak pernah membelikan Faizha mawar putih selalu Arga membelikanya mawar merah."Terimalah. Ini ada lah tanda." Arga terus tersenyum manis pada Faizha, entah menurut Faizha senyum itu---Ada yang lain dari senyum itu.
"Tanda...?" Tanya Faizha tidak mengerti.
Arga tidak menjawab dan malah tersenyum manis menampilakn deratan gigi putihnya. Faizha di buat semakin bingung dengan maksud Arga.
Arga mulai berjalan mundur pelahan dari Faizha, selangakah Faizha maju tiga langkah Arga mundur. Sampai akhirnya arga berbalik dan berjalan pergi menjauh.
Faizha yang masih diam di tempat dapat melihat saat ini Arga menghampiri seorang wanita. Yang dia tidak bisa melihat jelas wajah wanita itu, Arga menggenggam erat tangan wanita itu seraya tersenyum manis padanya.
Hati Faizha tertohok melihat itu. Arga terlihat sangat bahagia dengan wanita itu, terlihat dari senyum tulus dari bibirnya.
Hati Faizha semakin terisis, air matanya muali keluar dari pelupuk matanya, tangannya meremas bungga yang di pegangnya. Tak kuat melihat itu Faizha tertunduk menangis. Tak sengaja mata Faizha kembali tertuju pada bunga yang di genggamnya.
Faizha bingung, alisnya sedikit naik melihat bungga yang di genggamnya kini berubah menjadi merah dan terdapat gulungan kecil yang terikat pada tangkai bunga itu. Faizha mengambilnya masih dengan suara iskan di bibirnya.Cinta sesuci putih, mawar putih adalah ketulusan dan pepisahan. mawar merah kasih sayang dan cinta. Ketulusan dan pengorbanan yang akan membawa cinta.
Faizha terisak melihat tulisan itu. Cinta? iya saat ini Faizha mengaku telah mencintai Arga suaminya itu. Matanya kembali fokus kedepan untuk melihat Arga. Tapi sudah tidak ada Arga di sana. Awan yang tadinya mendung. Sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan bening yang sering di sebut hujan.
~
"Arga." gumam Faizha tersadar dari tidurnya.
Di lihatnya tubuh lemah suaminya itu. Faizha menghela nafas mendapati suaminya ini belum sadar. Kembali Faizha menggenggam erat tangan Arga yang tadi terlepas karna ketidak sadarnaya. Lama-lama Faizha memandang tangan Arga sedekit demi sedikit tangan itu bergerak kecil. Faizha senang terus di elusnya tangan itu dan di tatapnya wajah tampan itu. Faizha sangat antusias kala mendapati mata Arga yang sedikit-demi sedikit terbuka.
"Mas Arga"
"Erina"
~TBC~
Dorrrrr...!!!!! Arga kenapa kau.
Erina...?
Maaf kalo banyak typo.
Garing ya ceritanya. Emmm😶
[Nggak ada perubahan besar ya, hanya revisi sedikit]
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Complete✔)
Spiritual(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha langsung bangkit dari tempat tidurnya, di tegakkannya badanya. Mata Faizha menatap lekat mata Ahmad Abi...