24.LMLY (Tau)

84.5K 4.9K 136
                                    

Faizha masih menagis sesenggukan di kamar. Membalikan badannya menghadap ke tembok dengan selimut yang menutupi seluruh badannya. Badanmya bergetar karna isakan tangisnya yang semakin tak mau berhenti. Cukup bagi Faizha untuk menahanya lebih lama lagi. Kini Faizha kembali seperti dulu menjadi cenggeng, Faizha sudah tidak perduli dengan itu semua. Hatinya benar-benar hancur saat ini.

Perlahan terasa pergerakan di kasur. Faizha tau itu adalah Arga. Tangan Arga terasa menyentuh bahu Faizha. Faizha terdiam sejenak hatinya bergemuruh. Kesal rasanya.

"Faizha kamu kenapa?" Tanya Arga dengan nada tampak kawatir. Faizha tak menyahut atau pun membalas perkataan Arga. Dirinya sibuk dengan pikiranya sendiri.

"Jawab zha. Kamu jangan begini dong," Ucap Arga dengan suara lembutnya. Tanganya terulur mengelus pundak Faizha. Tapi Faizha dengan kesal mengempas tangan Arga. Membuat Arga menjadi bingung dengan sikap Faizha.

"Jawab izha. Kamu jagan gini. Aku pusing. Tiba-tiba kamu pulang dengan sikapmu yang begitu. Terus kamu nangis begini. Aku nggak tau kamu kenapa. tapi aku merasa bersalah Banget, sudah dong zha. Jagan nangis. Kamu cerita ya sama aku," bujuk Arga dengan tangan coba mengelus kembali puncuk kepala Faizha.

Faizha kini membalikan badannya mengahadap Arga. Menatap datar Arga. Arga hanya melihat Faizha nampak terkejut mungkin karna mata Faizha yang kini sudah membengkak dan mukanya yang memerah.

"Ya ampun izha," lirih Arga nampak terkejut dan kawatir.

"Kamu mau tau kenapa aku begini mas," ucap Faizha menatap tajam  kedua bola mata Arga.

"Kamu tau sendiri jawabanya mas," ucap Faizha langsung beranjak dari kasur dan memilih keluar dari kamar. Meninggalkan Arga yang masih syok dan bingung dengan ucapan Faizha.

Arga bangkit dari duduknya untuk mengejar Faizha. Arga clingak-clinguk mencari Faizha yang ternyata berada di halaman belakang rumah. Duduk di Ayunan yang mengahadap ke arah kolam renang. Arga berjalan mengahampirinya. Dan duduk tepat di samping Faizha. Faizha masih diam tak acuh dengan Arga. Sebenarnya dirinya sedang ingin sendiri tapi bagaimana lagi Arga suaminya dan ini rumah mereka. Arga punya hak untuk tempat ini.

"Izha maksud kamu itu apa?" Tanya Arga nampak bingung.

"Ku kira kamu tau jawabanya mas," ujar Faizha malas. Mata Faizha menatap pantulan bulan dari Air kolam renang. Faizha tak acuh dengan Arga.

"Apa? Apa maksudmu. Mas bingung zha. Mas nggak ngerti," ucap Arga semakin bingung.

"Jangan pura-pura tak tau mas. Aku tau semuanya." Suara bergetar menahan Air mata yang sebentar lagi lolos dari matanya.

"Kamu ini kenapa zha? Mas nggak ngerti." Arga memegang pundak Faizha yang langsung Faizha hempas. Arga semakin mengerutkan keningnya.

"Bukan aku yang kenapa tapi kamu yang kenapa mas." nada bicara Faizha  terdengar ketus dan sedikit serak akibat suaranya yang tertahan.

"Udah ya Zha. Mas nggak ngeti kamu kenapa. Mas bingung. Kamu begini. Kamu nyalahkan mas padahal mas nggak tau apa-apa. Kamu pulang sudah nangis-nagis begini. Mas bingung zha!" Nada bicara Arga nampak Frustasi. Arga mengacak-acak rambutnya bingung.

"Sekarang kamu maunya apa? Sekarang cerita sama mas. Mas bingung zha. Jagan bikin mas bingung." lanjut Arga dengan nada serak.

"Mas nggak tau apa-apa? Mas nggak tau. Hahah." Faizha tertawa sumbang Membuat Arga mengerutkan keningnya.

"Mas pura-pura nggak tau apa memang sengaja membohongi izha hah?!" Kini Faizha sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Oksigen udara yang di hirup Faizha kini tersengal-sengal.

Let Me Love You (Complete✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang